Peristiwa Daerah

PimpinRapim Kemenag RI, Santri Nurul Jadid Bahas Permasalahan Pendidikan Agama

Jumat, 22 Oktober 2021 - 07:44 | 24.64k
Afi Ahmad Ridlo saat memimpin Rapim Kemenag. (FOTO: Dok. Kemenag/Rusydi Sani)
Afi Ahmad Ridlo saat memimpin Rapim Kemenag. (FOTO: Dok. Kemenag/Rusydi Sani)

TIMESINDONESIA, JAKARTAAfi Ahmad Ridlo, santri asal Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur memimpin rapat pimpinan (rapim) Kementerian Agama (Kemenag RI) di kantor Kemenag Jakarta pada Kamis, (21/10/2021) kemarin.

Pemenang Sayembara Santri Sehari Menjadi Menteri tahun 2021 ini tidak menyia-nyiakan kesempatan, Afi pun memanfaatkan momen ini untuk mengeluarkan seluruh gagasannya untuk pengembangan kehidupan umat beragama. Salah satunya, terkait pendidikan agama. 

Afi mengungkapkan permasalahan lemahnya moralitas generasi muda. Saat fenomena kerusakan moral terjadi, pendidikan agama selalu menjadi sorotan. 

Afi-Ahmad-Ridlo-2.jpgAfi Ahmad Ridlo Santri asal Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo merupakan pemenang Sayembara Santri Sehari Menjadi Menteri tahun 2021.(FOTO: Dok. Kemenag/Rusydi Sani)

Ironisnya, lanjut Afi, bila menilik kurikulum pendidikan di sekolah umum, pelajaran agama hanya diberikan dua jam pelajaran dalam seminggu. Karenanya, Kementerian Agama perlu memikirkan solusi perbaikan pendidikan agama. Salah satunya dengan menambah jam mata pelajaran agama. 

“Hal semacam ini kan semestinya menjadi perhatian kita bersama. Kita harus segera bergerak untuk melakukan perbaikan. Secara kuantitatif, kita perlu melakukan penambahan jam mata pelajaran agama di sekolah,“ ucap Afi dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/10/2021). 

Meski masih tergolong muda, Afi terlihat bersemangat dan tak gentar memaparkan gagasannya. Ia didaulat memimpin rapat pimpinan Kemenag usai Menag Yaqut Cholil Qoumas 'menyerahkan' jabatan kepadanya. 

“Selain kuantitatif, kita juga perlu melakukan perbaikan dari sisi kualitatif,“ ujar remaja kelahiran Lumajang ini. 

Pendekatan kualitatif yang dimaksud antara lain adalah perbaikan kualitas pendidik. “Pendidikan dari seluruh agama seharusnya bisa memberikan transfer of value bagi peserta didik. Artinya, yang bisa kita lakukan adalah pendekatan kualitatif,“ jelas pria yang terbiasa menggunakan bahasa Arab dan Inggris ini dalam kesehariannya.

“Kita berikan pelatihan bagi guru-guru. Kita upgrade skillnya. Karena salah satu kunci perbaikan pendidikan adalah kualitas tenaga pengajar,“ kata Afi Ahmad Ridlo, santri asal Pondok Pesantren Nurul Jadid, di hadapan para pimpinan Kemenag RI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES