Ekonomi

Harga Grosir Gas Naik 250% di Eropa

Kamis, 14 Oktober 2021 - 09:25 | 24.19k
Harga grosir gas telah meningkat 250% sejak Januari. (FOTO: BBC/Getty Image)
Harga grosir gas telah meningkat 250% sejak Januari. (FOTO: BBC/Getty Image)

TIMESINDONESIA, JAKARTAHarga grosir gas di Eropa telah meningkat 250 persen sejak Januari. Ini memicu lonjakan biaya bagi konsumen dan bisnis.

Harga energi kali ini telah mencapai rekor tertinggi karena berbagai alasan, termasuk permintaan gas alam yang tinggi karena ekonomi pulih dari pandemi Covid-19.

Dilansir BBC, dalam beberapa pekan terakhir, Moskow sempat menghadapi tuduhan bahwa mereka telah berkontribusi pada krisis, memaksa harga gas menjadi tinggi dengan cara menolak untuk memasok gas tambahan ke Eropa.

Presiden-Putin.jpg

Presiden Putin mengatakan Rusia siap untuk menyediakan lebih banyak gas ke Eropa jika diminta. (FOTO: BBC/Reuters)

Namun Rusia membantah menggunakan energi sebagai senjata politik, di tengah melonjaknya harga di seluruh Eropa yang telah membuat tagihan gas di banyak rumah tangga meroket.

Rusia adalah salah satu penyedia gas alam terbesar di Eropa telah dituduh sengaja menahan pasokan.

"Sampah, dan omong kosong bermotif politik," kata Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Komisi Eropa juga telah menguraikan langkah-langkah yang bisa diambil negara-negara anggota untuk memerangi kenaikan harga.

Berbicara di forum energi Moskow pada hari Rabu, Putin menyalahkan krisis saat ini di Eropa dengan mengatakan, bahwa setelah musim dingin yang dingin, orang Eropa tidak memompa cukup volume gas ke fasilitas penyimpanan.

Dia mengatakan "sangat penting" untuk "menyarankan mekanisme jangka panjang untuk menstabilkan pasar energi".

Putin juga menekankan bahwa Gazprom, raksasa gas Rusia, memasok gas ke Eropa pada tingkat maksimum berdasarkan kontrak yang ada, dan siap menyediakan lebih banyak jika diminta.

"Kami akan meningkatkan sebanyak yang diminta mitra kami. Tidak ada penolakan, tidak ada," tegasnya.

Krisis gas Eropa memiliki banyak penyebab: dari kekurangan energi terbarukan hingga stok gas yang rendah setelah musim dingin. Plus, lonjakan permintaan ketika negara-negara muncul dari pandemi.

Badan Energi Internasional percaya Rusia bisa berbuat lebih banyak untuk meningkatkan ketersediaan gas ke Eropa.

Kritikus Kremlin menduga mereka menggunakan krisis untuk mempercepat persetujuan Eropa untuk pipa baru Rusia yang kontroversial.

Ketika regulator Eropa menandatangani dokumen, Nord Stream 2 akan membawa gas alam dari Rusia ke Jerman, melewati Ukraina.

Penentang pipa percaya bahwa itu adalah proyek politik yang dirancang untuk meningkatkan ketergantungan Eropa pada energi Rusia. Pendukung bersikeras itu akan memberi Eropa pasokan gas yang lebih murah dan lebih efisien.

Vladimir Putin bersikeras bahwa Nord Stream 2 adalah "proyek komersial".

Itu diikuti oleh petunjuk yang tidak begitu halus. Presiden menyatakan 100% yakin, bahwa jika pipa itu berfungsi, itu akan meringankan masalah energi Eropa.

Hari Rabu kemarin, Kepala Energi Komisi Eropa, Kadri Simson mengatakan, eksekutif Uni Eropa telah menanggapi seruan untuk tindakan segera dengan meluncurkan "kotak alat harga energi".

Kotak tersebut menjelaskan langkah-langkah yang bisa diambil negara-negara anggota untuk mengurangi tagihan gas di negara mereka tanpa melanggar hukum Uni Eropa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES