Ekonomi

Road to IDC AMSI 2021: Wujudkan Akselerasi Digital dan Kolaborasi Pengembangan KEK Pariwisata Likupang

Jumat, 19 November 2021 - 11:41 | 33.33k
Kegiatan Webinar Road to IDC AMSI 2021 yang diselenggarakan AMSI Sulawesi Utara. (FOTO: Tangkapan Layar/Istimewa)
Kegiatan Webinar Road to IDC AMSI 2021 yang diselenggarakan AMSI Sulawesi Utara. (FOTO: Tangkapan Layar/Istimewa)

TIMESINDONESIA, MANADO – Pelaku industri pariwisata Sulawesi Utara (Sulut) meyakini di penghujung tahun ini, industri pariwisata kembali menggeliat. Prospek kepariwisataan di Sulut bertumbuh semakin dinamis karena kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Pariwisata Likupang, yang dilabeli daerah super prioritas (DSP) oleh pemerintah pusat. 

Pemerintah provinsi (Pemprov) Sulut berupaya membangun kolaborasi antar-pihak mewujudkan digitalisasi pariwisata. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Sulut, saat menyampaikan sambutan Road to Indonesia Digital Conference (IDC) Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) tahun 2021. Acara ini diselenggarakan oleh AMSI wilayah Sulawesi Utara (AMSI Sulut). 

KEK-Pariwisata-Likupang.jpgPantai Pulisan di Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Lokasi ini ditetapkan menjadi KEK Pariwisata Likupang. (FOTO: Antara)

Henry Kaitjily menyampaikan gerakan untuk mendukung pembangunan KEK Likupang yang berpusat di Kabupaten Minahasa Utara (Minut). “Tapi juga dilakukan di kabupaten/kota di sekitarnya,” katanya mewakili Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Kamis (18/11/2021). 

Ia menambahkan, Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minut tak hanya berfungsi sebagai daerah penyangga dan mendapatkan manfaat dari pengembangan infrastruktur. “Selain itu ada pengembangan destinasi di sekitar KEK Likupang melalui pengembangan desa terdekat sebagai desa wisata,” ujar Kaitjily pada webinar virtual bertema “Akselerasi Digital KEK Pariwisata dan Dukungan Perbankan”.

Akselerasi perekonomian di Bumi Nyiur Melambai ini akan banyak bertumpu pada pariwisata dengan strategi pengembangan berkonsep kolaborasi atau kemitraan. Ia menegaskan pemerintah yang mengambil posisi sebagai fasilitator dan regulator akan mengajak pihak swasta sebagai pelaksana atau pelaku usaha dan masyarakat sebagai subjek. 

“Dalam posisi itu, program pariwisata berbasis teknologi digital dapat dimasukan dalam KEK Pariwisata Likupang,” kata Kaitjily pada webinar yang diikuti sekitar 400 peserta ini. 

Menunjang KEK Likupang, Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri menyatakan, Kota Bitung akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Apalagi pengembangan digitalisasi pariwisata sejalan dengan visi teranyar Bitung di bawah kepemimpinannya yaitu Kota Digital. 

“Lewat konsep teknologi digital, Bitung yang selama ini dikenal sebagai kawasan industri dan perikanan di Sulut ternyata bisa berkembang lebih efisien, efektif dan produktif,” ujarnya sebagai narasumber dalam diskusi.

Karena itu, Maurits menyampaikan akan mendesain semua program dan gagasan dalam ranah digital. Termasuk aspek pengembangan pariwisata yang dulunya untuk sosialisasi membutuhkan biaya besar. "Saat ini kita bisa menghemat bahkan outputnya lebih aktual dan faktual lewat berbagai platform yang berkembang,” katanya.

Ia menambahkan Bitung memiliki keindahan bawah laut yang potensial menarik kunjungan wisatawan mancanegara.  Lokasinya berada pada dinding Pulau Lembeh yang kini tengah diobservasi oleh ahli dari Jerman. “Belum pernah tersosialisasi sejak awal. Menariknya, keindahan bawah laut Kota Bitung disebut-sebut merangkum seluruh pesona bahari Indonesia,” ucapnya. 

Sementara, Bupati Minahasa Utara (Minut) Joune JE Ganda yang juga menjadi narasumber diskusi menjelaskan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah penting membangun daerah super prioritas KEK Likupang. Sosialisasi dilakukan Pemkab Minut hingga ke ibukota negara agar Likupang semakin dikenal seantero Nusantara.

Eksplorasi terhadap potensi pariwisata Minut semakin giat dilakukan. Tak terbatas pada wisata alam di laut dan pesisir, juga pada potensi di aspek sejarah dan budaya. Dia juga mengatakan, pengembangan dilakukan pada potensi wisata alam buatan dan wisata pengembangan. 

“Semuanya ini dilakukan agar seluruh potensi kepariwisataan di Minut bisa terangkat, tidak hanya di KEK Likupang saja,” ujar dia. 

Untuk program digitalisasi, Minahasa Utara telah memiliki peta jalan (road map) yang dirancang pemerintah kabupaten. Joune mengatakan bersama Kementerian Kominfo, Kabupaten Minut bergerak semakin dinamis agar KEK Likupang bisa mendapatkan manfaat dalam pemanfaatan teknologi terkini dan berkelanjutan. 

Sementara itu, narasumber mewakili sektor perbankan, yakni Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Bank Sulut-Go, Meiske Kumurur, melihat pentingnya posisi industri pariwisata yang terbukti mampu mendorong perekonomian global. Dalam paparannya ia menyampaikan 10,4 persen gross domestic product (GDP) atau US$ 8,9 triliun disumbang sektor kepariwisataan. 

Industri yang masuk kategori ramah lingkungan ini mampu menyediakan lapangan kerja bagi ratusan juta orang. Pariwisata membuka peluang bagi siapa saja untuk menikmati keberagaman budaya dan keindahan alam. “KEK Likupang adalah peluang besar untuk bisnis UMKM dan menyerap investasi dari luar masuk ke Sulawesi Utara atau Minahasa Utara khususnya,” kata Kumurur.

Kumurur menambahkan sektor perbankan akan mendukung sektor pariwisata dengan menyediakan sejumlah produk berbasis digital. Bank berperan sebagai provider yang menyediakan pembiayaan usaha, layanan pembayaran hingga tata kelola keuangan di merchant. Bank juga berfungsi sebagai agregator bagi pemerintah dan merchant untuk penerimaan pajak dan retribusi. 

Di sisi yang sama, perbankan juga membantu percepatan layanan pembayaran melalui mobile dan internet banking, transaksi lewat ATM. “Seluruh produk berbasis digital itu bisa membawa banyak kemudahan ruang dan waktu bagi nasabah,” ujarnya.  

Senada dengan hal tersebut, Head Project Development PT Minahasa Permai Resort Development, Paquita Widjaya menyampaikan dalam forum yang sama, kekayaan pesona Likupang layak menjadi daerah super prioritas. Selaku pihak yang mengusulkan kawasan pesisir di Minut sebagai KEK, Paquita menyampaikan gagasan yang mendasari usulan itu terutama karena kondisi alamiah pesisir Likupang yang asri dengan bentangan laut biru dan keindahan di bawahnya. 

Ia mengatakan KEK Likupang tak hanya memiliki Teluk Pulisan yang mempesona. “Sejatinya Sulawesi Utara punya kekayaan budaya dan kuliner yang  luar biasa.Nah, ini yang menurut saya masih kurang diangkat, kekayaan budaya di Sulut, yang beragam yang tak kalah menarik dengan provinsi tetangga,” katanya. 

KEK Likupang diprediksi bisa menyumbang investasi hingga Rp5 triliun. Karena itu, Paquita menyatakan idenya adalah menciptakan marine eco-tourism, kompleks olahraga outdoor berskala internasional, ruang ekologi untuk fauna atau satwa langka, venue raksasa untuk penyelenggaraan event berskala akbar, pusat hotel dan resort tapi juga dilengkapi dengan fasilitas zero waste untuk mengatasi sampah industri. 

Di awal webinar, Ketua AMSI Sulut Agust Hari menyatakan, sejak kepemimpinan Olly Dondokambey sebagai Gubernur Sulut, pariwisata telah berkembang sebagai komoditas utama mendulang pendapatan daerah. Olly juga berperan penting mendorong perwujudan KEK pariwisata hadir di Likupang. 

“Butuh akselerasi semua pihak bersatu padu agar ambisi besar mewujudkan industri pariwisata berkelanjutan dan berbasis digital di Sulawesi Utara bisa semakin terwujud,” kata Pemimpin Redaksi Barta1.com ini menjelaskan. 

Sesi Sulawesi Utara sendiri menjadi penutup Road to IDC 2021 yang puncaknya akan berlangsung pekan depan, selama 2 hari 24-25 November 2021. Selain Sulut, ada 7 provinsi lain yang ikut tampil dalam warming up IDC tersebut selang empat hari terakhir.  

Peserta webinar AMSI Sulut ini juga berasal dari mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado, Universitas Katolik (Unika) De La Salle Manado, Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata (STIEPAR) Manado, dan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado dengan durasi kegiatan hampir tiga jam.

Selain mahasiswa, pelaku bisnis, praktisi media hingga akademisi juga ikut meramaikan IDC 2021 yang telah digelar di Sulawesi Selatan bersama tujuh provinsi lainnya yakni Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Provinsi Bali. 

IDC AMSI 2021 ini juga mendapat dukungan dari Google, BNI, Astra, Bank Raya, PT. PLN Persero, Pertamina, bank BJB, PT. Bank Central Asia. Tbk, PT. Bank Pembangunan Daerah Bali, Bank Jatim, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Bali Mall, Kedai Tiga Nyonya, MS Glow, dan Bank Kaltimtara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES