Peristiwa Daerah

Perkuat Mentalitas Santri, LTN PCNU Pacitan Gelar Webinar Santai

Senin, 18 Oktober 2021 - 17:16 | 46.59k
Ketua LTN PCNU Pacitan saat memberikan materi webinar bincang santai santri milenial via Zoom (Foto: tangkapan layar Zoom for TIMES Indonesia)
Ketua LTN PCNU Pacitan saat memberikan materi webinar bincang santai santri milenial via Zoom (Foto: tangkapan layar Zoom for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Demi memperkuat mentalitas santri di era digital, Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pacitan (PCNU Pacitan), Jawa Timur menggelar webinar santai bertajuk santri milenial.

Dikatakan oleh Ketua LTN PCNU Pacitan, Dr Mukodi, di zaman yang serba digital kaum santri harus dibangun secara mentalitas. Hal ini mengingat peran penting santri dalam mengembangkan keilmuan.

"Jadi, kaum santri hari ini harus dipupuk secara mentalitas supaya kuat dalam menghadapi arus globalisasi di era digital," ungkapnya melalui Zoom, Senin (18/10/2021).

LTN PCNU Pacitan 2Peserta webinar bincang santri milenial (Foto tangkapan layar Zoom for TIMES Indonesia)

Untuk itu, Kiai muda yang juga mengetuai STKIP PGRI Pacitan itu menilai santri yang berkualitas tak bisa lepas dari pesantren yang telah mendidiknya sebelum benar-benar terjun ke masyarakat.

"Pesantren yang bagus hari ini adalah pesantren yang bisa tumbuh kembang dengan baik. Artinya bukan hanya secara kuantitas, tapi secara kualitas juga harus bermutu," imbuhnya.

Lebih lanjut ia mempertegas bagaimana seorang santri milenial harus bersikap baik dalam mempertahankan atau mengembangkan pola keilmuan yang didapatkan dari pesantren.

"Dalam konteks hari ini, santri  harus tahu kapan waktunya mabni dan kapan mu'rob. Itulah yang menjadi penting bagi santri di era yang penuh ketidakpastian. Di sisi lain harus menjadi maklum dan majhul. Jika demikian ia bisa bertumbuh berdaya serta berkarya," terang Mukodi.

LTN PCNU Pacitan 3Host webinar, PC IPPNU Pacitan, Siti Mariyam (Foto tangkapan layar Zoom for TIMES Indonesia)

Lebih luasnya, Mukodi yang juga seorang Doktor di bidang ilmu pendidikan pesantren juga menjelaskan, semua orang yang berkomitmen menjaga tradisi ilmu pesantren bisa disebut dengan santri.

"Santri tidak hanya orang yang bermukim bertahun-tahun di pesantren, namun siapapun dia mau mengamalkan serta menjaga tradisi keilmuan pesantren sudah bisa disebut dengan santri. Sekarang ada istilah santri virtual dan digital," ucapnya sembari tertawa datar.

Sehubungan dengan tantangan kompleks yang dihadapi. ia menekankan santri di Kabupaten Pacitan lebih fleksibel dan beradaptasi dengan kemajuan zaman. "Kita tidak boleh berhenti, kalau ada ilmu baru kita harus beradaptasi. Lebih penting lagi harus belajar keras supaya mentalitas santri benar-benar kuat," ujar Ketua LTN PCNU Pacitan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES