Peristiwa Daerah

Hari Sumpah Pemuda, Komunitas Milenial Arek Suroboyo Dongkrak Semangat Difabel

Kamis, 28 Oktober 2021 - 15:19 | 25.57k
Komunitas milenial Arek Suroboyo usai menggelar seminar This Able dalam rangka Hari Sumpah Pemuda di rumah makan Bebek Tepi Sawah Surabaya, Kamis (28/10/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Komunitas milenial Arek Suroboyo usai menggelar seminar This Able dalam rangka Hari Sumpah Pemuda di rumah makan Bebek Tepi Sawah Surabaya, Kamis (28/10/2021).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAKomunitas milenial Arek Suroboyo (Asuro) menggelar seminar nasional "This Able" dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, dan mengundang Wakil Wali Kota Armudji untuk mendongkrak semangat pada Difabel agar tak patah semangat dan terus berkarya meski mempunyai keterbatasan.

Raditya Erlangga selaku ketua komunitas Asuro menjelaskan seminar nasional bagi difabel ini untuk menghapus stigma bahwa kelompok disabilitas tidak bisa apa-apa. Tapi dengan kebersamaan maka generasi milenial difabel juga dapat berguna bagi dunia kerja.

"Tapi kita gandeng, ayo bareng-bareng bersama, kita peluk bersama, rangkul bersama anak-anak muda semua sama di mata kita. Nggak ada perbedaan," kata Raditya di lokasi seminar di rumah makan Bebek Tepi Sawah Surabaya. Kamis (28/10/2021).

Seminar nasional yang dihadiri Wali Kota Armudji dan Ajik Krisna pemilik oleh-oleh Krisna Bali tersebut untuk menunjukkan bahwa dengan kebersamaan maka difabel yang sering merasa insecure bisa berkarya memajukan kota Surabaya.

"Tapi saya kuatkan mereka, ayok kita bareng-bareng bersama bangun kota Surabaya bareng-bareng," tambah Raditya.

Wakil Wali Kota Armudji dalam kesempatan ini menyampaikan, bahwa Surabaya adalah kota ramah difabel yang ditunjukkan dengan pembangunan infrastruktur bagi keperluan disabilitas, dan juga memberikan tempat dan kesempatan untuk bisa bergabung di Pemkot Surabaya meski sebatas outsourcing.

"Ini yang tentunya menjadi suatu momen apalagi sekarang ini hari Sumpah Pemuda, maka di setiap SKPD sesuai dengan kemampuan apa yang dilakukan anak-anak berkebutuhan khusus kita selalu welcome," terang Armudji.

Berdasarkan UU mengenai disabilitas, Armudji mengatakan bahwa dari 100 pekerja minimal ada 1 difabel.

"Jadi kalau di DKRTH ada, di SKPD lainnya ada kita mungkin sudah lebih daripada perbandingan itu," ujarnya.

Armudji juga menambahkan, dalam seminar nasional This Able ini dapat membuka mata orang tua yang memiliki anak disabilitas atau anak berkebutuhan khusus untuk tidak dirumahkan saja.

"Mereka jangan dirumahkan saja, mereka harus dibiarkan bisa bersosialisasi dan bisa akrab dengan yang normal seperti biasanya. Supaya apa? supaya mereka juga menambah kepercayaan dirinya dan mereka juga menambah satu pengalaman dari apa yang mereka dapatkan dari teman-teman sekelilingnya," tegasnya.

Ajik Krisna yang hadir sebagai pembicara, di acara tersebut dia mengemukakan bahwa pandangan kelompok disabilitas tidak bisa berbuat harus dikesampingkan, karena selama dirinya membuka usaha selalu melibatkan difabel dalam proses produksi produknya. Bahkan di pabrik yang sedang dibangunnya kedepannya akan menampung 50 pekerja difabel dari 200 karyawan yang dibutuhkan.

"Justru anak disabilitas lebih Aware kerjanya dibandingkan orang biasa karena di produksi itu kita butuh orang yang banyak bekerja daripada banyak bicara, nah kalau orang biasa pasti kan banyak bicara daripada banyak bekerja," ucapnya.

Selain Armudji dan Ajik Krisna, Komunitas milenial Arek Suroboyo juga menghadirkan Duta Baca Jatim Heraldha Savira sebagai pembicara seminar nasional This Able yang dihadiri sekitar 40 orang disabilitas.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES