Kopi TIMES

Kualitas Guru dan Pembelajaran yang Bermutu

Senin, 15 November 2021 - 17:00 | 149.93k
Ados Aleksander Sianturi, mahasiswa Universitas Jambi, Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka -  Dalam Negeri (PMM- DN) di Universitas Djuanda Bogor.
Ados Aleksander Sianturi, mahasiswa Universitas Jambi, Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka -  Dalam Negeri (PMM- DN) di Universitas Djuanda Bogor.

TIMESINDONESIA, JAMBI – Kualitas guru dan kualitas pendidikan merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tak dapat dipisahkan. Kedua hal tersebut  adalah sebab - akibat daripada baik buruknya suatu pendidikan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 377),  yang dimaksud dengan guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Menurut penulis pengertian diatas masih belum bisa menjelaskan definisi guru secara utuh dan lengkap, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang seorang guru diperlukan definisi-defenisi lain.

Merujuk pada Undang-undang No. 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Pada Undang – Undang tersebut dijelaskan pula guru adalah sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain itu guru disebut juga sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pada definisi – definisi tersebut kita bisa menggaris bawahi kata “profesi” dan “profesional”. Profesi sendiri adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Dalam hal ini menjadi guru tidaklah boleh sembarang melainkan haruslah terlebih dahulu mengenyam pendidikan untuk mengasah keahlian keguruannya. Sedangkan profesional adalah ahli dibidangnya. Jika seorang guru mengaku sebagai seorang yang profesional maka ia harus mampu menunjukkan bahwa dia ahli dalam bidangnya. Harus mampu menunjukkan kualitas yang tinggi (cukup) dalam profesinya.

Guru adalah suatu profesi termulia diantara profesi lainnya. Hal ini dibuktikan dengan disematkannya gelar “Pahlawan tanpa tanda jasa”. Suatu gelar yang tak ternilai harganya. Kini gelar tersebut nampaknya telah menjadi topeng yang menciderai kesucian profesi itu sendiri. Mengapa ? Karena pada era sekarang ini banyak sekali orang yang berlomba-lomba menjadi guru untuk mendapat sematan gelar tersebut. Akan tetapi mereka (calon guru)  memandang guru itu hanyalah sekadar pekerjaan yang berpotensi sebagai ladang penghasilan. Pandangan yang demikian itu akhirnya membuka gerbang kemerosotan pendidikan karena guru tidak lagi memiliki keseriusan untuk mengadakan suatu pembelajaran yang bermutu dan menjalani profesinya secara profesional. 

Profesi Guru yang dipandang sebagai ladang penghasilan pun juga tentu akan meminggirkan kualitas seorang guru tersebut. Guru yang seharusnya menjadi jalan pengabdian kini menjadi sarana penghasilan yang tentu berorientasi pada nominal uang.  

Menjadi guru pada zaman ini sudah terlalu mudah akibat luruhnya pemaknaan akan guru sebagaimana yang sudah penulis jelaskan diatas. Banyak sekali proses rekrutmen yang tidak sesuai dengan mekanisme yang berlaku ataupun standar yang sudah ditetapkan.  Alhasil, pada praktik di lapangan, seseorang yang telah menjadi guru tersebut gamang, gagap, dan  tidak mampu menciptakan pembelajaran yang bermutu terhadap peserta didiknya. 

Pembelajaran yang bermutu sendiri adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan dan sikap serta yang membuat peserta didik senang (Dick dan Raiser, 1989). Sedangkan Dunne dan Wright (1996) berpendapat bahwa pembelajaran bermutu memudahkan murid belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, cara hidup serasi dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. 

Sederhananya, pembelajaran bermutu adalah rangkaian  kegiatan-kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan mudah, antusias dan menyenangkan, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapan.
Dalam hal ini, pembelajaran yang bermutu dapat dikatakan sebagai suatu proses, langkah, kebijakan ataupun strategi yang  dapat diambil oleh seorang guru untuk mencapai kualitas pendidikan bermutu juga.

Pada pembelajaran yang bermutu ini pada umumnya guru mampu berperan sebagai leader yang mampu mengelola suatu kelas dengan baik pada saat proses belajar mengajar. Kemudian mampu menciptakan stimulus terhadap peserta didiknya untuk melahirkan inovasi, kreativitas, yang menunjang kemampuan akademik maupun non akademiknya. Guru yang berkualitas tidak hanya mempunyai keterampilan mengajar tapi juga harus terampil memahami dan menangani individu (people skills).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh U.S News dan World Report pada tahun 2021, Indonesia menduduki urutan 55 dari 73 negara di Asean. Posisi ini naik satu tingkat pada tahun sebelumnya, yakni tahun 2020. 

Hal ini disebabkan oleh kemampuan peserta didik di Indonesia pada bidang numerasi, literasi, dan sains, sangat jauh tertinggal dibawah negara – negara lain.

Kita belumlah  bisa berbangga terhadap pencapaian yang sangat rendah ini karena masih terdapat 54 negara ASEAN yang masih melampaui negara Indonesia. Pencapaian ini tidak terlepas dari kualitas guru yang terlibat langsung dan memegang peran sentris pada proses pembelajaran maupun dalam hal manajemen pengelolaan kelas yang secara langsung menentukan output pendidikan itu berakhir seperti apa.

Maka daripada itu,  pemerintah maupun instansi pendidikan harus konsentrasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan problem kualitas guru. Hal yang dimaksud adalah seperti rekrutmen yang sesuai dengan Undang-Undang ataupun mekanisme yang berlaku, penempatan guru selaras dengan keilmuannya, dan standar kelulusan minimum untuk bisa menjadi guru.  Tiga hal tersebut merupakan faktor yang sangat berdampak langsung pada kompetensi guru.

Pemerintah harus merekonstruksi regulas yang melorot mengenai pengembangan kualitas guru. Pemerintah juga bisa membuat regulasi tambahan yang berhubungan dengan hal tersebut demi terciptanya kualitas pendidikan Indonesia yang maju dan mampu bersaing dengan negara lain.

Penutup, Guru merupakan aktor utama dalam penentuan peradaban suatu bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa terletak di tangan guru. Pergantian kurikulum ataupun penerapan berbagai kebijakan pendidikan yang di tujukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan akan sia-sia apabila tidak diselaraskan dengan perbaikan kualitas para guru. Apabila guru memiliki kualitas yang baik dalam bidang yang ditekuninya, tentu akan baik juga kualitas pendidikan yang timbul karena guru tersebut mampu menyajikan pembelajaran yang konstruktif nan bermutu. 

Pemerintah harus kembali merekonstruksi kembali regulasi yang melorot mengenai pengembangan kualitas guru. Pemerintah juga bisa membuat regulasi tambahan yang berhubungan dengan hal tersebut demi terciptanya kualitas pendidikan Indonesia yang maju dan mampu bersaing dengan negara lain.

***

*) Oleh : Ados Aleksander Sianturimahasiswa, Universitas Jambi, Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka -  Dalam Negeri (PMM- DN) di Universitas Djuanda Bogor.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES