Peristiwa Daerah

HUT ke-20 Kota Batu Dimata Pokja Peningkatan Status

Senin, 18 Oktober 2021 - 20:22 | 69.14k
Anggota Pokja saat menyerahkan logo Pemkot Batu dan buku sejarah Kota Batu. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Anggota Pokja saat menyerahkan logo Pemkot Batu dan buku sejarah Kota Batu. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Bagaimana pembangunan Kota Batu dimata anggota Kelompok Kerja Peningkatan (Pokja) Status Kota Batu? Pada malam resepsi, Ketua Pokja, Andrek Prana dengan gayanya yang blak-blakan gaya khas Wong mBatu memberikan penilaian pembangunan di Kota Batu.

Menurutnya perkembangan sebuah kota memang tidak selalu sama. Bukan hanya karena kondisi geografisnya, namun juga karena gaya kepemimpinan wali kota atau bupatinya.

Mantan wartawan ini mengatakan bahwa pembangunan di Kota Batu selama 20 tahun ini sangat cepat. Perkembangan ini terjadi di era kepemimpinan Wali Kota Eddy Rumpoko.

"Saya melihat dan mencatat kemajuan yang luar biasa. Saya melihat Pak ER (panggilan akrab Eddy Rumpoko) adalah seorang entrepreneur dan anak seorang jenderal yang memajukan pembangunan di Kota Malang," ujar Andrek.

Kenapa ER bisa memajukan Kota Batu? Menurut Andrek hal ini terjadi karena ER mempunyai kepemimpinan kuat yang mampu menggerakkan aset.

menyerahkan-logo-Pemkot-Batu-dan-buku-sejarah-Kota-Batu-2.jpg

Ia mencontohkan kemampuan ER menggerakkan aset. Hotel Singhasari yang berada di Desa Beji contohnya. Bertahun-tahun bangunan hotel ini mangkrak. Dengan kemampuan meyakinkan investor, akhirnya Hotel Singhasari ini terbangun menjadi salah satu hotel ternama di Kota Batu.

"Pak ER Kuat, memiliki kepimpinan yang efektif dan mampu menggerakkan aset," ujarnya. Keyakinan yang sama tetap diberikan Pokja kepada pemerintahan Dra Dewanti.

Andrek mendukung pembangunan kereta gantung, karena program ini mampu menggerakkan perekonomian yang luar biasa.

Dalam kesempatan itu, berulangkali ia mengingatkan kepada Pemkot Batu untuk selalu menghormati jasa para pendahulu.

"Saya usul karena jasa Pak Eddy Rumpoko ruang rapat utama di Balai Kota Among Tani diberi nama Ruang Rapat Eddy Rumpoko dan ruang rapat Badan Musyawarah di Gedung Dewan diberi nama Mashuri Abdul Rochim (almarhum mantan Ketua DPRD Kota Batu), tentunya dengan persetujuan DPRD," ujar Andrek.

menyerahkan-logo-Pemkot-Batu-dan-buku-sejarah-Kota-Batu-3.jpg

Ia juga menceritakan banyak orang yang bertanya padanya terkait dengan kiprahnya bersama anggota Pokja yang lain.

"Saya ditanya, apa yang saya dapat dari peningkatan status Kota Batu yang pokja perjuangkan? Saya jawab dengan bangga itu sumbangsih kita untuk kota Batu tercinta," ujar Andrek.

Ia menceritakan bagaimana Pokja berjuang keras untuk meningkatkan status. Mulai dari menggadaikan SK Pensiun hingga makan nasi basi saat berangkat ke Jakarta untuk memperjuangkan peningkatan status.

"Tanya Pak Haryono MC, itu orangnya ada, saya sampai pinjam SK pensiun beliau untuk digadaikan karena butuh biaya untuk peningkatan status, sampai sekarang belum saya ganti," ujar Andrek.

Malam itu selain Andrek, hadir Pokja Peningkatan Status Kota Batu lainnya yakni Haryono MC, Sentot Ari Wahyudi, Sumiantoro dan Saiful Anam. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES