Peristiwa Daerah

Anggota DPR RI Komisi X Cak Udin: Lewat Yasinan dan Tahlilan, Stunting Malang Raya Selesai

Minggu, 17 Oktober 2021 - 07:00 | 59.29k
Cak Udin saat memberikan materi dalam Sosialisasi Pencegahan Stunting yang dilaksanakan di Nurul Qolbi, Kota Batu. (Foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Cak Udin saat memberikan materi dalam Sosialisasi Pencegahan Stunting yang dilaksanakan di Nurul Qolbi, Kota Batu. (Foto: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BATU – Lewat aktivitas Yasinan, Tahlilan, Diba’an dan manakiban permasalahan stunting di Malang Raya selesai. Hal tersebut dikemukakan Cak Udin, Anggota DPR RI Komisi X dalam Sosialisasi Pencegahan Stunting yang dilaksanakan BKKBN RI dan Komisi IX DPR RI di Kota Batu.

Menurut laki-laki yang bernama asli M Hasanuddin Wahid MHum, pada forum ini bukan hanya penambahan gizi bisa terjadi namun juga bisa dilakukan edukasi terhadap ibu-ibu maupun calon ibu secara intensif dan tepat.

Hal ini diperlukan karena angka stunting di Kota Batu tertinggi dibandingkan dua kota lain di Malang Raya. Kota Batu menunjukkan angka 14,8 persen, Kabupaten Malang 11,4 persen dan Kota Malang 10,9 persen.

“Di Kota Batu cukup tinggi, dibandingkan Kabupaten Malang dan Kota Malang. Resepnya apa? gampang sebenarnya, kalau yang sering Yasinan, Tahlilan, Manakiban, Dibak’an selesai sudah. Jadi kalau BKKBN ikut Tahlilan, Manakiban, stunting beres di Kota Batu,” ujar anggota DPR RI asli Kelurahan Sisir, Kota Batu ini.

Menurutnya, penyebab stunting ada beberapa hal, antara lain praktek pengasuhan yang kurang baik, masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan Ante Natal Care (ANC), masih kurangnya akses keluarga ke makanan bergizi dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

Apa upaya yang harus dilaksanakan, pertama mengintervensi gizi spesifik, khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) Anak. Selain itu juga diperlukan peran keluarga dalam penanganan stunting mulai dari memberikan ASI Ekslusif, pemberian nutrisi yang baik dan menjaga sanitasi yang baik.

Sosialisasi.jpg

“Peran keluarga dalam pencegahan stunting bukan hanya terbatas pada ibu saja, tapi membutuhkan dukungan dari kepala keluarga serta setiap anggota keluarga,” ujar Cak Udin. Selain itu penanganan stunting juga harus ditangani secara terintegrasi lintas sektoral.

Dalam kesempatan itu, Cak Udin juga memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang bonus demografi. Diprediksi Indonesia mengalami masa bonus demografi yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).

Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Agar Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang melimpah harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan keterampilan, termasuk kaitannya dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja

Penguatan peran serta mitra kerja dan stake holder dalam implementasi kegiatan prioritas pembangunan keluarga melalui sosialisasi pencegahan stunting ini dilaksanakan di gedung Yayasan Nurul Qolbi Jl Sutan Hasan Halim Kota Batu. Kegiatan ini diikuti warga Kelurahan Sisir, kalangan pemuda, Fatayat NU dan Pagar Nusa.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES