Peristiwa Daerah

Sosialisasi 4 Pilar, Ahmad Basarah: Inisiatif Bung Hatta Rumuskan Pancasila

Rabu, 13 Oktober 2021 - 19:26 | 26.40k
Wakil Ketua MPR RI saat menguraikan peran tokoh kristen dalam perumusan Pancasila di Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Rabu (13/10/2021). (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Wakil Ketua MPR RI saat menguraikan peran tokoh kristen dalam perumusan Pancasila di Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Rabu (13/10/2021). (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah mengikuti kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kantor Majelis Agung (MA) Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Kota Malang pada Rabu (13/10/2021).

Menjadi pemateri utama di hadapan sekitar 300 pendeta GKJW, Ahmad Basarah menguraikan peran dan kontribusi penting umat Kristiani dalam sejarah kebangsaan, khususnya di proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara.

Ia mengatakan, timbulnya organ pergerakan nasional, yakni lahirnya Sumpah Pemuda di tahun 1928, lalu Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 hingga saat para pendiri bangsa merumuskan dasar bagi negara, tokoh-tokoh Kristen dan tokoh lainnya memberikan perjuangan darah, keringat dan air mata bagi bangsa Indonesia.

"Sehingga, negara Indonesia merdeka adalah negara semua untuk semua dan satu untuk semua. Tidak ada tirani mayoritas terhadap minoritas," ujar Basarah.

Terlebih, kata Basarah, sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan, para pendiri bangsa juga telah memikirkan apa dasar negara yang cocok bagi bangsa Indonesia yang majemuk. "Maka disepakatilah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara," imbuhnya.

Ahmad Basarah cWakil Ketua MPR RI, Ahmad Basarah bersama seluruh peserta Sosialisasi 4 Pilar saat berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya. (Foto: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

Basarah menjelaskan, Pancasila adalah pemersatu bangsa. Sebelum disepakati sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan berjalan cukup dinamis.

Dimulai sejak sidang resmi BPUPKI pada Mei - Juni 1945, Panitia 9 pada 22 Juni 1945 yang melahirkan Piagam Jakarta hingga fase pengesahan pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang resmi PPKI.

Pada saat Pancasila akan disahkan, lanjut Basarah, dalam sidang resmi PPKI terdapat keberatan dari tokoh-tokoh Kristen di kawasan Indonesia Timur. Alasan tersebut, yakni keberadaan 7 kata dalam Piagam Jakarta yang berbunyi 'Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk-Pemeluknya'.

"Jika 7 kata tersebut disahkan menjadi konsitusi negara, maka wilayah yang penduduknya bukan beragama Islam tidak akan ikut dalam perahu kemerdekaan Indonesia dan negara Republik Indonesia yang baru satu hari diproklamirkan kemerdekaanya pasti terancam pecah," bebernya.

Akhirnya, keberatan tokoh-tokoh tersebut pun diakomodir langsung oleh Bung Hatta di mana pada pagi hari tanggal 18 Agustus 1945 sebelum sidang PPKI, Bung Hatta mengambil inisiatif menemui tokoh islam agar bersedia mengubah tujuh kata dalam Piagam Jakarta menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Para alim ulama pendiri bangsa Indonesua pun setuju perubahan tersebut, karena mereka juga terbukti mencintai dan ingin menjaga keutuhan NKRI," katanya.

Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa itulah, lanjut Basarah, Indonesia berdiri sebagai negara nasional religius dengan Pancasila sebagai dasar negaranya. Hal itu terjamin hak tiap-tiap warga negara baik dalam hukum dan pemerintahan sebagai pasal 27 ayat (1) UUD Tahun 1945.

"Oleh karena itu, konstruksi negara hukum Pancasila tidak mengenal diskriminasi baik atas nama suku, agama, ras dan antar golongan," tuturnya.

Dengan adanya peran dari tokoh-tokoh Kristen dan tokoh lainnya, Basarah berharap warisan pendiri Bangsa ini bisa diteladani, diamalkan dan dijaga dengan baik oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk para umat kristiani.

"Marilah kita jaga, rawat dan amalkan Pancasila. Inilah warisan seperangkat nilai dan aturan bernegara yang telah diwariskan kepada kita semua," pungkasnya.

Sebagai informasi, Sosialisasi 4 Pilar ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan sangat ketat. Acara ini diapresiasi berbagai pihak. Saling tukar cinderamata pun dilakukan antara Wakil Ketua MPR RIAhmad Basarah dan MA GKJW sebagai bentuk toleransi dan saling mendukung dalam bangsa dan bernegara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES