Pemerintahan

Kementan: Sektor Pertanian Harus Siap Menghadapi Pemanasan Global

Selasa, 26 Oktober 2021 - 19:27 | 29.66k
Wakil Bupati Cirebon dampingi Kementan saat panen padi di Gegesik, Cirebon.(Foto: Dede Sofiyah/TIMES Indonesia)
Wakil Bupati Cirebon dampingi Kementan saat panen padi di Gegesik, Cirebon.(Foto: Dede Sofiyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CIREBON – Hari Pangan Sedunia (HPS) atau Word Food Day yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober. Hari HPS kali ini menjadi tahun kedua dimana dalam perayaannya masih dalam situasi pandemi covid-19. Baik di Indonesia ataupun negara-negara lainnya.

Dalam acara puncak peringatan Nasional Hari Pangan Sedunia ke-41, Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia menggelar acara di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Yang dihadiri Kementrian Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dan didampingi Wantimpres Habib Muhammad Luthfi, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedy Mulyadi, dan Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih.

Pada HPS ke-41 di Kabupaten Cirebon ini diawali dengan panen padi dan penyerahan bantuan sebesar Rp 19,5 miliar kepada petani yang langsung diberikan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Peringatan HPS dilakukan secara virtual di 41 titik wilayah Indonesia. Beberapa komoditas yang dipanen yakni, jagung, padi, kedelai, kelapa sawit, kakao, hortikultura, bunga hias dan Sorgum.

Dikatakannya, semua pihak yang terlibat dalam sektor pertanian harus siap menghadapi dampak pemanasan global. Dimana ancaman tersebut dikhawatirkan menganggu ketahanan pangan di Indonesia.

Wakil Bupati Cirebon b

"Mari jadikan peringatan HPS Ke-41 ini momentum upaya kita bersama untuk merubah strategi pembangunan pertanian dengan menerapkan teknologi dan riset yang adaptif terhadap tantangan perubahan iklim, pemanasan global dan krisis air di masa yang akan datang,"ujarnya, Selasa (26/10/2021).

Kementan meminta agar petani mampu menanam varietas yang tahan saat dilanda banjir ataupun kekurangan air di waktu kemarau melanda. Upaya ini dilakukan sebagai antisipasi untuk menekan perubahan iklim terhadap pertanian.

"Kementerian Pertanian tidak mampu bergerak sendiri dalam menghadapi ancaman tersebut dan perlu adanya kerja sama seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah,"jelasnya.

Terlebih kata dia, Selama masa pandemi Covid-19, pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan. Bahkan, tumbuh positif di saat sektor lain mengalami tekanan.

"Kunci keberhasilan tindak lanjut HPS ini diantaranya adalah adanya koordinasi pengawasan yang sistematis yang dikawal dengan disiplin,"imbuhnya.

Sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama tahun 2020, sektor pertanian menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Pada Triwulan II 2020 PDB sektor pertanian tumbuh 16,24% q-to-q.

Begitupun pada triwulan III dan IV, PDB Pertanian tumbuh masing-masing 2,15% dan 2,59% y-on-y dan mampu menjadi penyelamat memburuknya resesi ekonomi nasional. Demikian juga memasuki TW II 2021, PDB sektor pertanian masih konsisten tumbuh positif sebesar 12,93% (q to q).

Sementara itu, Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih, meminta kepada Kementerian Pertanian untuk turut membantu petani di Kabupaten Cirebon, agar pertanian di kabupaten bisa maju.

"Petani di Gegesik sudah membentuk Koperasi Usaha Tani (KUT) Sikepang yang mencakup 987 hektare. Ratusan lahan itu berkontribusi terhadap ketersediaan cadangan beras nasional,"paparnya.

Dijelaskannya bahwa sektor pertanian di Kabupaten Cirebon bertanggung jawab terhadap ketersediaan nasional. Potensi pertanian di wilayah utara sangat mendukung, terutama yang dialiri Jatigede.

"Kabupaten Cirebon menargetkan produksi gabah kering pada 2024, dengan meningkatkan luas lahan pertanian, terutama di wilayah utara,"pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES