Pendidikan

Kemenag RI Melarang Madrasah Lakukan Ekstrakurikuler yang Berisiko Tinggi

Senin, 18 Oktober 2021 - 13:22 | 29.70k
Direktur KSKK Madrasah Kemenag, M Isom Yusqi. (Foto: Dok. Kemenag)
Direktur KSKK Madrasah Kemenag, M Isom Yusqi. (Foto: Dok. Kemenag)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag RI) M Isom Yusqi meminta madrasah tidak gelar kegiatan berisiko tinggi. Ini menyusul insiden 11 siswa MTs Harapan Baru, Ciamis meninggal dalam kegiatan susur sungai di Sungai Cileueur, Jawa Barat.

“Kita semua tentu berduka dan prihatin. Peristiwa yang menimpa siswa MTs Harapan Baru harus menjadi pelajaran. Madrasah jangan gelar giat ekstrakurikuler yang berisiko tinggi, apalagi jika SOP pengamanannya belum siap,“ tegas Isom dilansir dari keterangan resminya, Senin (18/10/2021).

“Setiap kegiatan pendidikan harus menjamin aspek kesehatan dan keselamatan siswa,“ sambungnya. 

Apalagi, lanjut Isom, saat ini masih dalam kondisi pandemi, pembelajaran tatap muka (PTM) bahkan dibatasi maksimal 50 persen dan kegiatan ekstrakurikuler dilarang. Ini sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) ditandatangani 4 Menteri, yaitu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, Dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

“Mungkin kita perlu sosialisasikan ulang aturan yang sudah ada agar lebih dipahami,“ katanya. Tentang kejadian Ciamis, ia menyerahkan kepada pihak berwenang apabila ditemukan kelalaian yang mengandung unsur pidana. 

Isom barharap tragedi ini menjadi yang terakhir. Dia meminta Kepala Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi se Indonesia untuk memberi perhatian khusus terhadap aspek kesehatan dan keselamatan siswa dalam kegiatan pendidikan di madrasah.

Kronologis

Sungai CileueurWarga Kampung Leuwi Ili Desa Muara Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis menunjukkan lokasi tragedi susur sungai maut acara Pramuka di Sungai Cileueur, Kabupaten Ciamis. (Foto: Kompas.com/Irwan Nugraha)

Berdasarkan keterangan pihak madrasah, kegiatan pramuka merupakan agenda rutin mingguan di MTs Harapan Baru.

Saat itu, selepas salat Jumat, diadakan program kepanduan yang mengambil tema tadabbur alam (menghayati lingkungan hidup), berupa menyusuri bantaran sungai Cileueur, Utama Ciamis, sambil membersihkan sampah. Giat ini diikuti 145 peserta, 12 guru pembina, dan 25 senior pendamping. Mereka sebelumnya dikumpulkan di halaman madrasah untuk mendapatkan penjelasan teknis kegiatan.

Acara ini telah dipersiapkan dua hari sebelumnya. Untuk itu di lapangan sudah dipasang tanda-tanda dan para peserta telah diberitahu tentang rute yang akan dilalui.

Pada awalnya kegiatan berjalan sesuai rencana. Menurut keterangan pihak sekolah, pada pukul 15.00 WIB, seorang peserta terpeleset masuk ke sungai dan dengan cepat terseret ke tengah. Hal ini memicu peserta lain menceburkan diri ke sungai untuk menolong. Namun, belasan siswa turut terseret ke tengah dan tersedot arus bawah yang deras. Saat itu guru pembina juga berusaha menolong, namun tidak semua dapat ditarik menepi. Sebanyak 11 siswa MTs Harapan Baru, Ciamis tidak tertolong dan ditemukan meninggal di Sungai Cileueur(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES