Pemerintahan

Menuju Indonesia Emas 2045, Pemerintah Dukung Inklusi Digital Bagi Lansia

Kamis, 21 Oktober 2021 - 15:33 | 24.51k
Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan piagam penghargaan dan tanda kehormatan kepada sejumlah tokoh dalam pembukaan Munas PWRI ke-XIV tahun 2021. (Foto: Dok. Kemenko PMK)
Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan piagam penghargaan dan tanda kehormatan kepada sejumlah tokoh dalam pembukaan Munas PWRI ke-XIV tahun 2021. (Foto: Dok. Kemenko PMK)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, untuk memastikan generasi Indonesia Emas 2045, Pemerintah tak hanya fokus mengurus usia produktif, namun tetap perhatikan warga lanjut usia.

Hal tersebut disampaikan Menko Muhadjir saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) ke-XIV tahun 2021 di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (20/10) malam kemarin.

Selaras dengan tema Peringatan Hari Lanjut Usia Internasional Tahun 2021 “Digital Equity for All Ages" di era transformasi digital ini, Pemerintah memandang penting akses dan partisipasi di dunia digital bagi semua kelompok umur termasuk lanjut usia.

“Untuk itu, perlu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya inklusi digital bagi lansia dan sekaligus memberikan pelindungan dari dampak yang ditimbulkannya,“ ucap Muhadjir Effendy dilansir dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/10/2021).

Lebih lanjut, menurut Muhadjir, PWRI sebagai organisasi kemasyarakatan yang menghimpun para pensiunan Pegawai Negeri Sipil juga perlu terus beradaptasi dalam era kemajuan teknologi digitalisasi ini. Selain itu membangun sistem informasi keanggotaan yang dapat mengakses informasi layanan-layanan yang dibutuhkan oleh para anggota.

Sementara itu, Muhadjir menyinggung era bonus demografi. Penduduk usia produktif nantinya akan menanggung beban mereka yang berusia lansia. Mengingat jumlah penduduk usia produktif akan jauh lebih banyak daripada yang nonproduktif, tantangannya adalah bagaimana mempersiapkan mereka agar juga mampu menjadi angkatan kerja yang produktif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2021 sebanyak 139,81 juta orang atau naik 1,59 juta orang dibanding Agustus 2020. Hanya, imbuh Muhadjir, setiap tahun juga terdapat 3,8 juta yang lulus dari SMA, SMK, ataupun MA serta 1,9 juta lulus dari perguruan tinggi.

“Kalau di Jerman, struktur industrinya sudah sangat mapan. Sehingga kalau ada lulusan 1 juta anak Jerman yang mau memasuki dunia kerja maka ada 1 juta yang mau pensiun. Nah di Indonesia, begitu ada lulusan 3 juta yang cari kerja, yang pensiun belum ada. Tentu ini berat,“ cetusnya.

Oleh karenanya, menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, selain harus melakukan ekspansi di bidang industri terutama padat karya juga yang terpenting mempersipkan semua generasi termasuk lansia agar siap menghadapi tantangan zaman.

“Intinya membangun manusia itu dari yang hulu sampai ke hilir. Dalam siklus pembangunan manusi, mulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupan hingga post-produktif atau usia 65 tahun harus dipersiapkan betul-betul untuk mencapai cita-cita Indonesia di 2045,“ tandas Menko PMK Muhadjir Effendy. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES