Pendidikan

ANBK Digelar, DPRD Surabaya Masih Temukan Sekolah Negeri Kekurangan Komputer

Selasa, 16 November 2021 - 17:01 | 37.55k
Ilustrasi - Siswa Mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). (FOTO: Dok. Times Indonesia)
Ilustrasi - Siswa Mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). (FOTO: Dok. Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) telah digelar serentak untuk pertama kalinya di seluruh sekolah dasar (SD) sejak Senin, (15/11/2021). Namun berdasarkan pantauan Anggota Komisi D DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto masih ada sekolah yang kekurangan komputer.

ANBK sendiri diperuntukkan bagi siswa kelas 5 SD, baik negeri dan swasta. Di Surabaya, terdapat 640 sekolah dan 394 lembaga yang mengikuti ujian ini.

Sebanyak lima orang siswa sudah mempersiapkan diri di ruang inklusi. Meja mereka diatur dengan jarak satu setengah meter. “Ada 30 murid yang ikut, Bu. Dibagi lima anak per sesi,” tutur Fatmawati, Plt. Kepala Sekolah SDN Menur Pumpungan kepada Herlina.

Politisi perempuan ini menemukan masih banyaknya sekolah negeri yang terkendala dengan komputer untuk keperluan ANBK. Bahkan ada salah satu siswa yang masih menggunakan laptop.

Masalah seperti itu seharusnya tidak terjadi, mengingat anggaran Pendidikan Surabaya yang mencapai Rp 2 triliun lebih. Herlina juga meminta kepada seluruh kepala sekolah untuk segera mengajukan pengadaan perlengkapan komputer.

Selain itu Srikandi Demokrat Surabaya ini juga menanyakan kondisi internet di setiap sekolah, dan ternyata rata-rata kecepatan internet yang dimiliki sekolah relatif kurang.

“Urusan komputer dan internet di sekolah ini sangat vital. Selain untuk ANBK, kegiatan pembelajaran tatap muka juga belum 100 persen,” kata perempuan yang sedang menempuh program Doktor Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) itu.

ANBK sendiri merupakan penilaian yang dilakukan di setiap jenjang sekolah, mulai dari SD, SMP, SMA/SMK dan sederajat. Berbeda dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer yang selalu diadakan di semester genap, ANBK digelar di akhir tahun dengan peserta kelas 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA.

Hasil dari ANBK tidak menjadi penentu kelulusan siswa, karena siswa yang mengikuti asesmen bersifat acak.

Meski demikian, Herlina berharap agar semua sekolah di Surabaya bisa menggelar ANBK tanpa kendala teknis karena ujian ini dinilai penting untuk mengukur kemampuan siswa.

“Kalau komputernya ditambah, yang ikut bisa lebih banyak. Tidak dipisah lima orang seperti ini (menunjuk ruang tes),” tutup Herlina, Anggota DPRD Surabaya memantau pelaksanaan ANBK. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES