Kopi TIMES

Petani itu Keren, Bertani itu Hebat

Selasa, 16 November 2021 - 00:46 | 105.76k
Amalia Juniarti, Mahasiswa Magister Agribisnis Direktorat Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.
Amalia Juniarti, Mahasiswa Magister Agribisnis Direktorat Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Fenomena  antusiasme generasi muda sekarang yang terjun di dunia pertanian merupakan energi baru dalam pembangunan pertanian. Regenerasi petani yang menjadi momok menakutkan sekarang telah berberubah dengan lahirnya petani milenial ataupun petani andalan yang bergerak dari sektor hulu ke sektor hilir. 

Karakteristik petani milenial ataupun andalan harus adaptif terhadap perkembangan teknologi, inovati, inspiratif dan kreatif. Sebagai petani milenial berumur 17-39 Tahun, petani andalan 39 tahun keatas, mereka haru paham teknologi paling tidak bisa mengoperasikan hp android dan tentunya memiliki jiwa milenial.

Profesi sebagai petani jangan menganggap sebelah mata karena petanilah, kita semua bisa mendapatkan pangan. Petani harus bangga dan senang bisa menyediakan kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia. Dari petani-petani muda inilah sebagai penguat perekonomian masa depan. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada saat Upacara memperingati Hari Krida Pertanian ke-49 di Jakarta, jika memang kita bertani dan mengurusi pertanian bukan sekedar profesi tetapi kita jadikan sebagai ladang pahala. 

Menurut Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, bahwa jumlah petani Indonesia saat ini di tahun 2020 ada sekitar 33 juta jiwa. Dari jumlah itu, didapat data bahwa hanya 29% petani yang usianya kurang dari 40 tahun, atau disebut sebagai petani milenial. Faktor pengungkit produktivitas adalah inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian, serta kebijakan peraturan perundangan termasuk local wisdom, yang masing-masing kontribusinya sekitar 25%. Sedangkan yang paling besar adalah SDM yang kontribusinya mencapai 50% dalam produktivitas.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi justru para milenial bersemangat terjun di sektor pertanian karena mereka tahu bahwa pendapatan yang akan diperoleh dalam pertanian sangat menjanjikan. Sampai saat ini, sektor pertanian Indonesia mampu mendorong ketahanan dan kedaulatan pangan secara cepat serta mampu menyiapkan ketersediaan pangan dalam menghadapi kemungkinan adanya ancaman krisis pangan global. 

Sebagai negara pertanian bermartabat, maka pertanian di Indonesia harus maju dan mandiri dengan pemanfaatan sumber daya alam yang ada, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat sedapat mungkin dari produksi dalam negeri. Kita sebagai warga negara Indonesia yang sangat mencintai negera kita ini harusnya mempertahankan sektor pertanian tetap menjadi idola dikalangan anak muda zaman industrialisasi 5.0 karena dunia pertanian sangat potensial sekali untuk terus berkembang.

Generasi milenial merupakan bonus demografi Indonesia yang terus diberdayakan oleh Pemerintah, salah satunya dalam sektor pertanian.  Dukungan pemerintah melalui Kementerian Pertanian terhadap petani milenial yang sudah dilakasanakan hingga sekarang adalah Pelatihan bagi sejuta sejuta petani, penumbuhan wirausaha muda pertanian (PWMP), pelatihan kewirausahaan bagi petani, pendidikan vokasi, pelatihan vokasi,  Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan, integrated participatory development and management of irrigation project (IPDMIP), serta program youth enterpreneur and employment support services (YESS) merupakan bentuk kerja sama dengan lembaga internasional IFAD (International Fund for Agricultural Development), magang ke jepang.

Beberapa contoh petani milenial  yang sudah berhasil dan sukses seperti : Riza Azyum sebagai pemilik Rumah Mocaf dari Banjarnegara, Pakde Oka pemilik Agroloka Hodroponik dari Kota Banjarmasin yang memiliki omzet miliaran rupiah, Hasan Prasojo sebagai petani hortikultura dari Kota Probolinggo omzet puluhan juta dalam satu kali tanam, Sandy Okta dari dari Cianjur omzet 500-800 juta per bulan dan masih banyak lagi yang lain. Duta Petani Milenial "sandy Okta" dari Cianjur dan masih banyak yang lainnya.

Petani itu keren, bertani itu hebat. semakin hebat dengan memperbaiki cara bertani dengan lebih modern. Melihat potensi sumberdaya alam dan sumberdaya lokal yang ada di negara Indonesia, seperti matahari bersinar terus, sumber daya air, tanah yang subur, memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau, perairan yang luas, hutan yang luas maka dari itu harus kita manfaatkan seoptimal mungkin. Apakah masih ragu lagi untuk menjadi petani ?

***

*) Oleh: Amalia Juniarti, Mahasiswa Magister Agribisnis Direktorat Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES