Pemerintahan

Soal Integrasi NIK dan NPWP, Gus Muhaimin: Perlu Keamanan Berlapis

Kamis, 14 Oktober 2021 - 15:07 | 20.00k
Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (depan) bersama Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto bebarapa tahun lalu. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)
Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (depan) bersama Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto bebarapa tahun lalu. (FOTO: Hasbullah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) meminta pemerintah untuk memastikan keamanan data pribadi masyarakat terkait integrasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada E-KTP dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Menurut Gus Muhaimin, integrasi NIK dan NPWP sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang baru disahkan memerlukan pengamanan memadai agar masyarakat tidak dirugikan.

"Saya kira itu (integrasi NIK dan NPWP) adalah terobosan bagus. Tapi yang perlu diingat adalah soal keamanannya. Pemerintah tentu saja harus memastikan keamanan data penduduk," ucal Gus Muhaimin di Jakarta dikutip, Kamis (14/10/2021).

Kebijakan NIK KTP yang bisa difungsikan menjadi NPWP ini diatur dalam Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) yang baru saja disahkan oleh DPR RI dalam sidang paripurna, Kamis, 7 Oktober 2021 yang lalu.

Gus Muhaimin mengingatkan, kerahasiaan data dan informasi NIK harus menjadi prioritas dan merupakan hak rakyat yang harus dipenuhi negara. Dia menegaskan keamanan data rakyat wajib dipenuhi negara.

Wakil Ketua DPR RI ini meminta pemerintah menjadikan banyak kasus bobolnya data penduduk yang sudah terjadi sebelumnya, seperti yang terjadi pada aplikasi eHAC. Menurutnya hal itu bisa dijadikan pelajaran betapa pentingnya keamanan data penduduk. 

"Contoh kasusnya sudah banyak, aplikasi yang berkaitan dengan Covid-19 misalnya bisa dijadikan pelajaran oleh pemerintah bahwa keamanan data itu sangat penting. Kalau perlu keamanannya berlapis saja," tutur Gus Muhaimin.

Gus Muhaimin berujar bukan tidak sepakat dilakukannya integrasi data kependudukan dengan sistem administrasi perpajakan. Namun, kata dia, penerapan single identity number di Indonesia membutuhkan usaha yang keras dan komprehensif.

"Cakupannya kan besar sekali ya, rakyat kita ratusan juta. Jadi perlu effort ekstra keras, kuat, dan komprehensif untuk menjamin keamanannya," demikian tegas Gus Muhaimin soal wacana integrasi NIK di E-KTP dengan NPWP. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES