Tekno

Senator AS Panggil YouTube, TikTok, dan Snap Soal Pengaruhnya Pada Anak-anak

Rabu, 27 Oktober 2021 - 12:13 | 47.66k
Layanan Snapchat Snap Inc memungkinkan orang untuk mengirim foto, video, dan pesan yang dimaksudkan untuk menghilang dengan cepat, sebuah bujukan bagi pengguna mudanya yang berusaha menghindari pengintaian orang tua dan guru. (FOTO : Al Jazeera/AP Photo)
Layanan Snapchat Snap Inc memungkinkan orang untuk mengirim foto, video, dan pesan yang dimaksudkan untuk menghilang dengan cepat, sebuah bujukan bagi pengguna mudanya yang berusaha menghindari pengintaian orang tua dan guru. (FOTO : Al Jazeera/AP Photo)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah Facebook, Selasa (26/10/2021), eksekutif TikTok, Snap, dan YouTube juga telah dipanggil Senator Amerika Serikat,  untuk dimintai penjelasan tentang langkah apa saja yang diambil platform mereka untuk melindungi pengguna muda.

Eksekutif Facebook telah menghadapi pertanyaan sulit tentang masalah yang sama.

Dilansir Al Jazeera, tiga eksekutif yang dihadirkan itu adalah Wakil Presiden TikTok dan Kepala kebijakan publik untuk Amerika, Michael Beckerman, Wakil Presiden untuk urusan pemerintahan dan kebijakan publik pemilik YouTube, Google, Leslie Miller serta Wakil Presiden untuk kebijakan publik global dari induk Snapchat Snap Inc, Jennifer Stout.

Subkomite Senat Commerce tentang perlindungan konsumen itu juga baru saja menyelesaikan sidang dengan mantan ilmuwan data Facebook, yang memaparkan penelitian internal perusahaan yang menunjukkan bahwa layanan berbagi foto Instagram perusahaan tampaknya sangat merugikan beberapa remaja.

Panel ini kemudian memperluas fokusnya dengan memeriksa platform teknologi lain, dengan jutaan atau miliaran pengguna, yang juga bersaing untuk mendapatkan perhatian dan loyalitas kaum muda.

Dilansir CNN, Partai Demokrat dan Republik di subkomite Senat Perdagangan tentang perlindungan konsumen,  mengemukakan kekhawatirannya bahwa TikTok, YouTube, dan SNAP telah digunakan untuk menyakiti anak-anak dan mempromosikan tindakan destruktif, seperti vandalisme di sekolah, tantangan viral yang mematikan, intimidasi, gangguan makan, dan influencer manipulatif pemasaran.

"Dalam minggu-minggu menjelang sidang ini, saya telah mendengar dari orang tua, dari guru, dari profesional kesehatan mental yang semuanya bertanya-tanya hal yang sama,  Berapa lama kita akan membiarkan ini berlanjut?," kata Senator dari partai Republik,  Marsha Blackburn.

"Anda tidak bisa mempercayai Big Tech dengan anak-anak Anda," ujar Senator dari partai Demokrat, Richard Blumenthal.

Para eksekutif TikTok dan SNAP dengan berbesar hati  mengakui perlunya berbuat lebih banyak untuk melindungi platform mereka.

Wakil Presiden TikTok yang juga Kepala Kebijakan Publik, Michael Beckerman mengatakan, pihaknya bekerja untuk menjaga platformnya tetap aman dan menciptakan pengalaman yang sesuai dengan usia, tetapi menambahkan "kami tahu kepercayaan harus diperoleh."

"Kami berusaha untuk mendapatkan kepercayaan melalui tingkat tindakan yang lebih tinggi, transparansi dan akuntabilitas, serta kerendahan hati, untuk belajar dan meningkatkan," kata Beckerman.

Sementara itu Wakil Presiden Kebijakan Publik Global SNAP, Jennifer Stout mengatakan perusahaannya sedang mengembangkan alat baru bagi orang tua untuk lebih mengawasi bagaimana anak-anak mereka menggunakan aplikasi.

"Kami memiliki tanggung jawab moral untuk mempertimbangkan kepentingan terbaik pengguna kami dan semua yang kami lakukan, dan kami memahami bahwa ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan saat kami melihat ke masa depan," kata Stout.

"Kami percaya bahwa regulasi diperlukan, tetapi mengingat kecepatan yang berbeda di mana teknologi berkembang ... regulasi saja tidak dapat menyelesaikan pekerjaan," katanya lagi.

Tanggung Jawab Sosial

Ia juga mengatakan, perusahaan teknologi harus bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat yang mereka layani. Jika tidak, pemerintah harus bertindak untuk meminta pertanggungjawaban mereka.

Sidang hari Selasa itu merupakan kali pertama para eksekutif dari YouTube, TikTok, dan Snap, perusahaan induk Snapchat, bersaksi di Capitol Hill. Meski platformnya lebih kecil dari Facebook, tapi tetap dipandang sangat menarik bagi pengguna yang lebih muda.

Kepala keamanan global Facebook, Antigone Davis, sebelumnya juga menghadapi pertanyaan dari subkomite Senat yang sama tentang efek berbahaya platform Instagram terhadap kesehatan mental gadis remaja, menyusul laporan Wall Street Journal yang sebagian didasarkan pada penelitian internal yang dibocorkan oleh sebuah pelapor Facebook.

Pada sidang Facebook, Davis tidak bersedia merilis laporan penelitian lengkap, mencatat potensi pertimbangan privasi. Tapi ia mengatakan Facebook sedang mencari cara untuk merilis lebih banyak penelitian.

Para eksekutif SNAP dan TikTok mengatakan mereka akan membuat penelitian internal tersedia bagi para senator untuk ditinjau.

Wakil Presiden Kebijakan YouTube, Leslie Miller tidak bersedia untuk merilis temuan apa pun.

Media sosial memang bisa menawarkan hiburan dan pendidikan. "Tetapi platform ini juga telah disalahgunakan untuk menyakiti anak-anak dan mempromosikan intimidasi, vandalisme di sekolah, gangguan makan dan pemasaran manipulatif," kata pihak legislator.

"Kita perlu memahami dampak platform populer seperti Snapchat, TikTok, dan YouTube pada anak-anak dan apa yang bisa dilakukan perusahaan dengan lebih baik untuk menjaga mereka tetap aman," kata Ketua Subkomite, Senator Richard Blumenthal  dalam sebuah pernyataan.

Blumenthal mengatakan, panel ingin mempelajari bagaimana algoritme dan desain produk dapat memperbesar bahaya bagi anak-anak, menumbuhkan kecanduan dan gangguan privasi. Tujuannya untuk mengembangkan undang-undang, melindungi kaum muda dan memberi orang tua alat untuk melindungi anak-anak mereka.

Platform video TikTok, yang sangat populer di kalangan remaja dan anak-anak, dimiliki oleh perusahaan China ByteDance. Hanya dalam lima tahun sejak diluncurkan, ia telah memperoleh sekitar 1 miliar pengguna bulanan.

Namun TikTok membantah tuduhan, terutama dari anggota parlemen Republik konservatif, bahwa ia beroperasi atas perintah pemerintah China dan menyediakannya dengan data pribadi pengguna. Perusahaan ini menegaskan, menyimpan semua data TikTok AS di AS. TikTok juga menolak kritik yang mempromosikan konten berbahaya untuk anak-anak.

TikTok mengatakan, memiliki alat seperti manajemen waktu layar, untuk membantu kaum muda dan orang tua memoderasi berapa lama anak-anak menghabiskan waktu di aplikasi dan apa yang mereka lihat.

Perusahaan ini mengatakan, bahwa mereka berfokus pada pengalaman yang sesuai dengan usia, mencatat bahwa beberapa fitur, seperti pesan langsung, tidak tersedia untuk pengguna yang lebih muda.

Awal tahun ini, setelah regulator federal memerintahkan TikTok untuk mengungkapkan bagaimana praktiknya memengaruhi anak-anak dan remaja, platform tersebut memperketat praktik privasinya untuk orang di bawah 18 tahun.

Karena untuk kali pertama, Selasa (26/10/2021), eksekutif TikTok, Snap, dan YouTube telah dipanggil Senator Amerika Serikat untuk dimintai penjelasan tentang langkah apa saja yang diambil platform mereka untuk melindungi pengguna muda. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES