Entertainment

Kenangan Yaqud Ananda Gudban pada Vanessa Angel; Mukena Itu Selalu Dipakai Saat Vanessa Shalat

Kamis, 04 November 2021 - 20:00 | 126.89k
Vanessa Angel dan Nanda Gudban dalam sebuah acara di Rutan Perempuan Medaeng. (foto: screenshoot SCTV)
Vanessa Angel dan Nanda Gudban dalam sebuah acara di Rutan Perempuan Medaeng. (foto: screenshoot SCTV)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Meninggalnya artis Vanessa Angel dan suami, Febri Andriansyah, akibat kecelakaan di KM 673 tol Jombang - Mojokerto Kamis (4/11/2021), membuat kaget Yaqud Ananda Gudban. Betapa tidak, keduanya memiliki kenangan saat senasib di Rutan Perempuan Medaeng. 

Nanda pun mengaku menangis mendengar kabar meninggalnya Vanessa. Berikut kenangan Nanda pada almarhumah. 

***

Sore itu keadaan rutan ramai sekali. Vanesa Angel tahanan yang ditunggu-tunggu tiba. Sekitar pukul 17.00. 

Kehadirannya sore itu sangat berbeda dengan kehadiran tahanan-tahanan lainnya. 
Vanessa sendirian saat tiba sore itu. Sementara rekan "sepaketnya" sudah tiba beberapa hari sebelumnya.

Kami seluruh penghuni blok wanita penasaran ingin melihat bagaimana sosok artis ini.
Saya termasuk yang kepo ingin tahu yang mana Vanesa Angel itu karena memang belum pernah mengikuti keartisannya di luar.

Malam itu Vanesa masuk sel isolasi. Sama seperti tahanan baru lainnya. Kami belum bisa berkomunikasi. Bahkan belum bisa melihatnya di hari itu. Karena kami sudah harus masuk kamar masing-masing jam 17.00.

Keesokan harinya kami bertemu. Vanessa, cewek muda hitam manis itu ramah dan humble. Penuh etika. Begitu kesan awal saya. 

Ketika bersalaman pertama, Vanessa hendak mencium tangan saya. Sontak saya kaget. Cepat-cepat menarik tangan.

Tapi Vanessa memaksa. Katanya sebagai bentuk penghormatan bagi yang lebih berumur.

Kehadiran Vanessa betul-betul membuat suasana rutan sangat berwarna. Kejenuhan dengan rutinitas mulai hilang dengan kehadirannya.

Cerita-cerita tentang keartisannya sangat menarik bagi teman-teman di blok kami. Apalagi kunjungan dari rekan-rekan Vanessa sesama artis menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh teman-teman.

Apalagi petugas kadang membawa ke dalam blok sebagai hiburan bagi kami. Dan Vanessa pun sangat ramah. Ia terbuka dengan kami semua. Bahkan selalu berbagi makanan maupun pakaian bagi teman-teman. 

Beberapa rekan artisnya pun datang berkegiatan amal di rutan dengan kami. Kegiatan kami selalu dihadiri banyak sekali media nasional. Sungguh berbeda dengan sebelum kehadirannya.

Kamar blok kami dan ruangan kecil di sana adalah tempat dia berbagi curahan hatinya kepada saya. Perihal kasusnya. Pula tentang pribadinya.

Sebagai orang yang lebih senior, baik dari usia maupun dari keberadaan di penjara, saya membagi sedikit pengalaman.

Cerita-cerita menarik tentang kehidupan pribadinya dengan   Didi Mahardhika (putra almarhum Rahmawati Soekarnoputri) Niki Tirta, bahkan pertikaiannya dengan ayahnya, sering sekali menjadi time killer saya. Karena dia menceritakannya dengan penuh air mata dan pilihan-pilihan kata yang tidak dibuat-buat.

Matanya sangat berbinar ketika bercerita tentang 'bibinya'. "Bibi itu hadir at my worst Kak." 

Bibinya itu selalu ngirimi novel di mana di dalamnya selalu ada kalimat-kalimat penyemangat.
Saya sering meilhat kalimat-kalimat itu. Karena kami sering bertukar buku bacaan. 

Vanesa itu orangnya cerdas. Pengetahuan umumnya juga luas. Bacaannya menunjukkan kelas intelektualnya. Walau tidak menyelsaikan pendidikan SMA.

Saya sendiri lebih banyak mendengar dan menenangkannya. Karena masa-masa persidangan memang masa yang berat. Semua persoalan pribadi akan semakin memberatkan. Terutama pertikaian dengan ayahnya di masa-masa itu memang mencuat.

***

Pagi itu agak pagi Vanessa sudah tiba di kamar saya. "Kak, aku pinjam kerudung ya. Aku mau sidang pakai kerudung karena bulan puasa."

Saya pun memberinya beberapa untuk dipilih. Dia mengambil satu. Dan siang itu saya melihat Vanessa sudah tampak cantik dengan kerudung kotak-kotak.

"Aku berangkat ya Kak. Doakan sidangku lancar dan aku gak dikerubuti wartawan," ucapnya sambil bersalaman.

Hal seperti ini terjadi beberapa kali. Terutama setiap hendak bersidang dia selalu berpamitan dan meminta doa.

Kami sering menerima tamu kunjungan di ruang kunjungan yang sama. Dengan ramah dia menyalami teman-teman saya yang berkunjung dan penasaran dengannya. 

Tidak ada sedikit pun ketidakramahan yang ditunjukkan Vanessa. Ruang kunjungan kami sangat menarik karena banyak pengunjung yang ingin melihat dia.

Saya sempat menggoda Achmad Dhani yang saat itu juga sedang ditahan di Medaeng. "Kalah hits mas."  Dan, Dhani pun tersenyum.

Ah Vanesa, 5 bulan bersama dalam ruang sempit terbatas meninggalkan banyak kesan dan kenangan manis. 

Ketika sudah bebas pun dia tidak melupakan teman-temannya. Sempat mengirimkan foto pada petugas ketika mengadakan syukuran dengan anak yatim. 

"Tunjukin Kak Nanda ya fotonya. Ini kerudung dari Kak Nanda, aku juga masih baca dzikir pagi petang yg dikasih kakak." Saya pun senang masih diingat Vanessa. 

Berita-berita tentang Vanessa sedikit kami ikuti dari dalam penjara. Namun berita sore ini betul-betul membawa duka mendalam dan membuka lembaran kenangan indah bersamanya.

Teman sekamar saya, Ella, sontak berteriak kaget ketika petugas menginfokan pada kami.
"Ini mukena yang aku pakai dikasih Vanesa."

Ella pun menunjukkan mukena yang dia pakai. 

Selamat jalan my dear Vanesza Adzania, nama yang tertera di KTP mu. Semoga Allah mengampuni segala dosa dan salahmu. Kami semua yang masih di sini akan selalu mendoakanmu menghadap Ilahi Rabbi. Alfatehah! (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES