Ekonomi

Berkah Pandemi, UMKM Kacang Umpet di Indramayu Bisa Raih Omset Rp 3 Juta Sebulan

Jumat, 15 Oktober 2021 - 17:25 | 59.33k
Caskim dan produk cemilan kacang umpetnya. (FOTO: Caskim for TIMES Indonesia)
Caskim dan produk cemilan kacang umpetnya. (FOTO: Caskim for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Pandemi Covid-19 memberikan dampak tersendiri bagi para pelaku usaha, termasuk pelaku UMKM. Tak terkecuali bagi Caskim (34), warga Desa Anjatan kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu

Penjual mainan keliling tersebut sempat terpuruk akibat sepinya pembeli. Padahal, dari situlah sumber pendapatan keluarganya sehari-hari. Namun, dia pantang menyerah dan bertahan di tengah badai Pandemi Covid-19. Bersama sang istri, Fany (33), dia mencoba keberuntungan dengan memproduksi kacang umpet.

"Kami berfikir bahwa tidak ada salahnya memulai hal baru," ujar Caskim, kepada TIMES Indonesia, Jumat (15/10/2021).

Kacang umpet sendiri merupakan cemilan yang berbahan dasar kacang dengan balutan kulit pangsit. Dengan keterbatasan modal dan pengetahuan tentang produksi camilan kacang, Caskim memberanikan diri memulai produksi dari skala kecil.

Ia dan istri menggali informasi seputar resep dan proses pembuatan kacang umpet dari internet. "Karena memang tidak punya pengalaman di bisnis makanan atau cemilan," ujar Caskim. 

Caskim-dan-produk-cemilan-kacang-umpetnya-2.jpg

Pada percobaan awal produksi, ia sempat merasakan kegagalan. Namun mereka terus mencoba agar bisa menghasilkan produk yang mempunyai nilai jual. Apalagi, kacang umpet mempunyai prospek yang cukup baik.

"Di awal-awal sempat gosong, dan rasanya juga kurang, disitu kita mulai mencoba banyak resep dan teknik penggorengan agar hasilnya bagus," ujar Caskim. 

Seiring waktu, berkat ketelatenan membuat adonan, mengiris, menggulung, dan menggoreng hingga tahap pengemasan, jadilah produk kacang umpet bercitarasa khas dan lezat.

Berbagai varian rasa juga tercipta untuk memenuhi selera konsumen. Di antaranya original (gurih), pedas gurih, sapi panggang (BBQ), keju, balado dan jagung bakar. "Alhamdulillah sekarang sudah banyak pelanggan yang rutin memesan," ujar Caskim.

Dalam mengelola Kacang Umpet dengan brand Awaica terebut, ia dan sang istri berbagi peran. Caskim bertugas memasarkan produk, sedangkan Fany fokus mengelola keuangan. "Awaica itu diambil dari penggabungan nama kedua anak kami, Salwa (Awa) dan Khalisah (Ica)," ujar Caskim. 

Sebagaimana pelaku usaha lainnya, tantangan awal setelah menciptakan produk adalah pemasaran. Caskim memulai memasarkan Kacang Umpet dengan cata berjualan keliling menggunakan sepeda motor dari desa ke desa. "Saat itu masih dengan kemasan alakadarnya, dan masih sambil berjualan mainan anak-anak," ujar Caskim.

Awalnya, kacang umpet dikemas dalam kemasan kecil seberat 24 gram, dan dijual dengan harga Rp 2 ribu per kemasan. Ia pun kemudian bergabung dengan komunitas UMKM di Indramayu dan banyak melakukan diskusi untuk pengembangan usaha.

Caskim-dan-produk-cemilan-kacang-umpetnya-3.jpg

Dari diskusi tersebut ia kemudian mulai melakukan pengembangan baik dari sisi kemasan, hingga proses pemasaran. "Dari situ kita mulai mengubah kemasan lebih modern termasuk ukuran kemasan, kita naikkan menjadi 100 gram dengan harga Rp15 ribu," ujar Caskim.

Berkat usaha kerasnya, Caskim kini mulai merasakan gurihnya bisnis camilan. Meski usaha kacang umpetnya baru berjalan beberapa bulan, namun ia sudah bisa meraup omset jutaan rupiah setiap bulannya. "Bersyukur karena sekarang kami sudah memiliki usaha dan bisa bangkit dari pandemi," ujar Caskim.

Caskim melihat prospek baik dalam usaha camilan ini. Ia pun tengah berusaha memasarkan produknya hingga menjangkau daerah lain di Indonesia. Sembari mengumpulkan modal, ia berusaha memulai pemasaran secara online.

"Untuk sekarang masih dipasarkan di Indramayu, tentu harapannya bisa menjangkau pasar luar daerah bahkan luar negeri," ujar Caskim.

Ia berharap secapatnya dapat mengembangkan bisnis lebih besar. Ia juga ingin agar usahanya dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.

"Pengen banget punya kios sendiri, alat produksi lebih modern dan lebih maksimal pemasaran secara online. Apalagi kalau bisa jadi ladang usaha juga bagi orang-orang di sekitar," ujar pelaku UMKM di Kabupaten Indramayu ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES