Peristiwa Daerah

Solar Bersubsidi Langka, Nelayan di Gresik Tak Melaut

Senin, 18 Oktober 2021 - 15:03 | 30.81k
Nelayan Pulau Bawean tak melaut karena tidak adanya bahan bakar (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)
Nelayan Pulau Bawean tak melaut karena tidak adanya bahan bakar (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, GRESIK – Akibat solar bersubsidi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur langka, sejumlah nelayan memilih tidak melaut. Nelayan pesisir utara misalnya, sudah dua minggu mereka tak bisa mencari nafkah.

Tak hanya didaratan, kelangkaan solar juga terjadi di Pulau Bawean. Bahkan, sudah hampir satu bulan lebih. Hal tersebut membuat nelayan menjerit. Nelayan Campurejo, Solihun mengatakan kelangkaan solar ini membuat nelayan kelimpungan. Bahkan, SPBU Nelayan di wilayahnya sudah tidak ada stok.

"Kami harus nyari keluar. Stoknya kosong. Kita kalau beli juga dibatasi, jadi memilih tak melaut," katanya pada Senin (18/10/2021).

Diungkapkan Solihun, kejadian tersebut membuat para nelayan pasrah. Karena tak melaut, nelayan lebih memilih untuk memperbaiki alat tangkap. "Kita harus bagaimana, hanya pasrag saja," keluhnya. 

Nelayan di Gresik 2Warga berada di SPBU (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)

Dalam perhitungannya nelayan menghabiskan 125 liter solar sekali melaut dengan menggunakan kapal dibawah 8 gros ton (GT) dengan satu pekan melaut.

Sementara itu, nelayan di Pulau Bawean nasibnya lebih parah. Menurut penuturan nelayan setempat, Rifai mengatakan jika dia bersama nelayan lain tak bisa menikmati solar bersubsidi dari pemerintah.

"Rakyat Bawean tidak menerima subsidi. Yang harusnya solar harganya Rp 5.500 disini (Pulau Bawean Red) menjadi Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu. Bensin demikian," ungkapnya.

Diakui, selama kelangkaan solar ini harga solat pun naik. Mulai dari harga Rp 9 ribu sampai harga 10 ribu per liter. Nelayan pun mensiasati dengan tidak banyak menggunakan solar saat melalut.  "Ya ngirit mas, dan tetap cari-cari solar. Kadang ada dari teman nelayan saling bantu untuk belikan solar," ujarnya. 

Kendati demikian, meski di Pualu Bawean sudah ada tiga Agen Premium Minyak Solar (APMS) tetap saja harga solar dan bensin tidak sama seperti di Jawa. 

"Kita terdolimi, masyarakat Bawean yang memberikan subsidi kepada pengusaha minyak, bukan malah membantu," tutupnya menanggapi kelangkaan solar bersubsidi di Kabupaten Gresik yang mengakibatkan nelayan tak bisa melaut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES