Peristiwa Daerah

Wali Kota Gorontalo Pimpin Rakernas APEKSI, Lahirkan 7 Rekomendasi Menjawab 7 Tantangan

Kamis, 14 Oktober 2021 - 23:36 | 22.72k
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha saat memimpin Rakernis (Rapat Kerja Teknis) yang berlangsung Kamis (14/10/2021) di Yogyakarta. (Foto: Humas Pemkot Gorontalo)
Wali Kota Gorontalo, Marten Taha saat memimpin Rakernis (Rapat Kerja Teknis) yang berlangsung Kamis (14/10/2021) di Yogyakarta. (Foto: Humas Pemkot Gorontalo)

TIMESINDONESIA, GORONTALOWali Kota Gorontalo, Marten Taha, yang juga Wakil Ketua Umum Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah DPP APEKSI, memimpin Rakernis (Rapat Kerja Teknis) yang berlangsung Kamis (14/10/2021) di Yogyakarta. 

Rakernis yang dipimpin langsung Wali Kota Gorontalo dua periode, Marten Taha itu, mengusung tema Mewujudkan Ekosistem Smart City Berkelanjutan dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. 

Marten Taha jelaskan APEKSI atau Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia ini tidak hanya sebatas organisasi yang di dalamnya terdapat seluruh pimpinan daerah khususnya Kota. Akan tetapi lebih dari itu, yakni sebuah wadah untuk melakukan kolaborasi, kerjasama dan sinergitas. 

Sehingga, kata dia, organisasi APEKSI ini memiliki slogan yakni ASPEK Sinergi. "APEKSI ini memiliki slogan yakni ASPEK Sinergi, untuk memperkuat kolaborasi, sinergitas dan kerjasama dengan semua pihak untuk memajukan Indonesia yang dicita-citakan," ujarnya saat membuka rakernis tersebut.

Kaitan dengan rakernis yang Ia pimpin itu, tujuannya adalah menjawab tantangan zaman yang sekarang ini terlihat hampir di seluruh wilayah kota se Indonesia, melalui melahirkan rekomendasi dari pelaksanaan Indo Smart City Forum dan Expo 2021. 

"Pengembangan smart city yang berkelanjutan di Indonesia, masih diperhadapkan dengan tantangan diantaranya, infrastruktur, data, pemahaman dan paradigma seperti sebelumnya sudah dipaparkan oleh Wali Kota Parepare. Kalau daerah terjauh di sebuah Kota, masih terkendala dengan infrastruktur fasilitas teknologi. Termasuk data juga, karena dalam menjalankan fungsi kota cerdas,” ucapnya

Pembentukan pemahaman dan paradigma, katanya, menjadi penting, bukan hanya untuk masyarakat tetapi termasuk seluruh ASN di masing-masing pemerintah kota. Tantangan lain adalah tata kelola kota cerdas, dan berikut adalah keamanan data seperti peretasan dan lain sebagainya, terakhir adalah kerjasama dan kolaborasi. 

Dari tujuh tantangan yang ada, Ia tambahkan forum resmi tersebut juga melahirkan tujuh rekomendasi yang dipastikan bisa menjawab seluruh tantangan tersebut. Rekomendasi itu pertama mendorong pemerintah pusat untuk melakukan penguatan ekosistem digitalisasi secara merata, khususnya di geografis Indonesia, yang daerah cukup sulit dan terluar dalam mewujudkan smart city. 

Kedua, kata dia, rekomendasi itu  mendorong Pemerintah Pusat untuk segera mengeluarkan RPP tentang perkotaan atau Standar Smart City, yang sempat direspon baik oleh Staf Ahli Kominfo, agar ukuran kinerja dapat dievaluasi. Ketiga, rekomendasi itu mendorong pemerintah daerah menambahkan tupoksi khusus, untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas jenjang karir bagi pengelola smart city. 

Kempat, mendorong kepada Kementerian Kominfo RI, Kemendagri RI dan Kementerian PPN/Bappenas RI, untuk melakukan koordinasi, sinkronisasi dan edukasi dalam hal regulasi pengembangan informasi teknologi dan pengembangan pembangunan berbasis kota cerdas. Kelima, mendorong Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan menggunakan kearifan lokal, untuk masyarakat yang belum terjangkau akses internet dalam konteks penanganan pandemi. 

Enam, mendorong penjelasan kelembagaan digitalisasi daerah oleh Kemendagri RI. Dan terakhir atau ketujuh, rekomendasi itu mendorong kejelasan jenjang karir bagi pengelola smart city daerah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES