Pendidikan

Polbangtan Malang Gelar Kuliah Perdana Program Rekognisi Pembelajaran Lampau

Senin, 15 November 2021 - 12:00 | 56.99k
Direktur Polbangtan Malang, Dr. Setya Budhi Udrayana membuka kuliah perdana program Rekognisi Pembelajaran Lampau, Senin (15/11/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)
Direktur Polbangtan Malang, Dr. Setya Budhi Udrayana membuka kuliah perdana program Rekognisi Pembelajaran Lampau, Senin (15/11/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)

TIMESINDONESIA, MALANG – Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) melaksanakan kuliah perdana Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Program Studi Jurusan Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (PPB) tahun akademik 2021/2022, Senin (15/11/2021). Kuliah secara virtual ini dibuka langsung oleh Direktur Polbangtan Malang, Dr. Setya Budhi Udrayana, SPt, MSi.

Sebagai lembaga Pendidikan, Polbangtan Malang ditunjuk langsung oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengelola program RPL yang bertujuan meningkatkan kapasitas Penyuluh Pertanian yang telah diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan perjanjian Kerja (ASN PPPK).

Kuliah perdana ini diikuti oleh 64 mahasiswa program RPL, juga diikuti oleh unsur pimpinan Polbangtan Malang. Pada awal sambutannya, Setya Budhi Udrayana mengucapkan selamat bergabung kepada para mahasiswa program RPL.

Uud, sapaan akrabnya, menjelaskan, RPL ini dilaksanakan melalui aplikasi Sistem Informasi Akademik (Siakad), yang tertelusur prosesnya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Demikian pula nanti saat perkuliahan, penugasan,  penilaian, hingga pelaksanaan tugas akhir, semuanya dapat ditelusuri dalam sistem tersebut. 

"Hal ini dilakukan semata untuk menjaga kualitas penyelenggaraan pendidikan RPL," kata dia.

Uud mengingatkan, setelah melakukan registrasi/daftar ulang, maka status mahasiswa RPL telah resmi melekat, berikut dengan peraturan akademik yang menjadi standar dalam penyelenggaraan pendidikan untuk menjaga kualitas lulusan. 

Dia mengatakan, oleh karena seluruh proses RPL dilakukan secara daring, maka menjadi keharusan bagi seluruh mahasiswa untuk aktif mengikuti alur penyelenggaraan melalui daring. 

"Jaga kuota internetnya, agar tidak tertinggal, ikuti perkembangan informasi setiap hari, baik melalui grup whatsapp kelas, maupun informasi melalui website," ucapnya.

Uud menyampaikan, diperlukan pembiasaan sebelumIbu/Bapak bekerja dan bertugas mendampingi petani/peternak. Seperti menyiapkan mental untuk melaksanakan perkuliahan, mengerjakan tugas, serta menerima instruksi dari dosen dan pengajar.

Selain kesiapan mental, Uud juga mengingatkan perihal pikiran, waktu dan tenaga untuk menjadi mahasiswa. Dia meminta kepada para mahasiswa program RPL untuk memberikan pengertian pada keluarga tentang perubahan ritme kehidupan sehari-hari. Karena, menurut dia, akan mempengaruhi kenyamanan yang selama ini dinikmati. 

Webinar-Polbangtan-2.jpgPara peserta kuliah perdana program Rekognisi Pembelajaran Lampau, Senin (15/11/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)

Dia juga meminta untuk memahami proses yang harus dijalankan, termasuk penggunaan perangkat perkuliahan. "Pahamkan orang di sekeliling Ibu/Bapak. Agar memperoleh dukungan positif untuk masa depan diri dan keluarga," ujarnya sebelum membuka kuliah perdana secara resmi.

Untuk diketahui, Program RPL adalah penyetaraan akademik atas pengalaman kerja atau pelatihan bersertifikasi untuk memperoleh kualifikasi pendidikan tinggi di berbagai program studi di Polbangtan. 

Di samping itu RPL sendiri merupakan sebuah implementasi dari pembelajaran sepanjang seumur hidup untuk meningkatkan jumlah angkatan kerja yang terdidik dan berkeahlian. 

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan selain petani, Penyuluh Pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian. Penyuluh berperan dalam mendampingi petani di lapangan.
 
“Saat ini jumlah tenaga penyuluh pertanian masih sangat kurang. Maka pemerintah  merekrut penyuluh Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) untuk menjadi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Penyuluh Pertanian. Untuk menjadi ASN PPPK diperlukan penyuluh-penyuluh dengan kompeten,” ungkap SYL beberapa waktu lalu.

Mentan SYL menekankan, pengakuan kompetensi penyuluh yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sangat diperlukan dalam mendukung tugas dan kinerja penyuluh di lapangan dan ini diakui melalui sertifikasi kompetensi penyuluh.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan dinamika sektor pertanian berkembang dengan cepat, sehingga penyuluh dituntut meningkatkan kapasitas dan kompetensinya. ”Kinerja penyuluhan kita masih jauh dari harapan, karena kondisinya, kita bisa memaklumi. Namun hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk menutupi kinerja kita, atau membuat kerja tidak semangat,” kata Dedi.

Melalui Program RPL, Dedi mengungkapkan diberikan kesempatan yang lebih luas lagi untuk Penyuluh Pertanian yang telah memiliki pengalaman kerja, untuk dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi. Sistem pembelajarannya pun tetap memakai Satuan Kredit Semester (SKS) dalam bentuk mata kuliah, yang diperoleh melalui pengalaman kerja atau pelatihan bersertifikasi.

Metode RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) ini juga menurut UNESCO yaitu pengakuan yang berfokus kepada pengakuan capaian pembelajaran yang diperoleh dari pembelajaran secara nonformal dan informal. "Beberapa negara mempraktikkan juga pengakuan formal learning, sebagai praktik RPL (pengakuan melalui Transfer Kredit) selain non formal dan informal learning,” terang Dedi.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES