Kopi TIMES

Pahlawan Milenial: Pahlawan Kehidupan

Rabu, 10 November 2021 - 06:00 | 116.27k
Prof Dr Triyo Supriyatno. Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan di FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Prof Dr Triyo Supriyatno. Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan di FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Memaknai frasa pahlawan bangsa masih menyisakan jurang yang lebar dengan realitas generasi milenial sekarang ini. Pelajaran sejarah hanya berhenti mengagungkan masa lalu yang tidak relevan dengan masa kini. Konstruksi makna pahlawan telah mengalami pergeseran makna karena adanya dinamika peradaban manusia terutama dinamika budaya dan bahasa manusia dalam kehidupan.

Dinamika budaya dan bahasa menyatu dengan dinamika aktivitas kehidupan manusia yang lainnya seperti aktivitas pendidikan, ekonomi, kewarganegaraan, ketertiban sosial, kesenian, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, terjadi pula dinamika kehidupan interaksi antar dua generasi, yaitu generasi tua dan generasi muda milenial.

Dalam aktivitas dinamika kehidupan antar dua generasi, generasi tua dan muda milenial dalam kehidupan sehari-hari terjadi dengan adanya arus non media massa dan arus media massa. Percepatan atau bahkan akselerasi pergeseran makna pahlawan semakin deras akibat lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh, generasi muda milenial akan memaknai pahlawan, tidak hanya pada aspek perjuangan fisiknya melawan penjajahan tetapi sudah memaknai pahlawan kepada makna yang abstrak dan imajiner futuristik.

Ungkapan “bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengingat jasa para pahlawannya” mengacu pada perlunya terus menghormati mereka yang telah berjuang untuk Indonesia. Tentu saja, anak muda yang sering disebut sebagai generasi milenial memiliki cara yang beragam dalam menyikapi dan terlibat dalam pusaran perubahan sosial.

Generasi milenial tumbuh dalam konteks lingkungan sosial dan budaya digital yang terhubung secara global, dan mereka menjadi sumber informasi dalam memahami dunia. Konsepsi kaum milenial tentang kepahlawanan telah dipengaruhi oleh lingkungan yang berubah dan tantangan yang mereka hadapi.

Karena dianggap kurang relevan dengan zamannya, sosok pahlawan sebelumnya belum tentu ideal untuk isu generasi milenial saat ini.

Buku pelajaran sejarah selalu mengutip bahwa makna pahlawan adalah pejuang kemerdekaan. Sedangkan menurut pemahaman generasi muda milenial tentang makna pahlawan dapat menjadi setiap individu yang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, kemanusiaan, lingkungan, pendidikan, dan disiplin ilmu lainnya. Menariknya, terlepas dari realitas bahwa pejuang kemerdekaan mendapat nilai tertinggi sebagai pahlawan, ini tidak tercermin ketika anak muda milenial ditanya tentang nilai-nilai kepahlawanan.

Mereka yang kreatif dan imajinatif di ranah teknologi informasi, seperti start-up, menjadi pahlawan milenial saat ini. Selanjutnya, influencer seperti youtuber, selebriti, dan blogger, selain bisnis yang menciptakan lapangan kerja, dipandang sebagai pahlawan. Ilmuwan, orang-orang yang mengharumkan nama bangsa di kancah seni budaya, tokoh agama atau spiritual, dan atlet yang mengharumkan nama bangsa ke kancah internasional adalah contoh-contoh pahlawan milenial.

Bagi kalangan milenial, pahlawan juga dipandang sebagai aktivitas yang menginspirasi dan memberikan dampak yang bermanfaat bagi masyarakat. Bagi kaum milenial, pahlawan adalah seseorang yang melakukan tindakan yang membantu masyarakat. Pahlawan tidak lagi dipandang sebagai gerakan gagah berani yang mengangkat senjata melawan pasukan penjajah negeri.

Pahlawan dalam perspektif generasi milenial adalah legenda hidup, bukan karakter sejarah yang telah meninggal. Perspektifnya dapat diketahui melalui akun media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook, dan para idola milenial dapat diikuti dalam keseharian dan filosofi hidupnya. Pahlawan milenial dapat dikonstruksi dari wacana interaktif secara online melalui media sosial berbasis IT, sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pahlawan kemerdekaan yang telah gugur.

Sumber daya manusia Indonesia masa depan akan dibangun di atas bahu generasi milenial. Inilah generasi emas yang akan memimpin Indonesia, mulai dari pemilik kedai kopi, eksekutif perusahaan, selebriti budaya, legislator, hingga pendidik dan wartawan serta pejabat tinggi pemerintah. Tujuan kemakmuran Indonesia menjadi negara maju secara ekonomi pada tahun 2045 berada di pundak mereka.

Persoalannya sekarang adalah bagaimana membesarkan generasi milenial yang mampu menyikapi persoalan masa kini dengan tetap relevan dan mengingat prinsip kepahlawanan. Pengenalan pahlawan yang penuh pemujaan dan penghormatan harus diterjemahkan ke dalam transmisi prinsip-prinsip universal yang relevan dengan situasi saat ini. Biarkan generasi milenial melakukan kontekstualisasi makna pahlawannya sendiri agar pahlawan tetap relevan dengan generasi ini.

Kontekstualisasi persepsi generasi milenial tentang pahlawan menurut zamannya, pahlawan bukan hanya masa lalu dari mereka yang telah gugur secara heroik. Namun pahlawan milenial juga merupakan pahlawan kehidupan (living heroes) yang akan membawa Indonesia maju sebagai bangsa yang setara dengan negara maju lainnya.

Selamat hari Pahlawan, semoga arwah pahlawan bangsa ini diterima oleh Allah Yang Maha Kuasa.

***

*) Penulis adalah Prof Triyo Supriyatno. Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan di FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES