Pemerintahan

Pemkab Bondowoso dengar Suara Perempuan, Ini Kata Mereka

Kamis, 21 Oktober 2021 - 12:46 | 31.91k
Kegiatan Aksi Nyata Suara Perempuan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bondowoso (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Kegiatan Aksi Nyata Suara Perempuan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bondowoso (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSOPemkab Bondowoso melalui dinas DPPKB (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana), menggelar Workshop Aksi Nyata Suara Perempuan, di Ruang Sabhabina I, Kamis (21/10/2021).

Kegiatan dilaksanakan untuk mengetahui masalah yang dialami perempuan. Hasilnya bisa menjadi acuan pembangunan program pemerintah ke depan.

Oleh karena itu, kegiatan ini melibatkan 38 organisasi perempuan, TKSK dari 23 kecamatan, sebanyak 5 OPD terkait, LSM, dunia usaha dan akademisi.

Kepala DPPKB Kabupaten Bondowoso, Agus Suwardjito mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk melindungi hak perempuan dan anak. Melalui Kegiatan aksi nyata suara perempuan, bertujuan untuk perlindungan hak perempuan dan anak.

"Harapannya muara yang kita hasilkan terkait dengan capaian keadilan gender semakin meningkat," harapnya.

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), dari total 797.592 penduduk di Bondowoso, 400.894 diantaranya perempuan dan 396.698 sisanya laki-laki.

"Secara kuantitas perempuan lebih banyak. Makanya jumlah ini harus diberdayakan," katanya.

Kegiatan Aksi Nyata b

Menurutnya, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Bondowoso berada di angka 90,62 persen.

"Ada beberapa indikator diantaranya kesehatan, usia harapan hidup bayi dan ibu, usia lama sekolah dan daya beli," katanya.

Sementara Indeks Pemberdayaan Gender di angka 65 persen, dengan beberapa Indikator.

"Diantara indikatornya yakni peran peserta perempuan di sektor kewirausahaan," katanya saat memberikan sambutan.

Indikator selanjutnya kata dia, partisipasi perempuan di bidang politik. Sementara di Bondowoso, dari 45 anggota DPRD hanya ada lima perempuan. Indikator selanjutnya yakni partisipasi perempuan di keputusan publik.

Sementara LSM Edelweis yang bergerak di bidang pendampingan perempuan dan anak, Murti Jasmani mengatakan, yang peduli terhadap perempuan hanyalah perempuan.

"Tugas perempuan itu kompleks. Makanya harus diperhatikan, baik dari akses kesehatan, keterlibatan dalam kebijakan publik dan kesempatan dalam partai politik," paparnya saat memberikan pemaparan.

Ia mencontohkan, AKI AKB (Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi) juga menjadi resiko dan tanggung jawab perempuan.

"Makanya saya sangat apresiasi, dengan kegiatan ini agar suara perempuan di Bondowoso lebih didengar lagi," jelasnya.

Dalam kegiatan Workshop Aksi Nyata Suara Perempuan yang diselenggarakan DPPKB Bondowoso itu dibentuk lima kelompok. Kemudian masing-masing memetakan permasalahan dan memberikan saran. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES