Pemerintahan MPR Rumah Kebangsaan

Minat Baca dan Kecanduan Medsos Timpang, Ahmad Basarah: Minimalisir Dampak Negatif Perkembangan Teknologi

Rabu, 13 Oktober 2021 - 21:30 | 17.25k
Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah saat memberikan sambutan dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar di Kantor MA GKJW, Rabu (13/10/2021). (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah saat memberikan sambutan dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar di Kantor MA GKJW, Rabu (13/10/2021). (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
FOKUS

MPR Rumah Kebangsaan

TIMESINDONESIA, MALANG – Ketimpangan minat baca dan kecanduan media sosial (medsos) terjadi di Indonesia. Hal ini tentunya membawa dampak negatif bagi negara.

Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah membeberkan, dari 100 persen masyarakat Indonesia, sekitar 73 persennya telah menggunakan internet. Terlebih, menurut penelitian, Indonesia sendiri masuk dalam 10 besar negara yang kecanduan Media Sosial.

"Ini masuk 'Era Internet of Think'. Semua sekarang bergantung dengan Hp (Handphone). Dimana tingkat penetrasi internet di Indonesia pada awal tahun 2021 ini mencapai 73 persen," ujar Basarah, Rabu (13/10/2021).

Diperparah lagi, dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang kecanduan media sosial, di sini minat baca masyarakatnya malah terjadi penurunan yang sangat drastis.

Dari 61 negara yang diteliti, kata Basarah, Indonesia masuk di nomor 2 dari bawah sebagai negara yang minat bacanya sangat kurang.

"Bisa dibayangkan kecanduan medsos 10 besar dan minat baca yang rendah, maka sebagian besar bangsa Indonesia ketika membaca berita di medsos, dia hanya baca judulnya, tidak baca isinya dan langsung share gitu saja. Padahal isinya bisa saja mengandung benih perpecahan diantara kita," ungkapnya.

Maka dari itu, Basarah ingin di Era Internet of Think ini, bagaimana masyarakat bisa menggunakan internet dengan sebaik-baiknya. Sehingga, bisa meminimalisir dampat negatif yang dapat muncul.

"Mari kita gunakan kemajuan teknologi informasi ini dengan meminimalisir sebanyak-banyaknya dampak negatif yang dapat muncul. Saya percaya, kita manusia diberkan harkat dan martabat oleh tuhan itu sangat baik," katanya.

Ia pun membayangkan, bagaimana ikan di laut ataupun di air tawar, jika dimakan dagingnya tak pernah terasa asin. Dari sini, Basarah mengetahui bahwa tuhan memberikan akal pikir dan akal budi yang baik kepada umat manusianya.

Maka dari itu, lanjut Basarah, akal budi dan akal baik yang diberikan harus disebarkan dengan baik. Sebagaimana bisa menyebarkan bahwa Bangsa Indonesia ini diperjuangkan bersama oleh berbagai agama, suku dan budaya.

"Tugas kita menjaga bersama. Bukan membuat perpecahan dengan adanya ketimpangan kecanduan medsos dan minat baca yang rendah. Kita harus bisa meminimalisir dampak negatif dan menebar dampak positif sebagaimana era teknologi ini kita seiringkan dengan kemajuan bangsa kita yang lebih baik," pungkas Ahmad Basarah. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES