Kopi TIMES

Industrialisasi Rempah Madura

Kamis, 04 November 2021 - 21:12 | 89.95k
Khoirul Hidayat, Koordinator Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura dan Konsultan UMKM.
Khoirul Hidayat, Koordinator Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura dan Konsultan UMKM.

TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Indonesia merupakan negara agraris, karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2019 menunjukkan bahwa 27,33% penduduk Indonesia bekerja di bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Perikanan. Dengan adanya Revolusi Industri 4.0 telah menciptakan disrupsi yang luar biasa dan mendorong pergeseran hebat di berbagai sendi kehidupan.

Kondisi ini merupakan tantangan baru bagi Provinsi Jawa Timur Khususnya Pulau Madura untuk mengelola gejala disrupsi tersebut untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan, peningkatkan produktifitas dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta adaptif dalam menghadapi tantangan global ke depan. Dalam konteks pertanian, masuknya Era Industri 4.0 diharapkan mampu memberikan solusi terhadap berbagai tantangan global serta mengatasi ketimpangan pembangunan di pulau Madura.

Potensi pertanian Madura sangat besar diantaranya jagung, tembakau, rempah, garam dan lain-lain. Berdasarkan data BPS tahun 2020, bahwa luas lahan pertanian Kabupaten Bangkalan 29.540 ha, Kabupaten Sampang 20.587 ha, Kabupaten Pamekasan 17.952 ha, dan Kabupaten Sumenep 25.566 ha. Beberapa produksi komoditi unggulan rempah Madura antara lain cabe jamu 5.480 ton, jahe 1.214 ton, kencur 1.104 ton, laos 906 ton, kunyit 631 ton. Sehingga dengan banyaknya produksi rempah Madura perlu dilakukan pengembangan melalui industrialisasi rempah Madura.

Universitas Trunojoyo Madura memiliki fokus dalam mengembangkan enam (6) sektor, meliputi: (1) sektor garam, rempah dan tembakau, (2) sektor pangan (jagung, singkong, tebu, sapi dan hasil laut), (3) sektor energi (migas dan energi terbarukan), (4) sektor pendidikan (formal, informal dan non formal), (5) sektor sosial, tenaga kerja dan wanita, (6) sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kerjasama antara petani rempah, industri jamu, pemerintah, dan perguruan tinggi sangat dibutuhkan dalam mensukseskan pengembangan industri rempah Madura.

Masyarakat Madura sudah banyak yang mengenal pengobatan tradisional dengan memanfaatkan dedaunan, batang, akar, biji, dan buah atau tumbuhan obat termasuk rempah-rempah hasil bumi Madura. Bagi sebagian besar masyarakat, jamu Madura sudah terkenal diseluruh nusantara. Hal itu menandakan bahwa jamu Madura merupakan produk khas madura yang sudah tidak asing bagi masyarakat.

Pengobatan tradisional dengan tumbuhan obat merupakan salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasarkan pengalaman dan ketrampilan secara turun temurun telah diwariskan nenek moyang yang dikenal obat tradisional atau jamu. Jamu yang sudah dikenal masyarakat Indonesia, merupakan bagian dari budaya bangsa yang diwariskan oleh leluhur terdapat di berbagi pulau di Indonesia. Pada umumnya ramuan jamu yang memiliki kekhasan lokal karena metode pembuatan, bahan yang digunakan atau cara-cara pembuatan yang dikaitkan dengan tradisional setempat.

Pengembangan industri rempah Madura merupakan salah satu strategi pembangunan Madura yang memanfaatkan sumber daya alam, dengan demikian aktivitas agroindustri rempah harus dikembangkan disemua komoditas.

Agroindsutri rempah yang mengakar kepada kesesuaian sumber daya pedesaan dijadikan sebagai prioritas utama dengan tujuan penyediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan kehidupan masyarakat.

Untuk dapat menghasilkan agroindustri rempah yang mempunyai keunggulan kompetitif, pengembangan agroindustri haruslah memperhatikan keunggulan komparatif, yang berarti didasarkan kepada ketersediaan sumber daya alam lokal dan menggunakan teknologi modern. Salah satunya dengan mendirikan desa rempah yang terintegrasi antara budidaya rempah, wisata edukasi rempah, industri rempah Madura dengan menggunakan teknologi modern. Dengan demikian, industri rempah dapat dijamin keberlanjutannya, mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan melestarikan budaya jamu Madura.

 

*)Penulis: Khoirul Hidayat, Koordinator Program Studi Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura dan Konsultan UMKM.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES