Gaya Hidup

Scrapbook Bisnis Baru yang Menjanjikan

Rabu, 03 November 2021 - 05:50 | 28.59k
Scrapbook (Foto:Joko)
Scrapbook (Foto:Joko)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Berkat mencintai dunia fotografi medeling yang sejak usia 20 tahun, Michelle Anita Yunita atau yang lebih dikenal dengan Michelle Obeirne, setelah lulus SMA ia memutuskan merantau ke Jepang selama 3,5 tahun sebagai model.

Selain itu, dirinya juga menjadi mentor bagi para model-model dari luar negeri dengan mengajari cara berjalan dan berpose di atas catwalk. Ternyata menjadi seorang model, rupanya bukan passion perempuan yang akrab disapa Anita itu.

Ia merasa lebih tertarik berada di belakang kamera sebagai fotografer. Sejak saat itu ia memutuskan untuk mendalami dunia fotografi khusus modeling.

"Saya sebenarnya nggak suka model-model gitu. Saya lebih seneng ke fotoin, dari dulu sebelum dipotret saya seneng motret. Suka aja," tuturnya di Jakarta, Selasa (2/11/21).

Kemudian ia memutuskan kembali ke Indonesia dan masuk ke pendidikan fotografi milik fotografer gaek Darwis Triadi School of Photography pada 2008-2009. Sebagai informasi, Darwis Triadi School of Photography adalah sekolah fotografi yang didirikan oleh ahli fotografer glamor dan fashion senior Indonesia, Darwis Triadi, sejak 2003 silam. Sekolah ini berfokus pada pembelajaran mengenai dunia fotografi yang berdiri sejak 2003.

Belajar selama satu tahun di Darwis Triadi School, membuat Anita mengenal secara personal sosok fotografer senior yang telah mengeluarkan banyak buku tersebut. Kedekatan keduanya juga terlihat dalam akun Instagram @michelle_obeirne19 milik Anita.

"Secara personal kenal dengan Darwis Triadi, kenal kan gurunya langsung," kata Anita.

Setelah lulus, Anita lebih berani mengeksplorasi dirinya dengan menerima beberapa tawaran kerja. Tawaran kerja yang diterima juga tak melulu berasal dari Indonesia, beberapa kali dirinya harus pergi ke Malaysia hingga Dubai.

Saat bekerja sebagai fotografer di Dubai inilah dirinya bertemu dengan sang suami yang merupakan warga negara Australia. Pernikahan keduanya pun digelar di Indonesia. Setelah menikah, Anita dan suaminya tinggal di Australia.

Hingga pada tahun 2019, wanita kelahiran Bandung ini mendapat sebuah tawaran kerja di Sydney dari seorang teman. Anita pun mengambil tawaran sebagai fotografer tersebut meskipun harus menempuh perjalanan selama 2 jam.

Rupanya di Sydney ia dipercaya untuk memotret kegiatan komunitas relawan Presiden Jokowi dalam sebuah acara. Sejak saat itu, Anita diajak oleh komunitas tersebut sebagai fotografer tetap untuk dokumentasi sekaligus menyambut kedatangan Jokowi di Australia. Untuk beberapa acara pun seperti memotret penyambutan Budiman Sudjatmiko hingga Okky Asokawati pernah menjadi sasaran bidik Anita.

"Ternyata orang seneng sama hasil kerja saya, akhirnya kalau ada acara diundang lagi. 17 Agustus 2019 saya diundang ke istana. Saya pulang ke Indonesia, ikut upacara bendera," ujar perempuan tomboy itu.

Ketika tak ada agenda khusus, Anita masih aktif memotret. Ia membuka event organizer khusus untuk pernikahan dan ulang tahun di mana dirinya berperan sebagai pemotret.

"Sampai sekarang masih motret, misal ada acara pernikahan, ulang tahun, event. Kalau di Indonesia bisa ratusan manusianya, kalau di sini kira-kira paling banyak 50-100 orang. Saya bisa kerjain sendiri atau minta bantu 1 orang udah cukup," katanya.

Kecintaan Michelle Anita terhadap dunia seni tak hanya berhenti pada fotografi saja. Ia pun pandai membuat karya seni scrapbook, semacam album lembar memo yang dihiasi foto dan lainnya, berisi entri jurnal maupun ucapan dan deskripsi tertulis. Mulanya Anita tertarik ketika mendatangi salah satu toko scrapbook di Bandung. Lantas ia mengikuti kelas selama 1 jam, belajar secara basic membuat scrapbook.

Selanjutnya ia mendalami sendiri bagaimana secara kreatif menuangkan ide-ide ke dalam scrapbook yang ia buat. Setelah menguasai, akhirnya ia menyulap sebuah ruangan di rumahnya untuk menyalurkan kreatifitasnya untuk membuat sebuah scrapbook.

"Itu sebenernya nuangin ide, padukan warna dan macam-macam. Jadi kalau misal kita belajar bagaimana pun juga kalau nggak bakat atau ga ada kreatifitas itu susah. Saya lebih seneng art. Kayak scrapbook ini, foto art dan fashion," jelasnya.

Mulai dari menentukan tema, memadupadankan warna, menentukan foto, hiasan, tulisan hingga tata letaknya, Anita kerjakan sendiri. Karena handmade, durasi pengerjaan scrapbook cenderung lama karena dikerjakan satu persatu dengan teliti. Durasi pengerjaan juga tergantung dari rumit tidaknya pesanan pilihan pelanggan.

Untuk bisnis scrapbook-nya, Anita memilih kualitas kertas yang bagus agar pelanggannya merasa puas. Pelanggan juga dapat menentukan tema yang akan digunakan seperti binatang, fashion dan lainnya.

Selain karya scrapbook Michelle Anita Yunita yang bisa dilihat melalui website lucucollection.com, pesanan yang diterimanya juga bisa  kartu ucapan atau kado untuk orang terkasih dan bahkan bisa sesuai dengan keinginan.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES