Pendidikan

Gedung Sekolah dari Kayu dan Bocor, MI Al-Hikmah Made Jauh dari Perhatian Pemkab Jombang

Selasa, 16 November 2021 - 20:16 | 183.49k
Salah satu kelas yang tidak layak pakai, dinding berlobang, kramik pecah hingga atap bocor yang tetap digunakan sebagai pembelajaran di MI Al-Hikmah Made Jombang (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Salah satu kelas yang tidak layak pakai, dinding berlobang, kramik pecah hingga atap bocor yang tetap digunakan sebagai pembelajaran di MI Al-Hikmah Made Jombang (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Ruang kelas jauh dari kata layak pakai, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Hikmah Made Jombang tidak pernah mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang.

MI Al-Hikmah Made yang terletak di Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini, terlihat sekilas sangat mengenaskan. Dari jumlah kelas 6 ruang, 4 ruang masih menggunakan dinding yang terbuat dari papan kayu.

Atap atau plafon terlihat juga banyak yang jebol, dinding yang terbuat dari kayu juga banyak yang berlobang dan jebol. Lantai keramik juga sudah banyak yang pecah-pecah hingga pondasi bangunan yang mulai lapuk.

Tak jarang jika terjadi hujan kondisi pembelajaran amat sangat terganggu karena banyak atap yang bocor. Kondisi seperti ini sudah lama terjadi. Baru tahun 2015 lalu sekolah yang berdiri sejak tahun 1964 ini mendapatkan bantuan pembangunan. Bantuan ini membuat ada 3 ruang yang sudah layak dipakai, tepatnya 2 kelas dan 1 kantor.

MI Al Hikmah Made aBeberapa atap atau plafon kelas MI Al-Hikmah Made Jomang yang sudah bolong dan mengalami bocor saat hujan  (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)

Tak hanya fasilitas gedung dan ruang kelas yang tak layak pakai, fasilitas penunjang pembelajaran siswa juga kurang memadahi seperti buku alat penunjang lainnya.

Kondisi kelas yang mengkhawatirkan seperti ini juga ditakutkan oleh Maratus Sholihah salah satu wali kelas. Ia was-was dan takut saat belajar mengajar dengan cuaca hujan atau ada angin besar.

"Takut pasti ada, apalagi kalau musim hujan ada angin besar takut roboh," ujarnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (16/11/2021).

Maratus Sholihah menjelaskan, kondisi ruang sekolah yang tak layak dipakai ini, harus mereka syukuri sebab disinilah tempat mereka mengabdi dan mengamalkan ilmunya demi mencerdaskan anak didik di desa tempat kelahirannya.

"Kasian juga kepada anak-anak kalau hujan ada yang bocor harus pindah duduk, kalau angin besar kedinginan. Bahkan karena dinding lobang anak-anak keluar masuk dari situ. Mau bagaimana lagi sudah diingatkan kalau itu berbahaya," jelas dengan raut muka sedih.

Sementara itu Isham Asmuni (52) Kepala Sekolah MI Al-Hikmah Made mengaku jika selama ini operasional sekolah hanya mengandalkan swadaya dari lembaga dan donatur dari warga setempat.

Isham Asmuni Kepala Sekolah MI Al Hikmah Made JombangIsham Asmuni (52) Kepala Sekolah MI Al-Hikmah Made Jombang (FOTO : Rohmadi/TIMES Indonesia)

"Sementara ini operasional memang dari lembaga yayasan sendiri. Jujur kami juga tidak berani untuk meminta sumbangan ke wali murid," ungkapnya.

Sementara ini, pihak sekolah juga sudah mencoba mengajukan bantuan rehap gedung ke Pemkab Jombang maupun program Kemenag. Namun hasilnya nihil tidak ada tanggapan.

"Sudah beberapa kali mengajukan bantuan, namun katanya tidak ada anggaran masih di fokuskan pada penanganan Covid-19," bebernya.

Kini, pihaknya hanya mampu berharap ada uluran tangan dari orang yang mempunyai hati nurani besar untuk menjadi donatur merehap bagunan sekolahnya agar tetap bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran di Desa Made.

"Semoga ada orang baik yang mau menyisihkan hartanya untuk mendonaturkan ke lembaga kami. Kami ingin anak-anak khususnya di Desa Made bisa belajar dengan nyaman," harapnya mengenai sekolahnya yang sudah banyak kerusakan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES