Gaya Hidup

Dampak Pandemi Covid-19, Anak-Anak 2 Kali Lebih Aktif Menatap Layar Gadget

Selasa, 02 November 2021 - 20:19 | 61.49k
Ilustrasi anak saat memainkan gadget (FOTO: Pinterest)
Ilustrasi anak saat memainkan gadget (FOTO: Pinterest)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Semenjak pandemi Covid-19 melanda, semua aktivitas belajar mengajar diliburkan sementara hingga waktu yang tidak ditentukan. Akibatnya, banyak anak-anak yang harus belajar dari rumah.

Pembelajaran dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring), menggunakan gadget atau telepon genggam. Akibatnya anak-anak diharuskan untuk tetap siaga di depan gawai mereka, apabila sewaktu-waktu diperlukan.

Para orang tua merasa khawatir selama pembelajaran daring ini. Pasalnya anak-anak mereka menjadi adiksi terhadap telepon genggam.

Radiasi yang ditimbulkan oleh sinar gawai bisa menimbulkan kerusakan pada mata. Banyaknya intensitas anak menatap layar telepon genggam selain untuk sekolah, yakni juga bermain video games membuat waktu anak hanya berkutat pada layar gadget.

Menurut penelitin yang diterbitkan oleh JAMA Pediatrics, para remaja menghabiskan hampir delapan jam sehari di depan layar. Angka ini dua kali lipat bertambah saat sebelum pra-pandemi yang hanya empat jam per hari.

Kegiatan yang dilakukan selain untuk sekolah daring, yakni juga pada kegiatan rekreasi seperti menonton video online. Lainnya kegiatan screen time atau menatap layar dilakukan untuk membuka media sosial, obrolan video, dan browsing.

Studi yang dilakukan oleh Dr. Jason Nagata, Asisten Profesor Pediatri di Universitas California, San Fransisco. Para remaja yang banyak menghabiskan waktu untuk menatap layar gadget  berpotensi memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dan mengalami stress yang lebih besar di kalangan remaja.

Sekitar 5.412 remaja berusia antara 10 hingga 14 tahun mengikuti survey terkait dengan kebiasaan mereka di depan layar. Hasilnya rata-rata anak-anak menghabisakan 7,7 jam perhari di depan layar.

‘’Sebagian besar keluarga berharap Berkomunikasi dengan teman melalui game atau media sosial, atau bersantai sambil menonton video  akan menjadi pereda stres selama pandemi,’’ sahut Dr. Jenny Radesky, dokter anak perkembangan perilaku dan asisten profesor pediatri di Rumah Sakit Anak C.S. Mott Michigan, di Ann Arbor.

Nagata mengimbau para orang tua untuk memberikan batasan waktu untuk anak-anak dalam menatap layar gadget, terlebih saat sebelum tidur.

‘’Orang tua juga harus memberi contoh dengan mematikan gadget  selama berkumpul dengan anggota keluarga lain dan saat makan bersama, serta membiarkan anak-anak untuk saling berinteraksi satu sama lain’’

Banyaknya aplikasi yang memberikan notifikasi, membuat hal ini rawan menjadi pemicu anak-anak untuk terus menatap layar. Para orang tua bisa mematikan fitur aplikasi tertentu yang dirasa menjadi penyebab adiksi pada anak.

Selain itu juga orang tua dapat membuat jadwal kegiatan harian yang bisa dilakukan oleh anak seperti pekerjaan rumah ringan. Dengan begitu anak dapat mengurangi adiksi terhadap gadget. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES