Pemerintahan

Jadi Pembicara di Icombest, Bupati Banyuwangi Fokus Strategi Pemulihan Ekonomi

Kamis, 14 Oktober 2021 - 12:20 | 33.77k
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat menjadi pembicara di forum internasional. (Foto: Hafid Nurhabibi/ TIMESIndonesia)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat menjadi pembicara di forum internasional. (Foto: Hafid Nurhabibi/ TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIBupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menjadi salah satu pembicara pada forum International Conference on Management, Business, and Technology (Icombest) pada 12 Oktober lalu. Pada agenda tersebut, Ipuk menyampaikan program 'Banyuwangi Rebound', yang merupakan sebuah strategi dalam pemulihan ekonomi.

Dalam forum yang bertajuk 'Post Pandemic Economic Recovery: Business, Management, and Technology' ini digelar oleh Universitas Jember ini, juga menghadirkan Direktur Program IMBA/IMFI Universitas Teknologi Nasional Taipei, Taiwan, Shih-Wei Wu; Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia, Prof Ahmad Azin Adnan; Direktur Pascasarjana Universitas Airlangga, Prof Badri Munir Sukoco; dan seorang  peneliti dari Universitas Osaka, Jepang, Prof Dony Dahana Wirawan; serta akademisi berbagai kampus lainnya.

Menurut Ipuk, skala prioritas kinerja Pemkab Banyuwangi di tengah pandemi Covid-19 ini, juga harus mengarah terhadap kondisi ekonomi masyarakat.

"Kami menetapkan sejumlah sektor prioritas yang harus kami lakukan terlebih dahulu," kata Ipuk, Rabu (13/10/2021).

Banyuwangi Reborn ini memiliki kerangka tersendiri dalam mengimplementasikan, yakni semua dinas adalah dinas pemulihan ekonomi, artinya setiap instansi pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mengupayakan pemulihan ekonomi kerakyatan dengan cara masing-masing.

"Semua program dan gerak pemerintah diarahkan untuk pemulihan ekonomi, terutama kelompok masyarakat menengah ke bawah," ujarnya.

Selain itu, sejumlah program turut dijabarkan satu persatu, seperti ongkos kirim graris ke ke seluruh Indonesia untuk UMKM, program pendampingan UMKM untuk go digital hingga sertifikasi, jemput bola membantu UMKM dalam mengurus izin usaha, program bantuan peningkatan kapasitas warung-warung kecil, Hari Belanja ke Pasar dan UMKM setiap bulannya pada tanggal-tanggal tertentu, hingga bantuan kepada ribuan PKL selama masa PPKM.

"Kita juga menjalankan program Jagoan Banyuwangi, untuk membuat anak-anak muda tetap giat berwirausaha meskipun di masa pandemi yang sulit," ungkap Ipuk.

Tak selesai di sana, sektor pariwisata Bumi Blambangan juga memiliki potensi dibidang ekonomi. Dibukanya sejumlah destinasi wisata, juga dijabarkan sebagai solusi dalam hal ini.

"Kita siapkan program-program untuk menjadikan pariwisata sebagai pengungkit ekonomi, termasuk dengan memadukan bersama sektor pertanian," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Sultan Zainal Abidin, Malaysia, Prof. Dr. Ahmad Azrin Adnan. Berdasarkan pengalamannya, banyak cara yang harus dicoba untuk mendampingi perekonomian warga.

"Kami bikin pelatihan-pelatihan usaha mikro kecil. Memaparkan pemasaran online. Mereka dituntut harus mampu bikin inovasi secara berkala.  Karena itu kami terus dampingi mereka, misalnya bikin landing page, terus mengevalusi produk mereka secara rutin apakah disukai pasar atau tidak, dan lain sebagainya," kata Azrin.

Sementara itu, pembicara selanjutnya di forum International Conference on Management, Business, and Technology (Icombest), Shih Wei –Wu dari Universitas Teknologi Nasional Taipei, Taiwan, lebih fokus pada mengoneksikan UMKM dengan investor.

"Perlu ada campur tangan kita agar mampu meyakinkan para investor untuk turun tangan membantu UMKM ini bangkit kembali," paparnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES