Politik

Abaikan Interupsi PKS, Puan Maharani Dianggap Belum Matang Berpolitik

Selasa, 09 November 2021 - 10:44 | 41.91k
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat memaparkan hasil analisisnya. (foto: Dokumen/PPI)
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno saat memaparkan hasil analisisnya. (foto: Dokumen/PPI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyayangkan sikap Ketua DPR RI Puan Maharani mengabaikan interupsi anggota fraksi PKS. Menurutnya Puan seperti menunjukkan politik tirani mayoritas dalam rapat paripurna.

Kejadian ini terjadi saat rapat paripurna pengesahan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Senin (8/11/2021) sempat berujung cekcok antara PKS dan pimpinan DPR. Pasalnya, interupsi anggota DPR fraksi PKS, Fahmi Alaydroes, diabaikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani.

Menurut Adi Prayitno, dengan penampilan dalam sidang tersebut akan bermunculan spekulasi politik yang sangat buruk bagi masyarakat. Apalagi selama ini Puan Maharani secara politik selalu ditawarkan ke publik untuk menjadi presiden.

Oleh karena itu, Insiden mengabaikan intrupsi tersebut menunjukkan bahwa Puan Maharani masih buruk secara etika komunikasi. Adi Prayitno menyebutkan Puan belum siap secara mental dan etika untuk mencalonkan diri sebagai presiden, karena hal itu menunjukkan jika dia berkuasa main sesuka hatinya.

"Dari segi komunikasi politik kurang baik ke Puan sebagai sosok yang digadang potensial Capres 2024. Feedback-nya bisa negatif karena Puan dinilai tak siap perang gagasan dengan dewan lain. Apalagi ini yang kedua kalinya. Publik tahu, interupsi PKS itu nggak penting dari segi jumlah, tak ada yang dukung juga, tapi menolak interupsi jadi persoalan serius dalam politik," kata Adi Prayitno di Jakarta, Selasa (9/11/2021).

Lebih lanjut, analis politik dari UIN Jakarta ini menjelaskan Puan juga terkesan belum sepenuhnya matang menjadi calon pemimpin di masa depan. Dia menyebut persoalan mengabaikan interupsi ini bisa berpengaruh pada citra politik Puan Maharani.

"Feedback-nya kurang baik. Puan dinilai belum sepenuhnya matang jadi calon pemimpin masa depan. Jika pun ingin menolak interupsi dewan PKS, mestinya bukan Puan yang pimpin sidang, tapi Wakil DPR yang lain demi menghindari bully publik," imbuhnya.

"Buktinya, Puan kembali di-bully gara-gara ini. Terkesan sepele sebenarnya tapi dalam politik citra itu penting. Intinya, untuk kepentingan ke depan, Puan Maharani mesti menghindari sesuatu yang bisa memancing polemik dan kegaduhan. Sekecil apa pun itu," lanjut Adi Prayitno. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES