Peristiwa Daerah

Di Forum Sosialisasi Genbest, Kemkominfo RI Ajak Perangi Stunting

Senin, 25 Oktober 2021 - 19:59 | 96.14k
Forum Sosialisasi Genbest yang bertajuk “Stunting Hilang, Masa Depan Gemilang” yang diselenggarakan secara luring dan daring kepada remaja di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (25/10/2021).
Forum Sosialisasi Genbest yang bertajuk “Stunting Hilang, Masa Depan Gemilang” yang diselenggarakan secara luring dan daring kepada remaja di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (25/10/2021).

TIMESINDONESIA, JEMBER – Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kemenkominfo RI Wiryanta, mengatakan, stunting memiliki dampak yang sangat besar bagi suatu negara karena mempengaruhi daya saing dan kompetensi sumber daya manusia. Hal itu disampaikan dalam kegiatan Forum Sosialisasi Genbest yang bertajuk “Stunting Hilang, Masa Depan Gemilang” yang diselenggarakan secara luring dan daring kepada remaja di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (25/10/2021).

Menurutnya, penurunan angka prevalensi stunting jadi tanggung jawab kita bersama mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dinas terkait, serta masyarakat.

“Penurunan angka prevalensi stunting ini sangat penting untuk menyongsong Bonus Demografi di tahun 2030 sehingga Indonesia bisa memiliki Sumber Daya Manusia yang unggul dalam kompetensi dan karakternya,” ujarnya.
 
Wiryanta menyampaikan, penurunan angka prevalensi stunting ini pun berkaitan juga dengan target Presiden Joko Widodo, yaitu angka prevalensi stunting menurun hingga 14 persen di tahun 2024. Oleh karena itu, Kemenkominfo bersama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan sosialisasi untuk percepatan penurunan angka prevalensi stunting, khususnya di Kabupaten Jember.
 
Bupati Jember yang diwakili oleh Kepala Bidang Aspirasi dan Layanan Informasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember Habib Salim, menyambut kegiatan ini dengan harapan penurunan angka prevalensi stunting dapat dilakukan secara maksimal mulai dari remaja, khususnya remaja putri yang kelak akan menjadi seorang ibu.
 
Kegiatan Forum Kepoin Genbest menghadirkan dua pembicara yaitu, Dwi Listyawardani, selaku Tim Komunikasi Informasi Edukasi Stunting BKKBN dan pakar gizi, sekaligus Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, Rita Ramayulis. 

Rita menjelaskan, stunting adalah kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. 

“Hal ini berarti orang tersebut memiliki defisiensi gizi di dalam tubuhnya. Kita tahu bahwa gizi diperlukan untuk sel membelah menjadi satu, dua, dan milyaran yang kemudian menjadi jaringan dan menjadi organ. Organ-organ di tubuh kita akan berkembang dengan baik apabila gizinya mencukupi,” ujar Rita.

Ia pun menambahkan, kekurangan gizi kronis ini pun dapat menyebabkan gagal tumbuh dan gagal berkembang. 

Sejalan dengan pernyataan Rita, Dwi menyampaikan, pemberian gizi yang baik harus dilakukan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang juga dikenal dengan Golden Period.

“1000 Hari Pertama Kehidupan ini diawali dengan pertemuan sel telur dan sel sperma di dalam Rahim ibu. Selama kehamilan yaitu 280 hari, ditambah 2 tahun setelah lahir yaitu 720 hari sehingga berjumlah 1000. Inilah yang disebut dengan golden period dan kalau di masa ini asupan gizinya kurang disitulah ada kegagalan dalam pertumbuhanya,” ujar Dwi. 

Dwi pun menegaskan, Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi, khusus di 6 bulan pertama, bayi harus diberi ASI ekslusif dan dilanjutkan dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang diberikan pada anak usia 6 bulan–24 bulan. 

Rita menjelaskan, pemberian ASI bersifat wajib karena bayi hanya bisa mencerna makanan yang berasal dari ibunya yaitu ASI. "Bayi tidak bisa mencerna makanan selain ASI, di luar itu dia akan kesulitan untuk mencernanya, sehingga terjadi masalah kesehatan dan akan menyebabkan diare,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, diare adalah salah satu penyakit yang menyebabkan kekurangan gizi kronis dan stunting. 

Stunting yang dimaksud bukan hanya gagal tumbuh di mana anak tidak mencapai tinggi badan yang sesuai dengan usianya tetapi juga terganggunya alat gerak, otot, serta tulang. Bahkan saraf-saraf dan perkembangan otaknya juga akan terganggu serta mengalami kelainan-kelainan lanjutan. 

Dwi memaparkan untuk mencegah terjadinya stunting harus di mulai sejak remaja, yaitu dengan membekali diri dengan berbagai informasi yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga. “Dari BKKBN sudah menyiapkan sebuah website, namanya siapnikah.org, di situ berbagai informasi yang diperlukan untuk siap nikah,” tuturnya. 

Selain siap nikah, penting juga bagi remaja untuk siap usia sebelum memutuskan untuk menikah, yaitu minimal 21 tahun. Pertimbangan tentang usia ini menjadi hal yang sangat krusial sebelum seseorang menikah dan hamil karena 40 persen anak stunting lahir dari ibu yang terlalu muda. 

Ia memberi pesan kepada remaja untuk memahami bahaya stunting bagi bangsa dan tentunya untuk keluarga. “Oleh karena itu jangan sungkan-sungkan mencari informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya. Salah satunya adalah Forum Genbest,” paparnya. 

Sementara itu, Rita menuturkan stunting adalah masalah siklus. Oleh karenanya, ia berpesan kepada remaja untuk bersama-sama mencegah terjadinya stunting. “Pencegahan ini bisa dilakukan dengan mulai memperbaiki gizi secara personal dan mengajak teman-temannya untuk makan yang benar,” tutupnya. 

Forum Kepoin Genbest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting. 

Forum Sosialisasi GenBest yang diselenggarakan Kemkominfo RI mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES