Pemerintahan

Wujudkan Negara Maju, Menko PMK RI: Kuncinya SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sabtu, 23 Oktober 2021 - 19:46 | 29.91k
Menko PMK Muhadjir Effendy di Kampus Universitas Pancasila. (FOTO: Instagram Universitas Pancasila)
Menko PMK Muhadjir Effendy di Kampus Universitas Pancasila. (FOTO: Instagram Universitas Pancasila)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK RI) Muhadjir Effendy menyampaikan, Indonesia saat ini tengah mengejar cita-cita menjadi negara maju dan mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045.

“Butuh kerja keras dan kolaborasi banyak pihak, mulai dari sektor pemerintah, swasta, akademisi, serta masyarakat sipil,“ ucap Menko Muhadjir pada orasi ilmiah dalam perayaan Dies Natalis Ke-55 dan Wisuda Universitas Pancasila Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021, di Kampus Universitas Pancasila, Sabtu (23/10/2021).

Menurutnya, bukan hal yang mustahil untuk meraih cita-cita Indonesia Maju. Satu awalan baik sudah digenggaman, yakni era bonus demografi yang tengah berjalan dan puncaknya akan tercapai pada 2030-2040. Berdasarkan Data BPS, penduduk Indonesia pada tahun 2020 ini jumlahnya 270,20 juta jiwa. Dari jumlah itu, jumlah angkatan kerja produktif sebanyak 140 juta jiwa.

Muhadjir-Effendy-4.jpgMuhadjir Effendy menyampaikan orasi ilmiahnya dalam perayaan Dies Natalis Ke-55 dan Wisuda Universitas Pancasila Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021. (FOTO: Instagram Universitas Pancasila)

Muhadjir menekankan, kunci untuk mewujudkan negara maju adalah sumber daya manusia (SDM) unggul, berdaya saing, dan berkualitas, juga memiliki penghasilan yang mencukupi.

Akan tetapi, dia mengungkapkan, masih banyak tantangan yang harus diselesaikan pemerintah untuk menciptakan SDM unggul demi Indonesia Maju.

“Tantangan kita sekarang, menyiapkan lapangan kerja sebesar-besarnya. Kalau penduduk produktif ini tidak disiapkan lapangan kerja yang jumlahnya relatif sama dan kualifikasi yang sama, maka yang dipanen bukan bonus demografi tetapi musibah demografi,“ ujarnya.

Apabila lapangan kerja tidak berhasil disiapkan, lanjut Muhadjir, maka yang akan terjadi kemudian adalah musibah demografi.

“Karena akan terjadi angka peangguran yang meledak, dan setelah bonus demografi ini akan jadi ageing society,“ tuturnya.

Selain itu, Muhadjir menjelaskan, Indonesia akan gagal menjadi negara maju dan akan terjebak menjadi negara berpendapatan menengah atau "middle income trap".

Karena itu, dia mengutarakan, perlu kerja keras untuk untuk menciptakan lapangan kerja besar-besaran di Indonesia.

Muhadjir-Effendy-5.jpgDalam orasinya, Muhadjir menekankan kunci untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju salah satunya melalui SDM unggul. (FOTO: Instagram Universitas Pancasila) 

Termasuk oleh para alumni Universitas Pancasila. Menurut Muhadjir, para lulusan kampus bukan hanya menjadi pencari kerja saja. Tetapi, bisa menjadi pelopor lapangan pekerjaan.

“Saya kira Universitas Pancasila akan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemungkinan ancaman kelangkaan lapangan kerja ketika kita menghadapi limpahan angkatan kerja yang begitu besar,“ harapnya.

“Bukan hanya menjadi employee yang mencari pekerjaan tetapi menjadi pencipta lapangan pekerjaan,“ sambung Menko PMK.

Karena itu, dia meminta petinggi kampus Universitas Pancasila untuk memberi dorongan agar para lulusan juga memiliki keberanian untuk memasuki dunia usaha, baik yang berskala kecil, mikro, menengah, industri kreatif, sampai bisnis start-up.

“Kalau kalian hanya mengandalkan indsutri sebagai pencari kerja itu tidak mungkin. Yang paling memungkinkan adalah sektor usaha, sektor yang paling memungkinkan adalah UMKM,“ terangnya.

Mantan Mendikbud itu  juga meminta para lulusan Universitas Pancasila untuk berani menghadapi tantangan dan resiko yang ada di era Industri 4.0 saat ini. Serta pandai memanfaatkan berbagai peluang yang ada.

“Jangan takut mengambil resiko. Jadilah kalian semua 'risk taker', pengambil resiko. Siapa yang bisa memanfaatkan peluang maka dia akan menjadi pemenang,“ pungkasnya Menko PMK RI Muhadjir Effendy. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES