Peristiwa Daerah

Proyek Sumur Bor Dinas Pertanian Tanpa Mata Air, Penyebab Petani Gagal Panen

Rabu, 20 Oktober 2021 - 10:23 | 74.36k
Proyek sumur bor Dinas Pertanian Morotai tanpa mata air di kebun Petani holtikultura Ridwan Ali dan ribuan pohon cabai keriting yang gagal panen karena minim ada air tuk disiram. (Foto: Munces For TIMES Indonesia)
Proyek sumur bor Dinas Pertanian Morotai tanpa mata air di kebun Petani holtikultura Ridwan Ali dan ribuan pohon cabai keriting yang gagal panen karena minim ada air tuk disiram. (Foto: Munces For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MOROTAI – Proyek sumur bor milik Dinas Pertanian Morotai yang dikerjakan sejak tahun 2019 di Desa Morodadi, Kecamatan Morotai Selatan adalah proyek gagal. Karena hingga saat ini tidak dapat difungsikan. Hal tersebut membuat petani kesulitan mendapat air untuk kebutuhan perawatan tanaman holtikultura.

Tidak adanya sumber air dari sumur bor proyek asal jadi itu, mengakibatkan petani holtikultura di Desa Morodadi, Ridwan Ali, gagal panen ribuan pohon cabai keriting. Diapun merugi jutaan rupiah.

Mirisnya Dinas Pertanian hingga saat ini terkesan lepas tangan. Alasannya klasik, tidak ada anggaran untuk membenahi sumur bor hasil karya Kadispertan sebelumnya, Rizal. Petani pun dibiargan merugi karena gagal panen.

Dinas Pertanian Morotai b

"Itu proyek tahun 2019 oleh Kadis Pertanian sebelumnya, bukan saya. Untuk memperbaiki sumur bor di Desa Morodadi itu Dinas Pertanian saat ini tidak punya dana," ungkap Kadis Pertanian Morotai, Anawar Husen, saat dikonfirmasi TIMES Indonesia.

Padahal program holtikultura yang dicanangkan Dinas Pertanian mendapat sambutan sangat baik oleh para petani di Morotai. Salah satunya Ridwan Ali, tapi sayang kebun petani didukung dengan sumur bor yang tak berfungsi.

"Programnya bagus, petani dikasih bibit, kemudian harga pasarnya diatur. Saya sebagai petani sangat apresiasi dengan hal itu karena disamping membantu petani di segi pasaran juga meringankan daya beli masyarakat Morotai," ungkapnya, Rabu (20/10/2021).

Dinas Pertanian Morotai c

Namun satu hal yang menjadi kendala, di sekitar lokasi kebun persediaan air hingga saat ini sangat memprihatinkan, sehingga ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuan tanaman hingga hasil panen petani. Tanaman menjadi keriting ketika kekurangan air karena sumur bor tidak dapat digunakan.

"Dari 4000 pohon cabai keriting yang saya tanam, terdapat sekitar 1.500 pohon mengalami kekeringan dan gagal panen. Hal ini membuat kerja keras kami sebagai petani menjadi sia sia. Padahal ini sumber kehidupan dan pendapatan kami," ujarnya.

Dia bercerita, waktu panen awal ketika air PDAM mengalir sedikit lancar memang hasilnya lumayan, berkisar 400 Kg per satu kali panen. Akan tetapi setelah mengalami kekurangan air karena PDAM macet, hasil panen menurun drastis hanya sekitar 200 Kg per satu kali panen.

Seharus hasil panen petani stabil, karena ada sumur bor yang di adakan oleh Dinas Pertanian. Tetapi sejak pengeboran awal hingga saat ini sudah memasuki dua tahun tidak berfungsi. Padahal pengeboran sudah mencapai 40 meter lebih tapi tidak ada airnya.

"Apakah kontraktornya asal asalan bor, saya tidak tahu kendalanya dimana, yang pasti sampai saat ini tidak bisa digunakan karena tidak ada airnya. Padahal sumur bor yang lain ada airnya," cetusnya.

Menurut Ridwan, dari pekerja sumur bor sudah memeriksa dan rencananya akan dibuat baru. Ketua PPK dari Dispertan, Jainudin Naba, juga berjanji akan mengupayakan dan mereka hampir setiap saat datang cek titik sumber air untuk sumur bor ini. Tapi hanya sebatas periksa.

"Kalau setiap saat cuman datang periksa, terus realisasinya tidak ada kan sia-sia. Sudah hampir dua tahun kalau cuma datang lihat tanpa solusi maka profil air yang ada sampai hancur pun tidak ada manfaatnya," semburnya.

Saat ini, tegas Ridwan, beruntung PDAM walaupun sering mengalami kendala alias mengalir tidak lancar tapi, di gratiskan oleh Bupati Benny Laos, sehingga kita bisa gunakan tuk menyiram tanaman tanpa harus mengeluarkan biaya, kalu bayar mungkin untuk pengembalian modal saja tidak cukup.

"Harapan saya dan teman-teman petani yang ada di sekitar kebun ini, agar Pemkab Morotai dalam hal ini Dinas Pertanian bisa melihat problem sumur bor ini, jangan cuman datang cek setiap saat tetapi tidak ada solusi. Seharusnya Dispertan bertanggung jawab dengan proyeknya, sehingga benar-benar diadakan dan bisa dimanfaatkan," harap petani Desa Morodadi, Ridwan Ali, soal sumber air.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES