Kesehatan

Drg Vicky: Gigi Itu Lebih Berharga dari Berlian

Senin, 01 November 2021 - 11:42 | 77.05k
drg. Vicky Aditya Lestari memberikan keterangan pada awak media Times Indonesia (Foto : Dimas Reza Yogatama For Times Indonesia)
drg. Vicky Aditya Lestari memberikan keterangan pada awak media Times Indonesia (Foto : Dimas Reza Yogatama For Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, TEGAL – Dokter RS Harapan Sehat Slawi, Kabupaten Tegal, drg. Vicky Aditya Lestari berharap masyarakat tidak takut untuk ke dokter gigi di masa pandemi.

 memberikan wawasan tentang kesehatan gigi bagi masyarakat untuk melakukan konsultasi berkala ke dokter gigi dan cek rutin selama 6 bulan sekali serta ‘jangan takut’ ke dokter gigi di tengah kondisi pandemi saat ini. Hal tersebut diungkapkan dirinya saat ditemui Times Indonesia.

 “Jangan takut, jika sudah divaksin bisa segera cek kesehatan gigi ke rumah sakit dan dokternya pun menggunakan APD lengkap,” ungkap drg. Vicky

Menurutnya, Klinik Gigi  telah beradaptasi dengan situasi Pandemi Covid-19. Untuk itu,  masyarakat tidak perlu ragu untuk berobat ke dokter gigi apabila memiliki keluhan seputar kondisi kesehatan gigi dan mulut.

 drg. Vicky menjelaskan, ada beberapa kondisi gigi yang dapat ditambal atau tidak. Gigi memiliki susunan anatomi Yaitu email yang merupakan lapisan paling luar dan terkeras dari gigi, lalu dentin yang bisa membuat sensitif apabila terekspos dan saraf gigi yakni jika lubangnya sudah besar dan mengenai saraf maka akan mengalami sakit yang luar biasa.

Jadi, apabila kondisinya masih dalam tahap email gigi atau dentin gigi masih dapat dilakukan perawatan tambal permanen dalam satu kunjungan. Akan tetapi jika sudah mengenai saraf gigi, bukan ditambal dalam satu kali kunjungan, melainkan harus diambil terlebih dahulu saraf gigi tersebut dan melakukan kontrol atau kunjungan berikutnya sebelum di tambal permanen.  Perawatan tersebut dinamakan perawatan saluran akar. 

“Dikarenakan bakteri yang sudah masuk ke saraf gigi berarti sudah memiliki jalan masuk ke dalam akar giginya hingga gusi. Jadi kalau langsung ditambal giginya masih kotor dan penuh bakteri, gigi tersebut dapat mengalami bengkak,” katanya.

drg. Vicky menjelaskan, tidak semua lubang yang terdapat pada gigi bisa ditambal dan apabila kerusakan sudah meluas maka kemungkinan gigi tidak dapat ditambal dan terpaksa dicabut. Maka dari itu drg.Vicky mengajurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali untuk cek berkala kondisi gigi. “Sebelum lubangnya besar dan mengalami sakit harusnya seseorang cek rutin setiap 6 bulan sekali. Karena, lubang kecil dapat terdekteksi di pemeriksaan berkala sebelum menjadi hal yang lebih parah,” ungkapnya.

Lanjut dia, perlu diketahui langkah gosok gigi bukan hal yang dapat mengembalikan gigi berlubang, melainkan sebagai langkah preventif atau pencegahan utama sebelum lubang pada gigi terbentuk.

“Sekarang pertanyaannya gini, apakah cara sikat giginya sudah benar, dari waktu hingga caranya. Karena secara alamiah, karang gigi akan terbentuk karena proses pengendapan mineral pada air liur maupun akibat sisa makanan pada area yang tidak terjangkau sikat gigi, sehingga diperlukan pembersihan berkala di dokter gigi sebelum terjadi penumpukan karang gigi yang dapat menyebabkan gigi berlubang maupun bau mulut. Selain kunjungan berkala ke dokter gigi, cara dan waktu sikat gigi juga perlu diperhatikan. cara dan waktu sikat gigi yang kurang tepat, bahkan akan menimbulkan kerusakan gigi akibat tekanan yang terlalu keras dari bulu sikat secara terus menerus maupun bulu sikat yang sudah rusak karena tidak rutin diganti setiap 3 bulan," ucapnya.

Menurutnya, gigi itu lebih berharga daripada berlian sebab sekali gigi rusak, gigi tidak akan memperbaiki dirinya sendiri. “Namanya tambalan sebagus apapun tidak akan sama rasanya dengan kondisi gigi yang sehat dan belum pernah sakit,” imbuhnya.

drg. Vicky menekankan akan pentingnya kontrol setiap 6 bulan sekali, walaupun lubangnya kecil namun jangan pernah menggangap remeh hal tersebut. “Langsung aja cek up nanti bisa tambal gigi, karena kalau sudah berlubang besar akan menyesal dikemudian hari,” terangnya.

Kawat Gigi

drg.Vicky mengatakan, kawat gigi bukanlah fasion melainkan peralatan medis. “Karena dalam kata kedokteran itu tidak ada istilah behel fasion,” katanya.

Menurutnya, semua behel yang dipasangkan pada gigi adalah perawatan, dikarenakan jika gigi yang tidak rapi akan ada beberapa kendala yang diantaranya makanan sering menyelip yang mennyebabkan gigi tersebut akan berlubang dikemudian hari.

drg. Vicky menyarankan, agar perawatan gigi bukanlah melalui salon akan tetapi melalui dokter gigi yang jelas penanganannya secara medis. “Kalau dokter gigi, sekali memasang kawat gigi tersebut kita bertanggung jawab sampai perawatan itu selesai, misalnya 4 tahun,” tambahnya.

Dirinya miris terhadap salon yang membuka perawatan itu, dikarenakan peralatan medis yang mudah sekali didapatkan di e-commerce namun telah disalah gunakan menjadi trend fashion. “Saya berharap pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, praktek salon behel atau kawat gigi tidak dibiarkan subur dikarenakan bukan pada tupoksinya,” terangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES