Wisata

Berwisata Sekaligus Belajar, Lumbung Stroberi Jadi Pilihan Terbaik

Jumat, 29 Oktober 2021 - 09:27 | 70.12k
Keseruan pengunjung menikmati wisata petik stroberi dengan mengabadikan foto bersama. (Foto: Alya Auranty Faradhisa/ TIMES Indonesia) 
Keseruan pengunjung menikmati wisata petik stroberi dengan mengabadikan foto bersama. (Foto: Alya Auranty Faradhisa/ TIMES Indonesia) 

TIMESINDONESIA, BATU – Destinasi tempat wisata di Kota Batu, Jawa Timur setiap hari kian bertambah dan tak habis-habisnya menyuguhkan hal-hal baru.  Panoramanya yang indah mampu menarik ratusan pasang mata untuk datang berkunjung. Tak hanya unggul dengan wisata alam, Kota Batu juga ramai akan agrowisata. Banyak dari para petani buah yang memanfaatkan potensi alam menjadi sektor wisata.

Adalah desa Pandanrejo, yang menjadikan Lumbung Stroberi sebagai ikon desa wisata petik stroberi. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Raharjo memiliki unit usaha yang memanfaatkan 8 hektar lahan untuk memberdayakan potensi alam dari mayoritas penduduk Pandanrejo yang berprofesi sebagai petani stroberi. Dengan bekerja sama dengan para petani dan pemuda Karang Taruna, Lumbung Stroberi  mampu menyeimbangkan kembali harga pasar yang selalu berbeda. Letaknya yang berada di Dusun Pandan, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu juga mempengaruhi stroberi tumbuh dengan subur.

"Sistem kerja sama lumbung dengan petani itu, Lumbung sebagai pengepul. Jadi membeli stroberi dengan harga per kg dari petani, tergantung musim bisa 55.000-65.000 per kg," ungkap Yonathan,  salah satu pegawai Lumbung Stroberi.

StrowberryStroberi milik petani Pandanrejo yang tumbuh subur saat wisata petik stroberi di Lumbung Stroberi. (Foto: Alya Auranty Faradhisa/ TIMES Indonesia)

Secara resmi Lumbung Stroberi berdiri pada akhir tahun 2018 dengan beberapa bantuan dari stakeholder dan modal usaha dari BUMDES. Walaupun bukan tergolong baru, agrowisata ini dapat menjadi pilihan destinasi wisata bagi Anda yang menyukai stroberi dan ingin memetik secara langsung. Sebelum berkunjung ke Lumbung Stroberi, calon pengunjung diwajibkan untuk melakukan reservasi dengan batas kurang dari 3 hari sebelum kedatangan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memutus rantai penularan Covid-19 dan penyiapan lahan untuk dipetik.

"Stroberi yang di Lumbung itu dari Provinsi Bali masuk tahun 1970, tapi baru dikenal dan dikembangkan tahun 90-an. Petani menjualnya dengan cara dipikul, dan dikemas pake bambu (tikem). Jenis stroberinya juga bermacam-macam  ada sweet charlie, california, holybrite, grande dan rosalinda. Kemudian tahun 2010, mulai dilirik wisatawan lokal dan asing. Karena udah mulai terkenal dan ada potensinya. Akhirnya dibikin wisata petik stroberi terus dinamai Lumbung Stroberi," jelas Yonathan. 

Lumbung Stroberi buka setiap hari mulai pukul 09.00-17.00 WIB. Untuk masuk ke wisata petik stroberi, Anda akan dikenakan biaya sebesar Rp25 ribu per orang. Asyiknya, dengan harga tersebut pengunjung sudah dapat menikmati 5 buah stroberi segar secara gratis dan sisanya akan dihargai Rp6.000 per ons. Tak hanya itu, kegiatan memetik akan ditemani langsung oleh pemandu sehingga Anda akan merasakan sensasi memetik sekaligus belajar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES