Ekonomi

Demi Kebangkitan Ekonomi, BKNU Jatim Berdayakan Masyarakat Pesisir

Selasa, 12 Oktober 2021 - 13:31 | 63.18k
Webinar yang diselenggarakan BKNU dengan berkolaborasi dengan IA ITB dan IKA ITS (Sumber: Poster Webinar)
Webinar yang diselenggarakan BKNU dengan berkolaborasi dengan IA ITB dan IKA ITS (Sumber: Poster Webinar)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional sekaligus memperingati HUT Provinsi Jawa Timur ke-67, Badan Kemaritiman Nadhlatul Ulama Jawa Timur (BKNU Jatim) menyelenggarakan Webinar dengan tema 'Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Jawa Timur'.

Beberapa narasumber yang hadir yaitu KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jatim), Mahmud Musta'in (Ketua PW BKNU Jatim), Gubernur Jatim diwakili Dyah Wahyu Ermawati (Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim), I Made Dana M (Perwakilan IA ITB Jatim) dan Sjaref Widjaja (Perwakilan IKA ITS).

Latar belakang program ini diselenggarakan karena wilayah pesisir dan laut Jatim mempunyai potensi sumber daya kemaritiman yang besar untuk kesejahteraan masyarakat. Baik sumber daya hayati yaitu ekosistem pesisir dan sumber daya ikan maupun ekosistem non hayati meliputi minyak dan gas bumi, pasir laut dan mineral laut lainnya.

Beberapa program kegiatan BKNU Jatim yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat NU di pesisir dan pulau-pulau kecil, penyediaan sistem aplikasi bisnis kemaritiman berbasis android, pendampingan serta advokasi, peningkatan kualitas garam rakyat dan penguatan produktivitas teknologi perikanan.

Hal tersebut mendorong BKNU berkolaborasi dengan Ikatan Alumni Jawa Timur dari ITB dan ITS agar sama-sama bersinergi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Ketua PW BKNU Jatim Mahmud Musta'in menjelaskan bahwa pihaknya berkepentingan ikut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir Jatim.

"Mari kita bersinergi bergandeng tangan ikut mensejahterakan masyarakat Jawa Timur yang sekarang sudah di rintis di awal IA ITB Jawa Timur dan IKA ITS Jawa Timur. Mudah-mudahan alumni-alumni PTN-PTN ada di Jawa Timur akan bergandengan tangan, kita bisa membantu ikut mensejahterakan masyarakat menengah kebawah khusunya adalah komunitas pesisir," ucap Mahmud.

Diungkapkan oleh Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar bahwa peran dari BKNU sendiri sangat penting untuk menjaga ekstabilitas wilayah khususnya jalur-jalur pesisir. "Kita tau di garis pantai ini ada jalur-jalur tikus, yang lewat jalur tikus itulah narkoba masuk, teroris masuk, dana asing masuk, barang-barang haram senjata masuk," paparnya.

"Aktifnya panjenengan  memahamkan, menyadarkan, mendorong supaya masyarakat kita di pantai, aktivis NU di pantai punya kepedulian menjaga jalur-jalur tikus itulah peduli kepada umat," ungkap Marzuki saat membuka Webinar pada Selasa (12/10/2021).

Marzuki menambahkan BKNU harus memberikan penyadaran dan pemahaman sekaligus memberikan pendampingan kepada masyarakat pesisir khususnya kaum nelayan khususnya pada sekitar jalur tikus.

"Supaya mereka ikut waspada, supaya mereka ikut peduli, supaya jika ada apa-apa disitu Banser atau pengurus NU ranting segera melaporkan ke pihak berwajib agar barang-barang haram, ideologi haram, gerakan haram tidak mudah masuk di Indonesia," pungkas Marzuki.

Sementara Dyah Wahyu Ermawati menjelaskan mengenai pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir. Jawa Timur dari 29 Kabupaten-9 kota dimana 20 wilayah merupakan wilayah pesisir yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu pesisir utara, selatan dan kepulauan Madura.

Tercatat jumlah desa pesisir untuk wilayah utara Jawa Timur sebanyak 237 pesisir bagian utara meliputi Kab Tuban, Kab Lamongan, Kab Gresik, Kota Surabaya, Kab Sidoarjo, Kab Pasuruan, Kota Pasuruan, Kab Probolinggo, Kota Probolinggo dan Kab Situbondo.

"Sebagian besar bermata pencaharian nelayan, penghasilan tidak bisa terkontrol, banyak tergantung pada lingkungan alam, banyak tergantung pada musim, banyak tergantung pada pasar, kegiatan aktivitas nelayan banyak melibatkan keluarga (perempuan dan anak-anak) dan memiliki sistem kepercayaan dan adat yang kuat," tutur Dyah.

Program-program strategis Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu dimulai dari program hulu seperti program ikan tangkap, program perikanan budidaya, program kelautan dan pengembangan pesisir dan program pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.

"Aspek ekonomi nelayan tidak perlu banyak modal untuk menangkap ikan karena jarak yang relatif dekat.  Peningkatan penghasilan nelayan penduduk sekitar yang didapat dari sewa perahu, alat pancing dll," beber Dyah
"Aspek sosial sikap (attitude) dan perilaku nelayan/masyarakat pesisir mengalami perubahan ke arah lebih baik akibat pengaruh wisatawan yang datang. Pengetahuan serta pola pikir masyarakat pesisir di sekitarnya menjadi lebih maju,"  tambah Dyah dalam webinar bersama BKNU Jatim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES