Kopi TIMES

Sumpah Pemuda, "Kerisnya" Para Millenial Hadapi Era Baru

Kamis, 28 Oktober 2021 - 10:03 | 31.53k
Moza Indira Sylvani
Moza Indira Sylvani

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sumpah Pemuda bukan sekadar teks sejarah, tetapi seperti kepalan tangan berlumuran darah. Meski merasa sakit, tetap banggalah mengatakan 'Saya Indonesia', Berbangsa yang satu Bangsa Indonesia, Berbahasa yang  satu Bahasa Indonesia dan bertanah air satu Tanah Air Indonesia.

Janji dalam sumpah pemuda tersebut membangkitkan semangat rakyat Indonesia, terurama para anak muda untuk menegaskan kemerdekaan Republik Indonesia.

Oleh karena itu, hari "Sumpah Pemuda" sudah pasti memberikan banyak sekali makna dan arti bagi kita semua. untuk kita para milenial, Presiden Republik Indonesia yang pertama yaitu Ir. Soekarno pernah berkata:“Berikan aku 10 pemuda, maka akan aku guncang dunia.”

Begitu besarnya kontribusi pemuda dan pemudi untuk kemajuan suatu bangsa, karena di tangan pemuda dan pemudilah sebuah peradaban akan berubah.

Ujung dari peringatan sumpah pemuda yaitu untuk mengingatkan bukankah para pemuda tahun 1928 sdh bersumpah dan mengafirmasi diri sebagai satu bangsa satu bahasa dan  satu tanah air satu tanah air Indonesia Inilah "keris" para millenial yang sudah punya Yoni Teruji. Dan terbutki telah menyatukan jiwa dan spirit millenial. Bahkan saat menghadapi Era Baru Digitalisasi.

Mengingat besarnya peran dari generasi milenial demi kemajuan bangsa hal ini sangat didukung dengan keadaa Indonesia yang akan mengalami bonus demografi. Sesuai fakta yang beredar peningkatan jumlah penduduk usia produktif terjadi lebih cepat dari perkiraan pemerintah. pada september 2020, jumlah penduduk usia 15-64 tahun sudah mencapai 70,7% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 191 juta.  

Bonus demografi ini menjadi tantangan kita di tengah era digital. Serba cepat. Serba global, tanpa batas. Kondisi Ini yang menuntut millrnial tak hanya harus serba respons cepat. Sensifit alias peka terhadap kondisi lingkungan sosial.  

Tanggap membaca peluang agar situasi ini tidak menjadi bomerang bagi kita. Marilah kita berlomba- lomba untuk berkreasi dan berkarya. Hanya dengan karya para Millenial mewujudkan bukti keris Sumpah Pemuda.

Kita berada di tanah air yang sama: Indonesia. bahasa yg sama : Indonesia, dan bangsa yang sama: Indonesia. Keris ini menjadi modal berkarya kita, millenal berkarya drngan rasa Indonesia, spirit Keindinesiaan,  tapi sanggup menembus kualitas global.  

Kekuatan bonus demografi indonesia adalah kaum millenial. Yang karakternya berbeda dengan generasi sebelumnya (Z).

Anak anak millenal berada di tengah zona era digital dimana super disruption pasca pandemi Covid-19 memaksa zaman ini mayaritas bertemu secara online. Tanpa batas.

Di satu sisi sebagai pola dan model baru yg serba cepat dan taktis, di satu sisi merupakan medan bahaya atas induksi paham di luar idiologi Indonesia /Pancasila, radikalisme, komunisme, dan paham baru lainnya.

Dampak ini menjadi tugas kita bersama untuk tetap saling mengingatkan dan menguatkan kita lahir di tanah air yang sama. Tanah Air Indonesia. 

Memberikan kontribusi nyata adalah bagian penting dalam wujud Millenial sebagai bangsa yang sama : Indonesia.

Jika hari ini kita harus menumpas bersama sama musuh kita, maka musuh itu adalah Kemiskinan. Korupsi. Dan disintegritas. Itu musuh kita bersama. Dalam bahasa yang sama. Mari kita lawan bersama sama.

Ada banyak jutaan mutu manikam  millenial yang sudah mewujudkan asa nya. Untuk Indonesia. Dan menginspirasi sesama millineal Indonesia. Sebut saja Alvi Rev. Anak santri lulusan adrasah di Desa Pacet Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojoketo berhasil mewujudkan karya terbaiknya untuk Indonesia.

Ia fokus memadukan gagasan kekuatan bhineka tunggal Ika dari Sabang sampai Merauke memadukan dengan genre musik tradisional dan Tecno, di usianya yg msih belia. Dia berhasil mempersembahkan karya gabungan musik, animasi dan seni tradisional. 

Di antara karya puncaknya, Wonderland Indonesia menjadi trading nomor 1 di YouTube dunia.

Tak cukup satu aset Indonesia yang membanggakan. Seperti yang dipublish luas oleh TIMES Indonesia, kisah jibaku anak ndeso. Judul : Dari Kopi Taji. Sukron Raih Pemuda Pelopor. Kisah menarik dan inspiratif lahir dari Sukron, anak desa lulusan SMP Jabung Kabupaten Malang.

Mantan Kuli panggul yg baru saja menerima penghargaan Juara Umum Pemuda Pelopor Indonesia. Dia berhasil mengembangkan Kopi Taji di Lereng Gunung Bromo. 

Baik Revi dan Sukron, keduanya adlaah milleneal yang bekerja keras dalam serba keterbatasan. 
Tetapi mereka mampu membuktikan, sebagai milleneal yg tangguh yang bisa menembus batas keterbatasannya. Jika ditanya keduanya, jawabnya sama. Aku Indonesia. Garuda Pancasila di dadanya.

Satu Bangsa
Satu Bahasa 
Satu Tanah Air ,
Indonesia!

***

*) Oleh: Moza Indira Sylvani
Mahasiswa Semester III Fakultas Peternakan UB
Juara II Duta Pancasila Kab Malang 2020
Relawan Malang Bersatu Lawan Corona

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES