Pendidikan

Gus Baha: Sedekah ke Kiai Jangan Banyak-banyak

Rabu, 17 November 2021 - 20:57 | 138.29k
Gus Baha. (Foto: NU Online)
Gus Baha. (Foto: NU Online)

TIMESINDONESIA, MALANG – KH Ahmad Bahaudin atau biasa disapa Gus Baha mengatakan bahwa konsep sedekah harusnya mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Gus Baha menjelaskan bahwa Nabi Muhammad bersabda, pangkal dari segala kesalahan adalah cinta dunia. Yang dimaksud dunia sesuatu yang melebihi kebutuhan.

Semua yang melebihi kebutuhan dikategorikan sebagai dunia. Misalnya, kata Gus Baha, kita memiliki uang Rp 1 miliar. Kemungkinan, uang yang terpakai kisaran Rp 50 juta.

Maka, Rp 950 juta tersebut adalah sisanya yang dapat dianggap sebagai harta untuk berkompetisi dengan orang kafir.

"Jangan kamu anggap punyamu sendiri. Silakan kamu kelola sendiri, tapi niati untuk menyita harta itu agar tidak dikuasai orang zalim. Begitu juga boleh," kata Gus Baha dikutip dari Channel YouTube Santri Gayeng dengan judul Gus Baha: Sedekah Jangan Banyak-banyak tayang 17 November 2021.

Lebih lanjut, ulama Nahdlatul Ulama asal Rembang ini menceritakan, Nabi Sulaiman diberi tahu Allah SWT.

"Sulaiman! Kamu aku beri uang banyak dan kerajaan. Boleh kamu berikan ke orang lain, ataupun kamu ambil sendiri. Tapi kalau kamu ambil, niati agar harta itu tidak diambil orang fasik atau orang zalim," kata Gus Baha.

"Makanya, jika ada orang kaya yang ngaji sama saya, dan mampu beli tanah di perbatasan, wajib kamu beli. Sebab, jika dibeli orang yang suka maksiat, jadi kelab. Jika dibeli pendeta, akan jadi gereja. Berkat kamu beli, jadi rumah keluarga biasa," bebernya.

Bahkan, Gus Baha menyebutkan tidak perlu diwakafkan ke masjid, nanti bisa jadi istrinya menggerutu. Juga, tidak perlu diwakafkan ke kiai. Terkadang, katanya, ketika tua nanti bertengkar.

"Sedekah ke kiai juga jangan banyak-banyak. Pokoknya kata Nabi, sedekah itu jangan melewati sepertiga," ungkapnya.

Gus Baha menyampaikan, umat Islam mestinya meniru Nabi Muhammad SAW. Kanjeng Nabi adalah sebaik-baik makhluk. Jika mengalokasikan harta, tak mungkin salah. Itu saja sedekah di bawah sepertiga harta, dan tidak mau diberi hadiah.

Misalnya, Gus Baha memberikan contoh Rukhin punya uang Rp 1 miliar. Lalu sedekah kepada Gus Baha.

"Gus, aku beri uang 500 juta. Harusnya saya menolak. Maksimal itu 250 juta. Karena sepertiga. Paham ya?,"

"Jadi kalau bisa, sedekah itu jangan melewati sepertiga. Sebab kanjeng nabi makhluk terbaik saja, diberi sedekah oleh sahabat semua hartanya, tidak berkenan,"

"Sementara kadang kiai, ketika ada yang punya tanah seharga Rp 1 miliar, dibuat pondok saja biar berkah. Daripada untuk anak cucu. Itu salah!" tegas Gus Baha.

"Kalau itu dibuat pondok, ketika anak cucumu miskin, jadi ingat ketika lihat pondokmu, gara-gara ini aku gak punya warisan," kata Gus Baha ketika berbicara konsep sedekah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES