Gaya Hidup

Sekilas Mengulik Buku 'Nikah Muda, Bahagia atau Bencana'

Sabtu, 13 November 2021 - 13:05 | 90.42k
Penulis buku 'Nikah Muda, Bahagia atau Bencana'
Penulis buku 'Nikah Muda, Bahagia atau Bencana'

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pernikahan adalah suatu jenjang serius yang diimpikan setiap pasangan terutama yang menjalin hubungan kekasih. Pada sebuah pernikahan, tentunya setiap pasangan menginginkan adanya bahagia. Tak terkecuali pasangan muda sekalipun.

Akan tetapi, hal ini juga tak jarang ditemui dalam pasangan muda yang telah menikah malah menemukan sesuatu yang sebaliknya. Seperti baru ditemukannya ketidakcocokan, pertengkaran, maupun masalah finansial. Namun sebenarnya hal tersebut bukan terjadi dengan tanpa alasan.

Pernikahan membutuhkan suatu kesiapan yang matang dan hanya dapat diukur oleh pribadi masing-masing. Banyaknya konsep yang salah mengenai kesiapan menikah banyak terjadi sehingga memicu adanya kerentanan dalam suatu hubungan rumah tangga.

Buku 'Nikah Muda, Bahagia atau Bencana' karya Vizcardine Audinovic, mengulas berbagai kisah nyata mengenai pernikahan muda yang kni menjadi trend di kalangan milenial.

Dalam buku tersebut, banyak kisah lucu yang sedikit menggelitik dan juga banyak kisah inspiratif lainnya yang membuat kagum. Beberapa cerita sedih di antaranya pengalaman putus sekolah karena memutuskan untuk menikah ataupun kebimbangan dalam keptusan ingin melanjutkan kuliah atau menikah.

Dari sini kita mengetahui garis besar isi dari buku 'Nikah Muda, Bahagia atau Bencana' yang merupakan karya pertama seorang Vizcardine Audinovic.

"Nikah muda itu akan menjadi bencana kalau kita tak memiliki kesiapan fisik dan mental secara memadai. Karena kalau nikah hanya dengan modal cinta saja tak cukup, mengingat membeli makanan tidak pakai cinta," ujar Vizca kepada TIMES Indonesia, Jumat (19/10/2021) .

Vizca menganggap akhir-akhir ini banyak anak muda yang memutuskan untuk menikah karena merasa sudah siap. Menurut  Vizca, tidak hanya perempuan yang harus menyiapkan pernikahan.

Selain itu juga penting untuk memeriksakan kesehatan karena dikhawatirkan menjadi pemicu keretakan rumah tangga di tengah-tengah nanti.

Kini juga marak semboyan yang selalu diucapkan yakni 'menikah aja dulu. Karena menikah membuka pintu rejeki'. Sebenarnya hal tersebut sama sekali tidak ada yang salah. Akan tetapi, kita juga tetap harus memiliki tolok ukur tingkat kecukupan masing-masing.

"Memang menikah akan membuka pintu rejeki dengan lebar. Akan tetapi semua itu juga perlu usaha dan perlu diusahakan," tambah Vizca lagi.

Dengan begitu, hal terbaik yang daat dilakukan menurut Vizca, jika kita harus berfokus kepada diri sendiri. Jangan menjadikan ukuran kebahagiaan orang sebagai alat untuk menentukan hidup kita.

Memang termasuk banyaknya pertanyaan 'kapan nikah ?' seperti saat ini, membuat beberapa orang was was memikirkan apakah dirinya memang terlambat menikah atau memang hanya pertanyaan basa basi dari orang lain semata.

Terlepas dari itu semua, jangan pernah lengah ataupun goyah dalam memantapkan tujuan dan prinsip hidup bahagia versi masing-masing. Karena diri kita merupakan orang yang paling tahu perihal kapan, apa, dan bagaimana cara kita bisa bahagia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES