Peristiwa Internasional

China dan Amerika Serikat Sepakat Kerja Sama Soal Perubahan Iklim

Kamis, 11 November 2021 - 08:00 | 43.37k
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat. (CNBC)
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat. (CNBC)

TIMESINDONESIA, JAKARTAChina dan Amerika Serikat, dua negara penghasil emisi karbon dioksida terbesar di dunia, sepakat kerja sama mengatasi perubahan iklim termasuk mengurangi emisi metana, melindungi hutan dan menghapus batu bara secara bertahap.

Dalam pernyataan bersama mereka yang diumumkan pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) di Glasgow, mereka mengumumkan kesepakatan untuk melipatgandakan upaya memerangi perubahan iklim dengan “tindakan nyata”.

Dilansir Al Jazeera, dua negara itu menyerukan "aksi iklim yang ditingkatkan di tahun 2020-an" menggunakan pedoman kesepakatan iklim Paris 2015, termasuk target pengurangan emisi baru yang lebih kuat pada tahun 2025.

Perjanjian tersebut menyerukan peraturan konkret dan pragmatis dalam dekarbonisasi, mengurangi emisi metana dan memerangi deforestasi.

"Kedua belah pihak mengakui bahwa ada kesenjangan antara upaya saat ini dan tujuan Perjanjian Paris sehingga kami akan bersama-sama memperkuat aksi iklim," kata utusan iklim China, Xie Zhenhua dalam mengumumkan perjanjiam, Rabu (10/11/2021).

Menurut Xie, kesepakatan itu akan melibatkan rencana konkret untuk tindakan yang ditingkatkan pada dekade ini dan kedua negara akan bekerja pada finalisasi buku aturan Perjanjian Paris pada KTT iklim PBB di Glasgow.

Kesepakatan 2015 mengikat negara-negara untuk bekerja membatasi kenaikan suhu global antara 1,5C sampai 2C melalui pengurangan emisi.

Xie mengatakan, China dan AS telah melakukan 30 kali pertemuan virtual selama 10 bulan terakhir untuk menghasilkan inisiatif.

"Sebagai dua kekuatan besar di dunia, China dan Amerika Serikat harus mengambil tanggung jawab untuk bekerja sama dengan pihak lain dalam mengatasi perubahan iklim," katanya.

AS dan China bersama-sama menyumbang sekitar 40 persen dari semua polusi karbon di dunia.

Utusan iklim AS, John Kerry mengatakan bahwa negara-negara tersebut juga sepakat untuk mengurangi emisi metana dan bahwa perjanjian dengan China merupakan pernyataan dukungan untuk keberhasilan KTT iklim PBB.

"Bersama-sama kami menetapkan dukungan kami untuk COP26 yang sukses, termasuk elemen-elemen tertentu yang akan mempromosikan ambisi. Tetapi izinkan saya menjelaskan bahwa deklarasi ini adalah langkah yang dapat kami bangun untuk menutup kesenjangan. Bahwa setiap langkah penting saat ini dan kami memiliki perjalanan panjang di depan kita," kata Kerry saat konferensi pers.

Pekan lalu Presiden AS,  Joe Biden mengatakan pemimpin China Xi Jinping telah "menjauh" dari krisis iklim karena tidak hadir secara phisik pada KTT COP26.

China kemudian membalas pada saat itu, tetapi hubungan dengan Amerika Serikat tampaknya telah mencair menjelang pembicaraan bilateral yang telah lama ditunggu-tunggu minggu depan.

"Dirilisnya deklarasi bersama ini menunjukkan bahwa kerja sama adalah satu-satunya pilihan bagi China dan AS," kata Xie. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES