Mengenal Program Jago Ceting, Cara Pemkot Surabaya Cegah Stunting
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak yang apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Pemkot Surabaya melalui seluruh Kepala Perangkat Daerah (PD) bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani memasifkan sosialisasi program Jago Ceting (Jagongan Cegah Stunting).
"Stunting tidak hanya disebabkan karena faktor kesehatan. Tapi bisa karena faktor ekonomi, perilaku hidup bersih, pola asuh, dan lingkungan," kata Rini Indriyani.
Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2018 sebanyak 19,3 persen bayi yang mengalami kasus pendek dan 11,5 persen masuk kedalam kategori sangat pendek. Sementara itu terdapat 4,8 juta bayi yang lahir setiap tahunnya.
Maka artinya terdapat sekitar 926.400 bayi pendek dan 552.000 sangat pendek. Angka ini dapat bertambah setiap tahun, seiring dengan bertambahnya angka bayi baru lahir. Tentu ini merupakan fokus bersama, baik pemerintah maupun masyarakat.
Oleh karenanya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita atau yang biasa disapa dengan Feny mengupayakan kolaborasi antara seluruh Kepala PD Kota Surabaya, Puskesmas, kecamatan, kelurahan, dan kader-kader PKK.
Jago Centing sasaran utamanya adalah warga di tingkat kecamatan dan kelurahan. Pelaksanaannya dilakukan dengan konsep jagongan atau mengobrol santai.
Sebab koordinasi pada tingkat terendah dipercaya membuat program akan berjalan dengan cepat dan mudah.
Jaminan Kesehatan Semesta
Pemberian tablet Zat Besi (Fe) kepada setiap remaja wanita yang telah mengalami pubertas (menstruasi) menjadi salah satu program yang digalakkan. Hal ini didasari untuk mempersiapkan remaja putri tetap sehat.
Selain itu pemberian vitamin tambah darah dapat menjadi salah satu upaya untuk menjaga kesehatan reproduksi sedari dini. Pendampingan dilakukan baik sebelum dan sesudah menikah.
Dalam upaya untuk mencegah bayi stunting, pembekalan dilakukan sedari dini. Yakni melalui pelatihan serta pengertian terkait dengan pemberian ASI eksklusif terlebih di 6 bulan pertama untuk mencegah bayi stunting.
Pemkot Surabaya juga memfasilitasi pelayanan kesehatan gratis untuk pengecekan kesehatan secara berkala. Fasilitas tersebut dapat diakses menggunakan BPJS tanpa dipungut biaya, bernama Universal Health Coverage (UHC) atau Jaminan Kesehatan Semesta.
‘’Selain Jago Ceting, kami memiliki program UHC BPJS. Jadi tidak perlu takut lagi untuk memeriksakan kesehatan apalagi untuk mencegah stunting, karena saat ini bisa dilakukan secara gratis atau tanpa dipungut biaya," tutup Feny terkait program unggul Pemkot Surabaya tersebut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |