Pemerintahan

GKJW Komitmen Jaga Toleransi dan NKRI

Kamis, 14 Oktober 2021 - 15:07 | 45.33k
Ketua MA GKJW, Pendeta Tjondro Firmanto Gardjito saat bertemu dengan Wakil MPR RI Dr Ahmad Basarah. (FOTO: MPR RI)
Ketua MA GKJW, Pendeta Tjondro Firmanto Gardjito saat bertemu dengan Wakil MPR RI Dr Ahmad Basarah. (FOTO: MPR RI)

TIMESINDONESIA, MALANG – Ketua MA GKJW, Pendeta Tjondro Firmanto Gardjito menilai momentum Sumpah Pemuda mendatang sebagai wujud persatuan toleransi antar semua elemen negara.

Menurutnya, momentun Sumpah Pemuda ini bukan sekedar kewajiban tapi komitmen panggilan iman untuk menjaga NKRI.  Hal ini disampaikan Pdt. Tjondro dalam sambutannya pada acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan bersama Wakil Ketua MPR RI Dr H Ahmad Basarah, MH di Komplek Balewiyoto GKJW Malang yang juga dihadiri seluruh pendeta dan calon pendeta se- Jawa Timur, Rabu (14/10/2021).

Tjondro menilai sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan ini sangat penting bagi semua elemen bangsa untuk menjaga NKRI sebagai rumah bersama.

"Kita harus wujudkan toleransi yang baik, utamanya jhga untuk para jemaat GKJW dalam menjalankan toleransi lintas iman dengan berbagai elemen serta pemerintah, "ujarnya.

Tjondro-Firmanto-Gardjito-3.jpg

Menjaga toleransi itu, ungkap Tjondro, juga merupakan warisan sejarah leluhur pendiri GKJW yang terus dijaga. GKJW Malang betdiri tahun 1926 dan dijadikan sebagai sekolah pendeta pribumi yang bertugas di seluruh tanah jawa.

Pendiri gedung Balewiyata ini seorang Haji muslim yang punya pengalaman memborong kontruksi bangunan di beberapa tempat, dan selesai pada 6 Januari 1927, serta mulai  dioperasikan sebagai tempat belajar para pendeta pada 13 Januari 1927.

Sejak Juli tahun 1963 pelaksanaan pendidikan teologi di Balewiyata terkoneksi dengan Sekolah Tinggi Teologi Duta Wacana Yogyakarta yang sekarang menjadi Universitas Kristen Duta Wacana.

Pendeta Tjondro juga mengungkapkan mantan Presiden RI Abdurahman Wahid di era tahun 80-an saat menjabat Ketua PBNU menjadi tenaga pengajar di Balewiyata, mendiang dangat akrab dan aktif berdiskusi dengan Pendeta GKJW Sri Wismoady Wahono. Keduanya menjalin persaudaraan sejati dan sering berdiskusi studi intensif lintas iman.

"Dalam catatan sejarah itu, GKJW memiliki harapan untuk me inhkatkan kualitas pendidikan teologi di Baliwiyata menjadi Institut pendidikan teologi formal yang mencetak para pendeta dan guru agama kristen yang memiliki ciri khas kontekstualisasi yang menekankan pada toleransi interaksi budaya ekologi dan pemberdayaan sosial, "paparnya.

Ia memaparkan di depan Wakil Ketua MPR RI, Dr. H. Ahmad Basarah, MH, Pendeta Tjondro memohon kepada pemerintah membantu merealisasi Sekolah Tinggi Kesehatan sebab tenaga perawat juga dibutuhkan sekali di rumah sakit rumah sakit yang dimiliki GKJW.

Ketua MA GKJW, Pendeta Tjondro Firmanto Gardjito menyampaikan  komitmen kebangsaan GKJW dan mendukung program program pemerintah utamanya dalam penanganan Covid 19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES