Kopi TIMES

Meneguhkan Pahlawan Milenial

Rabu, 10 November 2021 - 20:36 | 60.88k
Ma’muri Santoso, Instruktur Nasional Jatman dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU)
Ma’muri Santoso, Instruktur Nasional Jatman dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rabu, 10 November 2021 bangsa ini kembali memperingati Hari Pahlawan. Peringatan Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November mengingatkan kembali kepada kita semua tentang pentingnya memahami sejarah perjuangan bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan dan meninggalkan sejarahnya.

Kesadaran untuk selalu memupuk jiwa nasionalisme tentu saja sangat penting. Sebuah komitmen untuk selalu menjaga dan merawat Indonesia. Negara yang lahir dan merdeka buah dari perjuangan para pahlawan bangsa.  

Peristiwa pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 tidak lepas dari sejarah penting bagi bangsa ini, yakni “Resolusi Jihad” yang dicetuskan oleh Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad berisi seruan fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari rongrongan penjajah. Resolusi Jihad inilah yang kemudian melahirkan peristiwa heroik 10 November 1945 yang kini diperingai sebagai Hari Pahlawan.

Sikap nasionalisme atau kecintaan terhadap Tanah Air penting ditekankan kepada kaum muda milenial agar mereka dapat selalu memahami sejarah bangsanya. Memahami sejarah bangsa tidak sekadar dengan mengetahui cerita-cerita perjuangan di masa lalu, melainkan mampu menjadi spirit bagi mereka untuk dapat meneruskan cita-cita perjuangan para pahlawan. 

Kemerdekaan pada hakikatnya barulah pintu masuk untuk menggapai cita-cita bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Bukan tujuan akhir dari perjuangan itu sendiri. Perjuangan dalam merebut kemerdekaan tentu sangatlah berat. Akan tetapi, perjuangan dalam mempertahankan, merawat, serta mengisi kemerdekaan juga tidaklah ringan. Generasi bangsa ini selalu dinantikan perannya untuk dapat memberikan kontribusi dan dedikasinya demi kepentingan bangsa dan negara. 

Bentuk perjuangan bagi kaum muda milenial saat ini tentu saja berbeda dengan para pahlawan di masa lalu yang diwujudkan dengan mengangkat senjata mengusir penjajah. Mencintai Indonesia bagi kaum muda saat ini dapat diwujudkan dengan cara-cara kaum milenial, seperti menguatkan kembali rasa solidaritas kebangsaan, membangun SDM unggul dengan ilmu pengetahuan dan keahlian, serta memperkokoh watak manusia Indonesia sebagai insan yang santun dan berkarakter. 

Kaum muda milenial saat ini diharapkan tidak saja unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga memiliki karakter yang kuat serta jiwa nasionalisme yang tinggi untuk selalu mencintai Indonesia sesuai dengan konteks kekinian. Manusia yang mampu bersaing dengan bangsa lain dalam berbagai bidang kehidupan. Kaum muda milenial harus selalu optimis menatap masa depan Indonesia serta tidak boleh merasa minder untuk bersaing dengan bangsa lain.

Globalisasi telah memberikan ruang yang begitu lebar dan adil kepada setiap anak manusia untuk dapat mengeksplorasi kemampuan seseorang dan mengembangkan karya-karyanya. Setiap orang berkesempatan untuk menawarkan ide, gagasan, karya, maupun kemampuan lainnya kepada dunia sebagai sumbangsih bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kita perlu ide-ide kreatif maupun inovasi-inovasi di berbagai bidang agar bangsa ini semakin kompetitif dengan bangsa lain. 

Momentum memperingati Hari Pahlawan pada hakikatnya adalah meneguhkan komitmen untuk selalu mencintai Indonesia. Peran kaum muda milenial cukup penting untuk terus mengawal bangsa ini agar tidak disibukkan dengan masalah-masalah bangsa yang cukup menguras energi, seperti sentimen kedaerahan, isu-isu SARA, ujaran kebencian, maupun maraknya berita bohong (hoaks) yang dapat  mengganggu perjalanan bangsa ini dalam mencapai cita-cita bersama menjadi bangsa yang maju dengan SDM yang unggul. 

Dengan bekal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan akan memunculkan inovasi maupun talenta generasi milenial sehingga kontribusi mereka dapat diberikan bagi keberlangsungan bangsa. Kaum milenial dapat memberikan kontribusi secara nyata pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) maupun pengelolaan sumber daya alam (SDA) sehingga dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.     

Predikat Pahlawan memang biasanya disematkan untuk orang yang dalam kehidupannya sudah teruji memiliki dedikasi cukup tinggi bagi negerinya. Mereka sudah selesai dengan urusannya sendiri, sehingga waktu dan perhatiannya lebih banyak dicurahkan demi kepentingan bangsa dan negara. Mereka juga tidak lagi tergoda untuk melakukan sikap dan tindakan demi kepentingan pribadi maupun golongan.

Mereka yang rela berada di garis terdepan demi kepentingan kemanusiaan seperti para tenaga medis, para pejuang antikorupsi, pendidik, pegiat persatuan dalam kemajemukan, ataupun siapa saja yang memiliki dedikasi cukup besar bagi kepentingan bangsa dan negara layak diberikan sebutan pahlawan. Di sinilah kaum muda milenial selalu dinanti kontribusinya dalam meneruskan spirit kepahlawanan demi kepentingan bangsa dan negara. 

***

*)Oleh: Ma’muri Santoso, Instruktur Nasional Jatman dan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES