Peristiwa Internasional

Dewan Keamanan PBB Serukan Diakhirinya Kekerasan di Myanmar

Kamis, 11 November 2021 - 14:02 | 20.30k
Ilustrasi - Pengunjuk rasa anti-kudeta berjalan di belakang barikade saat api membakar di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar (16/3/2021). (Foto: ANTARA FOTO/REUTERS / Stringer/aww)
Ilustrasi - Pengunjuk rasa anti-kudeta berjalan di belakang barikade saat api membakar di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar (16/3/2021). (Foto: ANTARA FOTO/REUTERS / Stringer/aww)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebuah pernyataan yang langka dari Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mencuat hari Rabu (10/11/2021) yang menyerukan agar pertikaian di Myanmar dihentikan dan militer diminta menahan diri sepenuhnya.

DK PBB menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas meningkatnya kekerasan di seluruh Myanmar. Sebanyak 15 negara ikut menyetujui seruan itu.

Dilansir Al Jazeera, seruan itu muncul di tengah laporan tentang penumpukan senjata berat dan pasukan di negara bagian Chin barat.

Hal itu menunjukkan serangan tentara yang akan segera terjadi untuk mengusir kelompok-kelompok milisi yang dibentuk setelah militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari.

"Anggota Dewan Keamanan menyatakan keprihatinan mendalam atas kekerasan lebih lanjut baru-baru ini di seluruh Myanmar. Mereka menyerukan penghentian segera kekerasan dan untuk memastikan keselamatan warga sipil," bunyi pernyataan itu.

Militer Myanmar tidak berkomentar tentang situasi di Chin, wilayah perbatasan yang bergejolak yang telah menjadi garis depan perlawanan terhadap kekuasaan militer.

Negara Asia Tenggara itu telah dilumpuhkan oleh protes dan kekerasan sejak militer Myanmar melakukan kudeta. Militer berusaha untuk memerintah dengan menghadapi perlawanan bersenjata dari milisi dan pemberontak etnis minoritas yang bersekutu dengan pemerintah bayangan yang disebutnya sebagai "teroris".

"Anggota Dewan Keamanan,  mengulangi keprihatinan mendalam mereka pada perkembangan di Myanmar menyusul deklarasi keadaan darurat yang diberlakukan pada 1 Februari dan seruan mereka pada militer untuk menahan diri sepenuhnya," kata pernyataan  yang dirancang oleh Inggris itu.

"Mereka mendorong dilakukannya dialog dan rekonsiliasi sesuai dengan keinginan dan kepentingan rakyat Myanmar," lanjut pernyataan itu.

Dewan Keamanan PBB juga menyerukan kepada junta militer Myanmar agar akses kemanusiaan penuh, aman dan tanpa hambatan ke semua orang yang membutuhkan, perlindungan, keselamatan serta keamanan personel kemanusiaan dan medis. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES