Hukum dan Kriminal

Cegah Kekerasan Anak, Lima Kecamatan di Bondowoso Jadi Pusat Pembelajaran Keluarga

Jumat, 19 November 2021 - 12:26 | 38.19k
Ilustrasi kekerasan terhadap anak (Foto: pexels.com).
Ilustrasi kekerasan terhadap anak (Foto: pexels.com).

TIMESINDONESIA, BONDOWOSOKekerasan anak di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, masih cukup tinggi. Baik kekerasan mental, seksual hingga fisik. Bahkan beberapa kekerasan seksual di Kabupaten Bondowoso, pelakunya adalah keluarga terdekat korban. Salah satunya adalah kakek korban.

Oleh karena itu, Pemkab Bondowoso melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) terus berupaya memberikan edukasi kepada keluarga.

Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak DPPKB Bondowoso, Sumariyati mengatakan, untuk peningkatan pengetahuan pola asuh anak dalam keluarga akan dibentuk Pusat Pembelajaran Keluarga (PUPAGA). 

Selain itu kata dia, juga akan dibentuk Satgas PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) tingkat kecamatan, khusus untuk pelayanan di tingkat kecamatan. 

"Adapun pelayanan dan pendampingan di tingkat desa atau kelurahan secepatnya agar membentuk Pusat Perlindungan Anak Berbasis Keluarga (PATBM)," katanya saat dikonfirmasi.

Dari rencana pembentukan tiga lembaga tersebut, diutamakan lima Kecamatan yang akan dijadikan pilot project. Lima kecamatan tersebut yakni Kecamatan Wringin, Kecamatan Maesan, Kecamatan Tlogosari, Kecamatan Botolinggo dan Kecamatan Cermee.

"Dari lima kecamatan ini, angka kasus pernikahan dini atau pernikahan usia anak masih cukup tinggi," paparnya.

Menurutnya, lima kecamatan tersebut sudah mendapatkan pembinaan pada acara Advokasi dan pendampingan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pencegahan kekerasan terhadap anak. 

Menurutnya, di Bondowoso angka perkawinan di usia anak masih tinggi dan masih menjadi masalah klasik. Akibatnya, angka perceraian juga tinggi dan rentan adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). 

"Kasus anak ditunangkan masih muda kemudian dilanjutkan dengan nikah siri. Bullying, seks bebas, kecanduan gadget juga masih menjadi kasus yang sering terjadi di masyarakat," jelasnya.

Berdasarkan data dari DPPKB Bondowoso, pada 2019 jumlah kasus kekerasan anak hanya ada 8 kasus. Pada tahun 2020 meningkat jadi 12 kasus dalam satu tahun. Sementara untuk tahun ini sampai bulan Juli kemarin, sudah ada 11 kasus yang terungkap.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES