Kopi TIMES

Komunikasi Politik Kaum Sarungan

Senin, 08 November 2021 - 14:24 | 91.71k
Muhammad Sabilul Aslam, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - Pengurus DPN GEMASABA.
Muhammad Sabilul Aslam, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - Pengurus DPN GEMASABA.

TIMESINDONESIA, JAKARTAMENJELANG dimulainya kontestasi politik pada tahun 2024, semua partai politik mencoba menunjukkan ciri khas dan citranya masing-masing. Baik itu melalui televisi, koran khususnya media digital terutama medsos. Partai manapun mencoba menampilkan citra citra baru untuk bersaing meraih kemenangan pada tahun 2024. 

Dalam urusan komunikasi politik, ada pesan penting yang ingin disampaikan setiap partai kepada publik baik melalui media massa, cetak ataupun digital. Melalui cara tersebut parpol dapat menggambarkan gagasan visi, misi, program kerja dan citra diri. 

Oleh karena itu iklan yang dilakukan partai politik menjadi begitu penting karena iklan menjadi penghubung partai dengan pemilih. Selain kegiatan pemasaran, iklan partai politik merupakan kegiatan komunikasi politik. Iklan dapat digambarkan sebagai simbol-simbol yang membawa citra diri partai. 

Semiotika dan Komunikasi Politik

Komunikasi politik merupakan studi Ilmu Komunikasi yang lahir pada masa kontemporer. Komunikasi politik memiliki sifat dinamis dan cair. Hal ini bertujuan untuk memberikan implikasi nyata dan gambaran kepada publik tentang warna dan gambaran partai politik. Selain bertujuan untuk menggambarkan citra diri partai politik, komunikasi politik bertujuan untuk publishing partai politik. 

Komunikasi politik tak hanya bertujuan untuk menggambarkan parpol tertentu tapi juga untuk publishing media agar citra parpol sampai pada masyarakat dan disertai peningkatan elektabilitas parpol. Sedangkan Semiotika yang biasa kita pahami ialah ilmu yang mengkaji tentang simbol atau tanda pada budaya masyarakat. Potret masyarakat

Sarungan sebagai Komunikasi Politik

Baru baru ini ada yang menarik dalam suasana sidang paripurna DPR, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa hadir dalam rapat dengan kompak memakai sarung berwarna hijau bagi pria, dan kebaya hijau bagi wanita sesuai dengan logo partai mereka. Sebagai sesuatu yang komunal, partai politik pasti juga mencitrakan konstituennya. Partai Kebangkitan Bangsa yang dikomandoi Gus Muhaimin ini rata-rata memiliki konstituen di akar rumput berbasis nasionalis dan agamis khususnya masyarakat dan kaum santri. 

Cara komunikasi yang dipakai terbilang unik dan khas, partai politik lain mungkin belum mampu melakukan apa yang dilakukan PKB. Sarung sebagai simbol yang dipakai para lebah parlemen tersebut biasanya diartikan sebagai santri atau masyarakat desa. Namun, dengan citra yang dibangun PKB dapat kita maknai sebagai “Kaum sarungan-pun dapat duduk di parlemen dan berkontribusi besar untuk Negara”.

Simbol sarungan pun dapat menjadi tanda bahwa PKB besar dan lahir dari masyarakat pinggiran khususnya kaum santri dan umat muslim. Hal ini senada dengan survei yang dilakukan Pospol Indonesia, PKB memperoleh hasil tertinggi pada survey parpol yang paling peduli dengan umat muslim. Hal ini bisa kita kita simpulkan bahwa PKBlah partai yang satu frame dengan simbol sarung dan umat muslim. 

Metode komunikasi seperti ini juga terbilang kreatif dan inovatif. Seperti apa yang penulis sebut di atas, komunikasi politik bersifat cair dan dinamis. PKB menampilkan wajah riang gembira nan bersarung saat ketika memperingati hari santri dan harlah fraksinya. Perjuangan politik kaum sarungan ini tak hanya sebatas pemakaian simbol saja. PKB mampu mengonsolidasi seluruh fraksi parlemen untuk setuju terhadap UU Pesantren dan Dana abadi pesantren. 

PKB di bawah komando Gus Muhaimin menjelma menjadi kekuatan besar yang diperhitungkan. Sesuai dengan makna gambar lebah yang berada di logo sebagai simbol, partai ini mampu memberikan manfaat yang luas kepada msayarakat khususnya kaum sarungan. Maju terus lebah parlemen. 

***

*)Oleh: Muhammad Sabilul Aslam, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - Pengurus DPN GEMASABA.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES