Kopi TIMES

Mom's World, Perempuan Digital Masa Kini

Selasa, 19 Oktober 2021 - 15:48 | 55.36k
Kheyene Boer, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman.
Kheyene Boer, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman.

TIMESINDONESIA, SAMARINDA – Dewasa ini teknologi menjadi pendorong interaksi terkuat di abad ini. Teknologi juga telah menjadi kekuatan utama bagi segala bentuk perputaran dunia, termasuk dunia para ibu yang kini dalam menjalankan peran sebagai seorang ibu sangat dipengaruhi dengan kebragaman informasi di era teknologi.

Dalam riset yang dilakukan Google (2019) yang bertema toward gender equity online menemukan data bahwa menemukan kesenjangan akses digital antara laku-laki dan perempuan (kominfo.go.id). Hal tersebut dikarenakan waktu yang digunakan oleh perempuan lebih banyak mengurusi hal-hal pekerjaan rumah tangga atau bahkan urusan kantor, sehingga waktu untuk berselancar didunia maya jauh lebih sedikit dibandingkan laki-laki.

Walaupun begitu, perempuan tetap menjadi salah satu pilar terpenting penyangga kehidupan rumah tangga terkait mencerdaskan pendidikan digital untuk diri mereka sendiri dan anak-anaknya. Sehingga walaupun masih ada ketimpangan akses digital tetapi tetap modal awal bagi perempuan digital adalah kemampuan literasi digital yang  cakap, kritis, bersinergi dengan kebutuhan parenting mereka, serta agar para perempuan tetap mendapatkan akses informasi yang berkualitas.

Perempuan digital, mungkin istilah tersebut dirasa mampu menggambarkan kondisi psikis para ibu-ibu zaman now. Perempuan yang selalu up date dengan informasi, aktif mencari informasi terlebih yang berhubungan dengan topik seputar anak dan rumah tangga. Internet sangat berpengaruh terhadap pola pikir para ibu dalam mengedukasi anak-anak mereka. Mulai dari cara merawat bayi new born, seputar mpasi (makanan pendamping asi),  cara mendidik anak dan masih banyak lagi. Para ibu tentunya terbantu dengan keberagaman informasi yang ada di internet.

Kecakapan digital bagi para ibu juga harus dimiliki. Skill yang dimiliki bukan lagi sebatas mampu mengoperasikan beragam aplikasi terkait dunia parenting. Melainkan para ibu juga harus selektif memilih ragam informasi saat berselancar di dunia maya. Hal ini perlu dilakukan mengingat ruang gerak dalam ruang virtual sangatlah luas atau tak terhingga, beragam informasi bohong, provokatif-pun juga bertebaran di internet. Misalnya ada para ibu yang memutuskan tidak melakukan imunisasi kepada anak anak mereka, dengan beragam dalil yang mereka dapatkan dari internet. Tentunya, hal tersebut sangat disesali karena bukan hanya berimbas ke para ibu  tetapi juga ke pada kesehatan para anak.

Cerdas bermedia bagi para perempuan menunjukan bahwa perempuan mampu memiliki kendali atas teknologi. Menjadikan teknologi sebagai teman yang ‘baik’ dengan menggunakannya secara bijak. Selain memiliki skill menyeleksi informasi parenting, beragam komunitas digital juga sangat membantu para ibu berinteraksi secara virtual. Misalnya komunitas parenting ; wajah bunda Indonesia, Fairy Good Mom dan lain lain. Komunitas tersebut mempertemukan para ibu dengan latar belakang yang bergam. Keberagaman latar belakang tersebut dapat memperkaya perspektif melalui bertukar cerita dan pengalaman seputar dunia parenting.

Komunitas tersebut dapat dijadikan refrensi ketika ada hal-hal yang dirasa perlu di-ceritakan kepada ibu-ibu lainya. Tentunya kesimpulan atas cerita-cerita para ibu ibu yang ada di komunitas virtual tersebut juga harus dapat ditarik kesimpulan dengan bijaksana dan semuanya harus mengacu pada kebutuhan si ibu itu sendiri.

Kritis pada dasarnya adalah langkah awal dalam cerdas bermedia. Sebagai bentuk upaya edukasi literasi digital para ibu dalam menentukan informasi yang mana yang harus di implementasikan untuknya dalam menjalankan peran sebagai seorang ibu dan untuk para anak-nya. Selain itu para ibu juga diharapkan mampu menjadi perpanjangan tangan untuk meneruskan kemampuan literasi tersebut kepada anak-anak mereka yang hidup dan tumbuh seiring dengan pesatnya teknologi.

***

*)Oleh: Kheyene Boer, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES