Ekonomi

Menko Perekonomian RI Ungkap Komitmen Pemerintah Dorong Ekspor Komoditas Bernilai Tambah Lebih Besar

Sabtu, 16 Oktober 2021 - 11:26 | 19.40k
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

TIMESINDONESIA, JAKARTAMenko Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengungkapkan komitmen pemerintah  untuk mendorong ekspor komoditas dengan nilai tambah lebih besar melalui optimalisasi berbagai kebijakan.

“Komitmen pemerintah dalam mendorong ekspor akan terus ditingkatkan melalui optimalisasi berbagai kebijakan dan terutama dalam mendorong ekspor komoditas dengan nilai tambah lebih besar,” kata Menko Airlangga di Jakarta, Jumat (15/10/2021).

Dijelaskan Menko Airlangga, performa neraca perdagangan pada September 2021 mencatatkan surplus sebesar USD 4,37 miliar. Kinerja surplus yang impresif tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor Indonesia yang tetap terjaga pada September 2021 dengan mencapai USD 20,60 miliar, meningkat double digit sebesar 47,64% (yoy).

“Pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut yang juga tercermin dari level Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali berada pada zona ekspansif yakni 52,2 pada September 2021, melonjak dari bulan sebelumnya yang berada di level 43,7,” ujar Airlangga.

Dia melanjutkan, surplus perdagangan yang terus terjaga terutama disebabkan karena kinerja komoditas ekspor andalan Indonesia yang terus meningkat di tengah tren peningkatan harga, khususnya Batubara sebesar 254,44% (yoy) dan CPO sebesar 63,90% (mtm).

“Selain disebabkan oleh mekanisme pasar, strategi kebijakan Pemerintah selama pandemi dalam menjaga pasokan ekspor kedua komoditas tersebut serta menjamin ketersediaan pasokan dalam negeri, menjadi kunci menjaga momentum ekspor di tengah kenaikan harga,” jelasnya.

Di tengah permintaan yang tinggi, Menko Airlangga mengatakan, pemerintah berhasil menyusun strategi kebijakan manajemen pasokan ekspor yang optimal. Namun demikian,  stabilitas stok domestik tetap dijaga melalui penetapan Domestic Market Obligation (DMO) bagi produsen batubara sebesar 25%.

Kebijakan tersebut memiliki dampak positif dalam menjaga momentum tren kenaikan harga global komoditas tersebut. Di sisi lain, DMO juga diindikasi mampu mendorong pengembangan produk hilir batubara melalui ketersediaan bahan baku domestik untuk pengembangan produk gasifikasi, liquifikasi, briketisasi, dan berbagai pengembangan produk lainnya.

Pada komoditas minyak kelapa sawit, strategi kebijakan pemerintah melalui penetapan tarif progresif pada Pungutan Ekspor (PE) komoditas sawit juga diindikasi menjadi faktor kunci dalam manajemen pasokan dunia dan menjaga tren momentum kenaikan harga komoditas tersebut.

Di sisi lain, Skema PE progresif mampu mendorong ekspor komoditas turunan minyak sawit (turunan CPO) yang lebih bernilai tambah dengan menjamin ketersediaan stock minyak sawit mentah dalam negeri. Dengan demikian, produsen hilir domestik mendapatkan keunggulan karena harga bahan baku yang relatif lebih murah dibandingkan produsen dari luar negeri.

Di samping strategi spesifik pada kedua komoditas tersebut, pemerintah juga berperan aktif dalam mendorong kinerja ekspor Indonesia melalui beberapa kebijakan yakni (i) insentif fiskal dan non-fiskal, (ii) fasilitas penyediaan ruang pamer, kegiatan pengembangan desain, dan pelayanan pelaku usaha, (iii) bimbingan teknis kepada pelaku usaha dan eksportir, (iv) informasi peluang pasar, (v) pembiayaan, penjaminan dan asuransi ekspor, (v) promosi dan pemasaran.

“Komitmen Pemerintah dalam mendorong ekspor akan terus ditingkatkan melalui optimalisasi berbagai kebijakan dan terutama dalam mendorong ekspor komoditas dengan nilai tambah lebih besar,” pungkas Menko Perekonomian RI ini.  (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES