Peristiwa Daerah

Tim Pengabdian Masyarakat Akademisi UNESA Sasar Olahraga Ekstrem di Mojokerto

Senin, 25 Oktober 2021 - 19:45 | 40.73k
Gambaran umum pemberian materi penanganan cedera kepada Club Motor Trabas Mostic Kabupaten Mojokerto di Villa Jowo Kandang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Minggu (24/10/2021)(Dok. UNESA for TIMES Indonesia)
Gambaran umum pemberian materi penanganan cedera kepada Club Motor Trabas Mostic Kabupaten Mojokerto di Villa Jowo Kandang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Minggu (24/10/2021)(Dok. UNESA for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Dalam upaya memberikan pemahaman akan pentingnya keselamatan berolahraga, akademisi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) gencar melakukan program pengabdian masyarakat. Kali ini Club motor trabas Mostic Kabupaten Mojokerto menjadi sasarannya.

Puluhan anggota komunitas ini mendapat pelatihan pencegahan cedera tepatnya di Villa Jowo Kandang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (24/10/2021) lalu.

Motor trabas sendiri sering diistilahkan dengan motor trail. Ia tergolong salah satu olahraga ekstrem yang hampir sepadan dengan panjat tebing, rock climbing, rafting, dan olahraga ekstrem lainnya. Aktifitas olahraga ini cenderung memiliki tingkat bahaya yang tinggi, dan peralatan khusus. Hal ini tentu saja memiliki risiko tersendiri.

Motor trabas atau motor trail sendiri adalah olahraga bermotor yang menggunakan alam sebagai lintasannya dengan motor yang didesain khusus untuk bertempur di medan berat, terjal, naik gunung, atau lainnya.

Tim-pengabdian-masyarakat-akademisi-IKOR-UNESA-bersama-Club-Motor-Trabas-Mostic-Kabupaten-Mojokerto.jpgTim pengabdian masyarakat akademisi IKOR UNESA bersama Club Motor Trabas Mostic Kabupaten Mojokerto. Minggu (24/10/2021). (FOTO: Dok. UNESA for TIMES Indonesia)

Program pengabdian masyarakat yang dilakukan akademisi UNESA ini tergabung dalam tim pengabdian Jurusan Ilmu Keolahragaan (IKOR) UNESA. Mereka fokus memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap pencegahan cedera oleh pelaku olahraga motor trabas, mengingat tingginya risiko cedera dari olahraga tersebut.

Ketua tim pengabdian masyarakat IKOR UNESA, Dr. Himawan Wismanadi mengungkapkan bahwa pentingnya latihan daya tahan dan kekuatan untuk mempertahankan kinerja otot sehingga risiko cedera dapat berkurang. Otot yang perlu dilatih adalah otot bagian yang sering digunakan ketika melakukan olahraga motor trabas.

"Seperti otot deltoid, otot pectoralis, otot trisep, otot gluteus, otot gastrocnemius dan otot quadrisep. Salah satu contoh latihan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan push up atau latihan dengan mengangkat setir yang diberikan beban tambahan," jelasnya dihubungi TIMES Indonesia, Senin (25/10/2021).

Untuk upaya penanganan apabila sudah terjadi cedera, Himawan menyatakan bahwa untuk kondisi cedera akut, lakukan RICE (Rest, Ice, Compression dan Elevation) dan jangan lakukan HARM (Heat, Alcohol, Running, Massage).

"Maksud dari RICE adalah lakukan istirahat, kemudian berikan es pada bagian yang sakit, kompres atau lilit dengan perban bagian yang sakit dan tinggikan bagian yang sakit dari area jantung," kata Himawan menjelaskan.

Himawan dalam memberikan pemahaman mengenai HARM. Bahwa bagian tubuh yang cedera jangan sampai diberi alcohol dan melakukan aktifitas fisik yang berlebih seperti lari, bahkan pijat.

Menurutnya, jangan lakukan HARM maksudnya adalah jangan diberikan panas pada bagian yang sakit, jangan berikan alcohol, jangan berlari atau melakukan olahraga tersebut dan jangan diberikan massage atau pijat.

"Lakukan RICE dan jangan lakukan HARM ini berlaku selama 2 x 24 jam setelah terjadi cedera. Setelah 2 x 24 jam maka akan dilakukan penanganan lanjutan dengan metode berbeda yang salah satunya sudah diperbolehkan memberikan kompres air hangat dan pijat," pungkas Himawan. 

Dihubungi terpisah oleh TIMES Indonesia, salah satu anggota tim pengabdian masyarakat IKOR UNESA, Dr. Sony Sulistyarto menambahkan bahwa tidak kalah pentingnya asupan nutrisi yang baik bagi pelaku olahraga motor trabas.

Olahraga motor trabas ini dilakukan dengan durasi waktu yang lama hingga berjam jam sehingga asupan nutrisinya perlu diperhatikan dengan baik. "Jangan sampai pemotor mengalami dehidrasi yang akan mengganggu konsentrasi mengendarai motornya yang bisa berakibat fatal seperti kecelakaan ataupun jatuh ke dalam jurang," katanya.

Ketua Club Motor Trabas Mostic Kabupaten Mojokerto, Angga mengapresiasi program pengabdian masyarakat IKOR UNESA ini dengan baik. Di samping itu, di antara 20 anggota  komunitas motornya, 80 persen pernah mengalami cedera.

"Pelatihan ini sangat penting diberikan karena selama ini anggota klub motornya tidak mempunyai persiapan khusus dalam menangani cedera yang sangat mungkin terjadi pada dirinya maupun premotor yang lain. Hal itu dikarenakan kurangnya pemahaman Club motor trabas Mostic maupun klub motor trabas lainnya akan strategi yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya cedera.” ungkapnya.

Dari pelatihan oleh UNESA yang diikuti 20 orang pemotor trabas ini, 80 persen peserta menyatakan pernah mengalami cedera akibat melakukan olahraga ini. Para peserta menyatakan bahwa cedera yang sering dialami adalah cedera bagian pergelangan tangan, lutut dan pinggang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES