Gaya Hidup

Indahnya Bonsai Pancali yang Raih Juara Terbaik se-Nasional di Surabaya

Selasa, 16 November 2021 - 15:45 | 539.62k
Bonsai Pancali milik Putu Wijaya asal Bali berhasil menyabet empat gelar sekaligus dalam ajang Pameran dan Kontes Bonsai Nasional Surabaya. (FOTO: Rahmat Haris/TIMES Indonesia)
Bonsai Pancali milik Putu Wijaya asal Bali berhasil menyabet empat gelar sekaligus dalam ajang Pameran dan Kontes Bonsai Nasional Surabaya. (FOTO: Rahmat Haris/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Hampir seribu pohon bonsai asal berbagai wilayah di Indonesia bersaing dalam Pameran dan Kontes Bonsai Nasional Surabaya, di East Parking Area Ciputra World (Ciwo) mulai tanggal 8 - 18 November 2021.

Bonsai-bonsai terbaik itu diketahui memiliki nilai jual mulai jutaan hingga miliaran rupiah. Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Surabaya, Mochamad Umar menyebut pameran ini berhasil menarik antusiasme pecinta bonsai Tanah Air.

"Penampilan kali ini, boleh dikatakan spektakuler karena memang penampilannya 950 pot. Seharusnya lebih dari itu, tapi kami tolak karena lokasi yang tidak cukup," ungkapnya kepada TIMES Indonesia.

Layaknya orang berpuasa, kontes bonsai yang digelar Pemerintah Kota Surabaya ini bagaikan azan Maghrib yang dinantikan. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan UMKM bonsai termasuk perputaran ekonomi di dalamnya ikut terhenti.

"Kalau tidak ada pameran bonsai, geliat UMKM dan semuanya tidak berjalan. Pengaruh juga ke pengrajin pot, pembudidaya bonsai, hingga seniman bonsai. Mereka stop pendapatannya," ujarnya.

Maka dari itu pihaknya bersyukur situasi Covid-19 di Surabaya kini sudah Terkendali dan masuk dalam PPKM Level 1. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendapat kehormatan untuk ikut melakukan penilaian terhadap bonsai terbaik (best in show) dalam gelaran ini.

Terdapat empat macam kategori yang diperlombakan, yakni kelas prostek, kelas regional, kelas kelas madya, kelas utama, dan kelas bintang. Kelas prostek, menurut Umar, diperuntukkan bagi bonsai yang masih bakalan.

"Artinya pohon saja tanpa cabang. Nah, kalau kelas regional itu bonsai-bonsai yang belum pernah tampil di pameran manapun," jelasnya.

Kontes Bonsai 2

Sementara kelas madya dikhususkan bagaimana bonsai yang telah dikonteskan di regional dan mendapat predikat baik sekali. Bonsai yang mendapat gelar tersebut baru bisa dinaikkan menuju kelas madya.

"Begitu juga dari kelas madya yang mendapat peringkat baik sekali bisa naik ke kelas utama. Selanjutnya kelas bintang yang predikat baik sekali baru bisa naik ke kelas bintang atau 10 besar bisa langsung naik,” paparnya.

Tiga Aspek Penilaian Bonsai

Dalam penilaian bonsai terdapat tiga aspek penilai, yakni penampilan, gerak dasarnya, dan keserasiannya serta kematangannya. Dalam kategori penampilan, bonsai dapat dikatakan baik jika dari pohon itu sendiri hingga tampilan potnya bersih.

"Kalau gerak dasar, maksudnya adalah gerak dari pohon itu sendiri itu bagaimana, apa menunjukkan pohon itu alami dan sebagainya. Selanjutnya keserasian antar pohon dengan pot, di antara batang dengan cabang, dan di antara cabang dengan cabang itu sendiri," terang Umar.

"Kalau kematangan itu berarti sudah ada cabang, ujung cabang, dan ranting,”  imbuhnya.

Untuk memenuhi kriteria penilaian tadi, membutuhkan perjalanan panjang. Bisa 10-15 tahun. Kesabaran dan ketelatenan pemelihara tanaman bonsai menjadi kuncinya.

Dari 950 pohon yang dinilai, bonsai Pancali milik Putu Wijaya keluar sebagai jawaranya. Bonsai kepunyaan seniman asal Pulau Dewata itu berhasil menyabet trophy Best In Class, Best In Size, Best In Show, Best In Performance, dan Best Baik Sekali.

"Jadi dari 950 pohon, inilah yang terbaik anggapannya suatu bentuk yang paling diunggulkan. Ini seperti artisnya di sini," ujar Rahmat Haris selaku Pembantu Perawat Bonsai Pancali Putu Wijaya.

Kontes Bonsai 3

Pihaknya menyebut, kunci keberhasilan membentuk bonsai adalah saat membuatnya menjadi satu kesatuan. "Jadi kita mengatur pola cabang ataupun daun ini supaya terkena sinar matahari yang notabene belum terkena matahari itu gimana, lalu cara menyuburkannya," katanya.

"Maka kita arahkan dulu ke matahari biar dapat nutrisi, kita juga ada alat untuk pemutaran bonsai yang dinamakan tremer. Kuncinya bonsai ini memang harus banyak sabar, lapang dada, perawatannya juga harus ekstra," tambah Rahmat.

Bonsai untuk Investasi

Meski semua kalangan kini dapat belajar membonsai pohon, nilai jualnya yang fantastis membuat bonsai juga diburu sebagai instrumen investasi. 

Terlebih bagi kaum milenial yang saat ini sedang melek investasi. Bonsai dianggap menarik sebagai material investasi jangka panjang. "Karena tidak ada bonsai yang tambah lama tambah murah (harganya). Makin lama akan makin mahal karena tingkat kematangannya tinggi dan lain-lain," ucapnya.

Atas dasar itulah Pemerintah Kota Surabaya menggelar kontes bonsai, sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi di tengah melandainya kasus Covid-19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES